Postingan

Kacau

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Hidup kacau memang sering menampar telingaku. Tidak hanya sekali, tapi berulangkali. Walau begitu aku masih tetap berdiri di atas kaki sendiri. Menyulam impian diantara beribu hasrat terpendam. Ketika sadar diri, kembali, liku hidup senantiasa menyertai tiap insan di alam fana ini. Takkan bisa lepas selama nafas berhembus. Acapkali kacau jiwa jadi batu sandungan karena orang-orang tercinta turut tersulut api dengki mereka. Bertahta. Padahal mereka bukanlah penentu ketenangan rumah tangga kecil kami. Sungguh aku kecewa. Tapi nasi telah jadi bubur basi. Selebihnya hanya bisa melatih kesabaran setiap jam berlalu. Pasongsongan, 25/1/2021

Hakikat Cinta

Gambar
Hakikat Cinta Puisi: Yant Kaiy   perasaan cinta tiap manusia berbeda kisah suka dan duka ada terluka karena cemburu ada bahagia tetap setia   mengejar cinta agar sentosa bukanlah harta ataupun tahta tapi semata Tuhan Yang Esa abadi jiwa tentram selamanya   kuatkan iman biar tak sesat sujudkan hati biar tak resah.   Pasongsongan, 22/1/2021

Memprihatinkan, Desa Bindang tak Memiliki Kantor

Gambar
Kades Bindang, Juhairiyah. (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Pamekasan – Sampai saat ini Desa Bindang Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan tidak memiliki kantor. Juhairiyah sebagai Kepala Desa Bindang ketika ditemui penulis tidak memberikan komentar apa pun di kediamannya, Ahad (24/1/2021), tentang tidak adanya Kantor Desa.   Ia bergeming. Justru ia mengalihkan pembicaraan pada topik lain. Kantor Desa Bindang menempati salah satu ruangan yang menyatu dengan rumah pribadi Kepala Desa. Banyak pihak menyayangkan kondisi kurang kondusif ini, sebab terkesan kurang representatif layaknya sebuah kantor. Apalagi Kades Juhairiyah sudah dua periode menjabat. “Kami seringkali segan kalau mau ke Kantor Desa Bindang karena menyatu dengan rumah pribadi. Otomatis pelayanan terhadap masyarakat tidak maksimal. Ini semestinya tidak boleh berlarut-larut,” ujar salah seorang warga di desa tersebut. (Yant Kaiy)

Kepergian Pagi

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Aku tak dapat menyaksikan wajah terakhirnya ketika Ibu dinyatakan meninggal karena Covid-19. Tim medis sebagai pemegang kekuasaan terhadap pasien; apa ia terpapar virus memalukan atau tidak. Kenapa memalukan, karena Ibu dikebumikan dalam peti yang diturunkan ke lubang menggunakan tali. Tidak boleh ada manusia boleh menyentuh tubuhnya karena akan tertular. Menyedihkan. Aku terpaksa lari sekuat tenaga, menghindari jebakan sang penguasa. Ibu sebelum masuk ruang isolasi membisikiku: “Bila aku mati, kau harus pergi jauh… “ Pasongsongan, 24/1/2021

Therapy Banyu Urip Pasongsongan Akan Memiliki Gedung

Gambar
MS.Arifin bersama istri (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Kehadiran pengobatan alternatif berbahan herbal, Therapy Banyu Urip International di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep membawa angin segar bagi beberapa kalangan. Baik dari tokoh berpengaruh setempat, juga dari kalangan jurnalis dan LSM. Mereka tanpa henti memberikan dorongan agar pembangunan gedung segera selesai. “Sebelumnya memang gedung serba guna itu akan disewakan, tapi pasien Therapy Banyu Urip saban harinya membludak di sini. Mau tak saya pun akan mengalihkan ke lokasi lain pembangunan gedung serba guna tersebut. Fokus saya saat ini yakni merekrut tenaga ahli di bidang kesehatan,” tegas MS Arifin di kediamannya, Jalan Kiai Abubakar Sidik Pasongsongan tadi malam. Jumat (22/1/2021). CEO Therapy Banyu Urip ini menandaskan, kalau dalam rekrutmen tenaga kesehatan itu harus mengikuti pelatihan dulu. Tidak serta merta bekerja begitu saja. (Yant Kaiy)  

Usia Cinta

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Usianya seperti anak sulungku perempuan. Suamiku sudah pergi bersama perempuan lain, meninggalkan aku dan dua buah permata hati. Beruntung aku bekerja pada sebuah toko serba ada. Melupakan kenangan pahit dengan menyibukkan diri. Aku mengurainya bersama kesepian tak berpantai. Siapa yang mau dengan janda anak dua… Usianya seperti anak sulungku perempuan. Di mataku dia tampak dewasa, walau dia berjuang menaksir anakku. Tapi cintanya bertepuk sebelah tangan. Aku kasihan. Keseriusannya terungkap lewat bahasa santun, penuh harapan. Jujur. Ketika dia datang, anakku melenggang pergi terbang ke rumah teman kuliahnya. Terpaksa aku menemaninya. Lantas dia berpamitan, mencium tanganku, lengan, bahu, payudaraku. Dia menyusu seperti anak kecil.[] Pasongsongan, 23/1/2021

Pusat Pelatihan Therapy Banyu Urip International

Gambar
Apoymadura, Sumenep -   Konsep pembangunan gedung megah di Jalan Kiai Abubakar Sidik Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, direncanakan sebagai tempat Pusat Pelatihan Therapy Banyu Urip International. Lantaran ketika MS Arifin, CEO Therapy Banyu Urip International menakhodai sendiri Therapy Banyu Urip Pasongsongan, tiba-tiba pasien semakin ramai. Lahan parkir kendaraan roda empat dan roda dua tidak memadai lagi. “Rencana pembangunan gedung serba guna kita akan alihkan ke lokasi lain di Pasongsongan. Saya juga sudah membeli lahan. Kita menunggu selesainya bangunan gedung Pusat Pelatihan Therapy Banyu Urip. Setelah itu barulah saya akan menggarap gedung serba guna,” tegas MS Arifin setengah berjanji. Ketika ditanya, kiat apa yang bisa mendongkrak bisnis pengobatan alternaitf Banyu Urip Pasongsongan. “Kalau ingin sukses, berbagilah terhadap sesama. Membahagiakan orang lain akan menjadikan hidup kita selamat dunia-akhirat. Rejeki kita tidak akan tertukar dengan orang k...

Kesaksian untuk Therapy Banyu Urip Pasongsongan

Gambar
MS.Arifin (kiri) dan Muhammad Ali Hasan. (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Salah seorang pasien mata katarak dari Desa Ambunten Barat Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep, Muhammad Ali Hasan menjalani pengobatan di Therapy Banyu Urip Pasongsongan. Ketika hendak pulang, dia diminta komentarnya tentang teknik pengobatan alternatif tersebut. “Cespleng. Saya ditetes mata, agak perih memang. Tapi saya akhirnya sembuh total dari katarak dan tidak pakai kaca mata lagi. Saya kembali ke sini membawa para tetangga yang sakit. Ramuannya begitu manjur,” ucap lelaki berprofesi LSM dan jurnalis meniscaya. Jumat (22/1/2021). Dirinya sangat mengapresiasi kepedulian Therapy Banyu Urip Pasongsongan terhadap semua pasien dalam hal berbagi ramuan terhadap sesama . (Yant Kaiy)

Pasien Therapy Banyu Urip Pasongsongan Membludak

Gambar
MS.Arifin (kiri) memberi penjelasan pada para pasien. (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Kehadiran Therapy Banyu Urip International di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep ternyata diluar ekspektasi MS Arifin. Saban hari, mulai pagi sampai malam, pasien membludak. Tidak hanya dari Kabupaten Sumenep saja, tapi juga dari Kabupaten Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan. “Dahsyat. Jujur, saya tak menyangka kalau pengobatan alternatif Therapy Banyu Urip di Pasongsongan ini akan mendapat sambutan antusias dari masyarakat luas,” tegas CEO Therapy Banyu Urip International, MS Arifin kemarin. Kamis (21/1/2021). Penulis menyaksikan dengan mata kepala sendiri, kendaraan roda empat memenuhi lahan parkir yang disediakan, bahkan meluber keluar. (Yant Kaiy)

Pertemuan Topan

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Sekian lama aku tak bertemu dengannya di forum kajian agama di gedung elite. Aku susah beradaptasi dengan mereka para kaum intelektual, apalagi aku telah tahu banyak sepak terjangnya di arena kompetisi pemuja kaum berduit. Bukan aku membencinya. Tujuanku tak ingin larut akan permainan mereka di kehidupan nyata. Dulu aku mengaguminya, lantaran segudang prestasi pernah disandangnya ketika kami masih di bangku SMP. Tapi dikala acara ramah tamah di salah satu ruangan tergelar, tak ada sepotong kata terluncur dari bibirnya. Aku menjaga jarak. Dari ekor mata kuketahui, kalau dia sedang bersama suaminya. Aku tahu kalau ia menjaga penampilan agar terlihat anggun,   penuh pesona.[] Pasongsongan, 20/1/2021

Pintu Maaf

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy (1998) Ketika kematian mengancam jiwa kami sekeluarga, sontak kami pun menghindar. Tak ada segelintir manusia peduli. Kami tak ubahnya debu yang wajib disingkirkan dari kaca kemunafikan. Tokoh masyarakat, aparatur desa, lebih-lebih pimpinan lembaga pemerintah kecamatan turut serta memobilisasi masyarakat mengepung kami. Menguliti harga diri kami tanpa iba. Memberangus impian hidup rukun di tanah kelahiran tercinta. Berderai air mata perpisahan. (2000) Disalah satu sisi memang ada yang prihatin atas ketidakadilan itu. Kami terima dengan lapang dada, memetik hikmah dari kebencian mereka di tanah pengasingan. (2008) Mempersunting dara di desa kelahiran berbeda dusun. Kenangan hitam itu tetap terus dibawa sampai mati. Susah dibumihanguskan. Bibir mungkin masih bisa melepaskan senyum dan bermanis-manis kata terhadap mereka. Tapi pintu maaf di hati takkan terbuka selamanya.[] Pasongsongan, 20/1/2021

Rapat Konsolidasi MWC NU Pasongsongan

Gambar
Apoymadura, Sumenep – Untuk pertama kalinya Ketua MWC NU Pasongsongan, Ach Riyadi, M.Pd.I, melaksanakan rapat konsolidasi dengan beberapa lembaga NU di bawah naungannya. Seperti LDNU, LP Ma’arif NU, LPNU, LP2NU, Lakpesdam, Lesbumi, LAZISNU, dan lainnya. Menurutnya ini penting dilaksanakan karena telah diamanatkan dalam konferensi untuk membentuk kepengurusan dari lembaga-lembaga tersebut. Disamping itu, Ach Riyadi juga mengakomodir program kerja dari semua lembaga. “Saya yakin dengan kebersamaan dalam berkhidmat untuk umat, MWC NU Pasongsongan akan lebih baik. Sehingga kehadiran NU akan begitu berarti. Tidak sekadar ada, tapi bisa mewarnai seluruh sendi kehidupan manusia,” tegas Ach Riyadi dalam sambutannya. Rabu (20/1/2021). Dirinya sengaja meletakkan kegiatan rapat tersebut di salah satu pondok pesantren di Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan karena memang menjadi program kerja MWC NU Pasongsongan. “Jadi saya harapkan, setiap kegiatan apa pun yang berkaitan NU harus di l...

Macapat: Perspektif Kearifan Budaya Lokal Pasongsongan

Gambar
  Catatan: Yant Kaiy Seiring industri musik yang terus mengalami metamorfosis karena mengikuti kebutuhan pasar universal, seni musik pun stabil keberadaannya. Tak goyah oleh terpaan badai seni lain, justru ia bisa mengintimidasi dan menciptakan neo musik tersendiri serta fleksibel mengadopsi sen lain. Tak ayal musik pun berkembang tanpa terkendali. Ditambah para seniman musik yang senantiasa mengolaborasikan unsur-unsur budaya daerah setempat. Ada musik beraliran Melayu, dangdut, pop rock, band, keroncong, orkestra, dan lainnya. Realita ini mengakibatkan kearifan budaya lokal tergerus dengan sendirinya. Apalagi pakem budaya tetap dipertahankan oleh generasi selanjutnya, sehingga pelan tapi pasti budaya luhur peninggalan nenek moyang itu sedikit peminatnya. Ketua Lesbumi (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesai) Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, Akhmad Jasimul Ahyak akan mencoba membentuk perkumpulan macapat supaya kembali bergairah. Paling tidak bisa menam...

Melestarikan Macapat Pasongsongan

Gambar
  Catatan: Yant Kaiy Lesbumi (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep berencana akan menghidupkan perkumpulan macapat. Sebuah kesenian tempo dulu yang sempat merajai kebudayaan lokal dan bertengger sekian lama di pelataran seni. Apalagi keseniaan macapat tidak bertentangan dengan syariat Islam. Di dalamnya ada etika luhur, kisah hikmah bernada moral, pesan akhlak mulia untuk bersosial dengan lingkungan, dan lain-lain. Ketua Lesbumi Pasongsongan, Akhmad Jasimul Ahyak, banyak berharap agar keseniaan macapat tetap ada sampai kapan pun.[] Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura, com

Therapy Banyu Urip Pasongsongan Berbagi

Gambar
MS.Arifin sedang menerapi pasien sakit mata. (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Kehadiran Therapy Banyu Urip Pasongsongan Kabupaten Sumenep, tepatnya di Jalan Kiai Abubakar Sidik, mendapat sambutan antusias dari masyarakat sekitar. Termasuk masyarakat dari Kabupaten Pamekasan dan Sampang. Itu telihat dengan banyaknya pasien melakukan pengobatan gratis yang ditangani langsung oleh CEO Therapy Banyu Urip International, MS.Arifin. Selasa (19/1/2021). “Rata-rata pasien hari ini didominasi keluhan gangguan indera penglihatan, seperti buta warna yang katanya sulit disembuhkan. Tapi ramuan kami mampu mengembalikan penglihatan pasien jadi normal dengan ijin Allah tentunya,” tegas MS.Arifin. (Yant Kaiy)

Tergores Kecewa

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Aku tidak membencinya meski tidak mencintainya lagi. Tidak seperti dulu lagi karena luka itu masih membekas di jiwa. Sesungguhnya kesalahannya tidak fatal amat. Bukan hakku memberi pelajaran dengan bersikap begitu. Namun aku tak ingin dikemudian hari ia lebih dahsyat menikamku dari belakang. Biarlah jarak membatasi kedekatan yang melahirkan perbedaan pandangan. Rambut boleh sama, isi kepala tentu akan berbeda setiap insan. Saling menyapa padanya tetap terjaga diantara seutas senyum berbalut kepalsuan. Sejarah indah bersamanya tinggal puing-puing.[] Pasongsongan, 19/1/2021

Terkuak

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Kebenaran pasti terbaca walau takut diucapkan. Demikian juga kejahatan. Hanya proses waktu yang menjawabnya. Tidak bisa ditawar, tidak… Ini janji Tuhan, tertuang dalam kitab-kitabnya. Fakta sejarah jaman lampau bercerita pada generasi selanjutnya. Tidak akan tertukar Tuhan menilai mana merah dan hitam. Namun masih saja ada manusia bejat bersandiwara menjadi tokoh terhormat. Berkhianat demi dunia, acapkali melenakan, terlupa akhirat hidup abadi. Menukar kepercayaan umat dengan sepotong roti, mengikir marwahnya sendiri. Semakin dalam saja ia berkubang di genangan kotoran anjing. mengenaskan, menjijikkan.[] Pasongsongan, 19/1/2021

Tersembunyi

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Menyembunyikan profesi diri di mata mereka bagiku jalan bijak. Toh, mereka pada waktunya akan tahu juga siapa sesungguhnya diriku. Aku tak mau darah biru ini terbongkar. Cintaku pada Syifa menanggalkan ikatan keluarga. Apa kata dunia, jika anak dari kalangan tokoh agama jatuh cinta pada anak seorang pelacur. Tentu tamatlah riwayat terhormat kami. Aku   menghendaki Syifa juga dapat mereguk kisah hidup terhormat. Karena tak mutlak buah jatuh di dekat pohonnya. Bisa jadi buah itu jatuh di kotoran sapi karena terbawa burung malam.[] Pasongsongan, 19/1/2021

Menjelang Maut

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Ketika mereka berbondong-bondong menghunus pedangnya, mendatangi rumah kami di perkampungan asri nan damai, kami menghindar lari terbirit-birit. Tangis tak bersuara istri dan kedua anakku menyusuri lembah sepi. Tak ada bekal makanan. Tanpa tujuan. Lalu kami menjadi gelandangan di sudut kota. Kami menjadi pengemis tujuh tahun lebih tujuh bulan, penyambung hidup. Senantiasa memohon ampunan saban hari, penuh harapan kalau besok Dia akan membalas kesabaran dengan nikmat tak terbilang. Dari tetesan keringat sebagai peminta-minta, istriku menjadi tukang cuci. Berkembang ikhtiarku menjadi kuli bangunan. Anak sulungku jadi   tentara dan yang bungsu jadi bidan. Di saat ajalku tiba, mereka mengajakku pulang kampung halaman.[] Pasongsongan, 19/1/2021

Tren Positif Therapy Banyu Urip Pasongsongan

Gambar
MS.Arifin (tengah) dan Pasien. (Foto: Yant Kaiy) “Alhamdulillah, pasien kami tidak hanya dari Kabupaten Sumenep, tapi ada dari Pamekasan dan Sampang. Adalah sarana informasi dari sosial media yang gencar kami sebarkan, tanpa mengendorkan semangat dan harapan, akhirnya kehadiran kami di Pasongsongan mulai dilirik keberadaannya,” tandas MS. Arifin. Jalinan komunikasi lewat silaturrahim dengan tokoh-tokoh penting berpengaruh di wilayah Pasongsongan dan organisasi kemasyarakatan oleh MS.Arifin terus digalakkan. Kiat sukses ini penting untuk diimplementasikan agar Therapy Banyu Urip Pasongsongan menjadi pilihan utama bagi pasien takut operasi. (Yant Kaiy)

Wawancara

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Sudah beribu orang aku wawancarai didalam mengungkap fakta pada peristiwa demi peristiwa. Menguraikan bait kalimat sejelas mungkin agar tiada dusta diantara mereka. Bahwa kebenaran akan terang benderang, demikian pula kejahatan. Acapkali uang dalam amplop jadi penyumbat kebenaran. Nurani kadang berontak ketika keadilan berpihak pada orang-orang berduit. Padahal di sudut pelosok kampungku berserakan realitas hidup yang patut diangkis ke permukaan publik. Tapi sensasi tokoh memberangusnya, hingga batang hidung kaum lemah tertutup kabut tebal. Tak terlihat meski dekat.[] Pasongsongan, 18/1/2021

Menikam dari Belakang

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Dia sesungguhnya tahu arti kata sakit hati. Derita akan senantiasa menyiksa batin. Bahkan kalau parah akan mengakibatkan gangguan jiwa. Tiap insan pasti pernah mengalaminya. Nah, seberapa besar kadar sakit hati itu mengoyak perasaan. Dan seberapa besar pula sikap bijak dalam mengurai masalah tanpa airnya tercemar, sehingga ikan pun mudah ditangkap. Kalau saja dia bisa memahami makna rinduku, tentu tidak akan seenak perutnya melampiaskan unek-uneknya pada orang ketiga. Sebab aku wanita, rentan tersudut akibat kata-kata tak terpelajar.[] Pasongsongan, 18/1/2021

Luka Membusuk

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Kenangan cinta bersamanya terlukis indah. Manis lebih dari gula pasir. Kami reguk setiap tetesan peluh ranjang pengantin. Kami bukan tidak diajari buruknya syahwat terumbar, menyapu liar pada desah. Desir darah membakar jiwa. Menerjang segala apa yang ada. Dia menciumi sekujur tubuhku. Memohon pertarungan selanjutnya. Namun amunisiku tak ada lagi. Tuhan telah mendesain kemampuan manusia. Sangat terbatas. Kedok selingkuh terendus. Kami tak berdaya. Berondong cemooh terus menghujaninya sehingga siang seperti malam saja.[] Pasongsongan, 17/1/2021

Pertemuan Sejarah

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Namanya sudah masyhur diantara bintang demi bintang. Pergaulannya kaum hedonisme; pemuja dunia dan kesenangan sesaat. Para tokoh politik senantiasa memanfaatkan kepiawaiannya dalam menggalang massa lantaran talenta dia diakui kaum seluruh isi alam fana ini. Tak terlintas sebelumnya kalau dia akan mengenalku lewat goresan sastra di mass media. Dia pernah mendengar namaku, tapi aku mengenalnya utuh. Pada titik kepopulerannya, dia terjungkal akibat ulah keping dosa. Musnah berpuluh tahun kebajikan, raib berganti neraka. Penyesalan pun tak terelakkan. Hari-harinya mengenaskan. Tak ada lagi teman di meja makan. Epilog tragis mengguncang impian musim.[] Pasongsongan, 17/1/2021

Respons Kades Pasongsongan terhadap Anak Buahnya

Gambar
Kades Pasongsongan, AS. Harianto bersama keluarga. (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Kepala Desa Pasongsongan, AS.Harianto sangat tergugah terhadap nasib naas menimpa Kadus Pakotan yang terjatuh dari tangga saat memperbaiki lampu jalan di daerahnya. Jatuhnya Ahmad Samhaji (Kadus Pakotan) akibat tersengat aliran listrik. “Saya pribadi punya atensi besar dengan peristiwa malang ini. Jujur saja, saya banyak tahu tentang kerja Ahmad Samhaji buat warga masyarakatnya. Dan, saya berharap agar ia lekas sembuh supaya bisa beraktivitas seperti sediakala,” harap AS.Harianto pada apoymadura.com. Sabtu (16/1/2021). Dirinya menambahkan, etos kerja Kadus Pakotan bagi segenap warganya patut dicontoh oleh perangkat desa lainnya. (Yant Kaiy)

Santunan Anak Yatim dan Pengobatan Gratis

Gambar
MS.Arifin memberikan santunan anak yatim. (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Tiada hari tanpa beramal, kira-kira demikian yang dilakukan MS. Arifin, CEO Therapy Banyu Urip International di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Seperti kemarin, Jumat (15/1/2021), MS. Arifin memberikan pengobatan gratis pada beberapa pasien yang datang ke rumah barunya di kawasan Jalan Kiai Abubakar Sidik Pasongsongan. Pada sore hari, ia memberikan santunan   kepada anak yatim, bertempat di Masjid Al-Ikhsan Dusun Lebak Pasongsongan. Suasana di Masjid Al-Ikhsan saat penyerahan santunan. (Foto: Yant Kaiy) “Kami dari Therapy Banyu Urip Yogyakarta menjadi donatur tetap pada yayasan anak yatim di sini. Kebetulan saya pulang kampung, jadi penyerahan bantuan saya yang lakukan sendiri,” terang MS. Arifin. Ia juga mengajak kepada anak yatim berjumlah 65 orang itu supaya senantiasa jangan berkecil hati dalam menatap hari esok. (Yant Kaiy)

Kadus Pakotan Kesetrum Saat Perbaiki Lampu Jalan

Gambar
Ahmad Samhaji tampak berbaring. (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Nasib naas menimpa Kepala Dusun (Kadus) Pakotan Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, Ahmad Samhaji, ketika dirinya memperbaiki lampu jalan tiba-tiba kesetrum dan jatuh dari tangga. Beruntung tidak menyebabkan patah tulang atau cedera kepala. Selasa (5/1/2021). Seperti biasa, Kadus Pakotan Ahmad Samhaji kalau ada lampu jalan mati langsung diperbaiki. Perhatiannya terhadap penerangan lingkungan sangat luar biasa. “Pada saat hendak memegang kabel berisolasi, saya pikir aman-aman saja. Ternyata isolasinya ada yang mengelupas. Otomatis saya hilang keseimbangan ketika tangan dialiri setrum. Saya jatuh dari ketinggian empat meter lebih,” cerita Ahmad Samhaji di rumahnya. Jumat (15/1/2021). Tampak ia terbaring lemas menahan nyeri otot karena ada beberapa bagian tubuhnya yang lebam akibat benturan. (Yant Kaiy)

Sederhana

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Aku mengaguminya karena pada dirinya melekat banyak kesederhanaan. Bukan dia tidak mampu membeli baju mahal seperti artis. Dia juga bukan tidak bisa membeli kendaraan mewah layaknya pengusaha sukses. Bahkan dalam hal makan dia lebih memilih menu makanan menyehatkan ketimbang mengenakkan. Meski dari keturunan orang kaya dengan segudang prestasi keilmuan, dia tidak pernah membeda-bedakan teman. Dia lekas akrab dengan siapa pun. Suatu hari, ketika aku terlanjur mengungkapkan perasaanku. Pada sikapnya tidak terjadi perubahan apa pun. Dia diam seribu bahasa meski aku terus membombardir pertanyaan.[] Pasongsongan, 15/1/2021

Contoh Surat Permohonan Penerbitan Novel

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Segala cara saya lakukan demi mendapatkan biaya penerbitan novel. Saya sudah mempersiapkan mental untuk ditolak.   Novel dengan panjang rata-rata sekitar 100 halaman folio diketik manual. Ada lebih dari 200 judul yang sudah saya bikin. Sampai saat ini hanya ada beberapa novel telah diterbitkan. Dan uangnya saya sumbangkan pada sebuah masjid. Jika Anda berminat, silakan menghubungi   saya. Berikut contoh surat permohonan yang saya buat:       Sumenep,   07 April   2017   Kepada, YTH. Bapak/Ibu Di   :                                                                     ...