Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Mike Tyson Akan Diadili

  Mike Tyson (Foto: independent.co.uk) Artikel Olah Raga: Yant Kaiy Dalam persiapannya menantang Sang Juara Evander Holyfield yang semula direncanakan 8 Nopember di Caesars Palace Hotel, Las Vegas, Nevada, ternyata harus ditunda . K arena Tyson tanggal , 27 Januari 1992 akan disidang atas tuduhan memperkosa seorang gadis. Ia juga dituntut ganti rugi 11 juta dollar oleh wanita yang menuduh Tyson memberinya seorang anak sebagai hasil hubungan intim mereka. Apabila tuduhan tersebut terbukti benar, maka Tyson akan menghabiskan sisa hidupnya selama 63 tahun. Tidak main-main ancaman itu. Tyson sendiri dimasa mudanya telah berkali-kali dijebloskan ke penjara, baik penjara anak-anak maupun penjara semi orang dewasa yang dirasa amat berat baginya. Tetapi kalau waktu itu dia masuk penjara karena mencuri atau berkelahi, atau kalau ada hubungannya dengan wanita, paling hanya menggoda. Tetapi tuduhan kali ini adalah memperkosa. Dan yang diperkosa adalah peserta Miss Black Ame

Jalan Kesembuhan: Therapy Gondowangi Bondowoso

Supriyadi, owner Therapy Gondowangi Bondowoso Apoymadura, Bondowoso – Pemanfaatan ramuan tradisional ternyata cukup efektif menyembuhkan berbagai macam penyakit tergolong kelas berat. Seperti produk Ramuan Gondowangi yang bisa menyembuhkan stroke, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, kencing batu, kolesterol, dan lain sebagainya. “Banyak diantara pasien kami yang datang ke tempat praktek sembuh permanen setelah mengonsumsi Ramuan Gondowangi. Umumnya mereka yang sudah berobat kemana-mana tapi gagal,” terang Supriyadi kepada apoymadura.com. Minggu (1/11/2020). Ditanya soal harga ramuannya, Supriyadi menjelaskan kalau harganya cukup terjangkau. “Walau ramuan kami harganya murah namun tidak murahan. Sebab Therapy Gondowangi cenderung lebih banyak berbagi pada sesama ketimbang berbisnis. Satu botol isi 1500 ml harganya tidak sampai Rp 100.000,-. Ramuan Gondowangi asli herbal, tanpa bahan kimia,” tambahnya mengakhiri perbincangan. (Yant Kaiy)

Mengenal Therapy Gondowangi Bondowoso

Supriyadi Owner Therapy Gondowangi (kiri) bersama Yant Kaiy dari apoymadura.com. Apoymadura, Bondowoso – Nama Therapy Gondowangi bagi sebagian besar masyarakat Bondowoso dan sekitarnya sudah tidak asing lagi. Sudah ribuan pasien pengidap penyakit berat menjalani pengobatan yang menggunakan ramuan asli daerah setempat. Mulai dari pejabat pemerintah sampai rakyat biasa tertolong sembuh dari penyakitnya. Supriyadi pemilik Therapy Gondowangi beralamat di Desa Mengok RT.04/RW.01 Pujer Bondowoso ini mengobati pasiennya dengan sistem therapy minum, therapy tetes, dan therapy refleksi. “Dalam ramuan kami tidak terkandung bahan-bahan kimia. Insya Allah tidak akan berefek samping. Aman. Mulai dari balita sampai manula bisa mengonsumsi ramuan kami,” ujar Supriyadi di kediamannya sambil menangani seorang pasien dari Situbondo. Sabtu (31/10/2020). Bagi pasien dari luar kota, Supriyadi menyediakan rumah kosong untuk ditempati gratis yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Tujuannya agar pasien b

Sebuah Kedukaan

  Sebuah Kedukaan Puisi: Yant Kaiy   tarianku takkan pernah berhenti semasih nyawa di raga diamku bukanlah kemalasan semata, tapi anganku tetap berjalan merinci apa yang a kan terjadi besok terhadap nasib diri tak salah bila manusia sepertiku menatap jauh lurus ke depan mengoreksi pada tubuh berlumur do s a selama mengarungi kehidupan   kembang jagung bercanda dengan angin musim di kembara jiwaku serbuk sarinya berjatuhan terkulai tak berdaya ke tanah becek nyata nya keindahan itu buah angan semata sudah sejak semula kumelangkah menebak nya akan terjadi begini kembang jagungku mengurai berjejalnya penyesalan memenuhi akar hidup pencari ses uatu yang membuat melihat   kuperbaiki gerakku menuju pintu kebahagiaan segenap umat di dunia mungkin dapat mengobati kepedihan mengarungi perjalanan.   Madura, 09/12/ 19 92

Kidung Menjelang Tidur

  Kidung Menjelang Tidur Puisi: Yant Kaiy   malam begitu cerah menyinariku tanpa tedeng aling - aling ke alamku entah mengapa langit cerah ini tak bermendung kebimbangan meski tak sebulat bulan saat ini segala citaku menelusuri kebencian hanyalah kebesaran tekadku tampak berseri sepanjang malam bak rembulan mengajakku berpesta atas kemenangan nyanyian merdu ku bukanlah pelipur segala telinga nyatanya alam te lah menelantarkanku j auh tanpa batas pandang sampai kutak mungkin mengembalikan pandangan bola mataku yang ada hanyalah betapa sucinya niatku pada se s ama walau di mata banyak kaum adam aku bukanlah sebaik raja nan adil betapa tersinggungnya naluriku, malu pada sang rembulan ya, hanya barangkali anggapanku yang jauh melenceng   seakan tak ada kebaikan selama ini jadi perbuatanku berulangkali kumencoba memahaminya , tersapu pandanganku siapa tahu di sana dapat kugenggam setakir inspirasi buat puisi lensa mataku tak terasa menemukan permat

Nisan Tak Berbicara

  Nisan Tak Berbicara Puisi: Yant Kaiy   ku g embalakan kambing - kambingku sembari merokok dudukku merenungkan nasib tak pernah berubah barang sejengkal pun sedikit rasa kecewa menelantarkan naluri melamunkan sesuatu mengucur air mataku tanpa terasa memandangi nisan - nisan sekitarku di sana terbujur s osok dulunya menggugah perasaan manusia sesama dari sifatnya nan penuh mengundang perhatian serta kasih sayang lantaran mereka juga miliki sifat seperti milikku   terungkit lagi akan dosa selama menelusuri liku hidup tiada terbayangkan sebelumnya akan dosa menyiksa nanti setelah maut merenggut nyawa , terbujurlah seorang diri menikmati pelangi kesepian sungguh kesakitan tiada tara tak ada upaya dapat menolong dari panas api neraka hanya sesal begitu terlontar tiada artinya   kupandangi nisan tempat mengembalakan kambing sejujurnya kuakui, tak pernah diri membaca ayat suci Al-Quran di atas terbujur orang - orang yang menjadikanku kadang tim

Syukur

  Syukur Puisi: Yant Kaiy   tak pernah kubayangkan sebelumnya memang kebiasaanku tak mengingat apa yang a kan terjadi nafsu bekerja mati - matian bergelora di dada tiada semboyan beristirahat di rindangnya lamunanku aku tak dapat memalingkan wajah manakala kedahsyatan bahagia menghujam , mengkristal sedemikian rupa hanya kalimat syukur yang kupersembahkan ke hadirat I lahi aku tak se pintar orang - orang lazimnya berdoa memangnya aku bukanlah manusia keturunan ulama kondang ayahku petani yang bekerja di bawah terik matahari saban hari ibunda tukang masak memenuhi selera makan kami rupanya T uhan mengabulkan untaian doa , sekian lama kami … menengadahkan wajah mengharapkan tetesan hujan tercurah aku bersyukur atas limpahan nikmat tak ternilai   kadang di hati timbul prasangka macam- macam sehingga kusering jadi bulan - bulanan atas prasangkaku sendiri sungguh banyak dosaku di perjalanan melelahkan jiwa fikiranku kacau membuncah dalam angan tak ten

Kesepian Asmaraku

  Kesepian Asmaraku Puisi: Yant Kaiy   seketika kumerasa kesepian akan cinta dari seorang dara sudah sekian lama kudalam kesend iri an menyiksa batin tak mampu membendung air mata mengalir saat dia di pelaminan masih lekat di kelopak mata saat dia tersenyum mesra seolah melupakan pedih saat kesendirian seakan melepaskan janji setianya kepada kesunyianku aku tak dapat berbuat banyak menghalau kidung lara   bila kesepian menggelegak menyiksa sekujur tubuh kemudian timbul anganku un tuk bermain asmara sepanjang malam sekejap kurindu akan belaian tangan - tangan lembut kemesraan adalah cita terpendam dari rasa takut mencekam kurindu akan masa lalu sanggup mengairi kegersangan jiwa   kekasih yang telah pergi, kutak dapat menjemputmu lagi di penantian ini haruskah aku mencari pengganti selain darimu ? kalau kau tahu akan se s aknya penderitaanku barangkali maafmu takkan mampu membayar kepedihanku tak kusangka janji-janjimu adalah buah penderitaa

Kidung Malam Kegersangan

  Kidu ng Mal am K egersangan Puisi: Yant Kaiy   entah sudah berapa lama r agaku terbaring dan mulutku berkali-kali menguap namun mata enggan untuk dipejamkan begi tu sa ja lantaran in tuisi ku mengembara ke buana menakjubkan malam dingin tiada berbintang mengurungku erat-erat seolah tak memberiku kesempatan barang sedetik pun sungguh keraguan bermandikan peluh kepastian   sesekali kubangkit dari pembaringan men yelam i gersang suasana hanya suara - suara burung malam di perkampunganku nan asri kuterus berjalan mengarungi peta duniaku hanya angan lamunank u terperosok k e rerumputan tersiran halimun malam terasa mencekam meng uli ti raga hampir terluka barangkali aku akan terus b egini? si s a - sisa menanti ter cura h imajinasiku ke b enak dan larut malam mata tak dapat terpejam sempoyongan tak terkendali lagi arah jalan setapak berduri pijakanku tinggalkan jejak mengenaska n, debu menempel di kemejaku beling kaca asmara mulai bangkit

Kerja Tak Mengenal Lelah

Kerja Tak Mengenal Lelah Puisi: Yant Kaiy   tak pernah kuhiraukan akan keletihan menggerogoti raga semasih intuisi mau mengembara di alam fana tak pernah kuhiraukan akan cemooh mereka sepanjang jalan semasih kampung anganku terus bernafas tiada rasa kemalasan semasih tangan bisa bergerak   aku memang tak pernah dibiasakan dengan kedua orang tuaku un tuk hidup bergelimangkan harta menyesatkan fikiran bagiku kerja menyehatkan raga, justru kemalasan datangkan penyakit aku tak tahu bagaimana cara menguraikannya lewat kalimat baik meski mulut seolah menganga menadahkan kepastian tak menentu aku terus menelanjangi kebimbangan kian menyiksa tak ubahnya sampan berlayar tanpa haluan mengarungi riak intuisi menampar jiwa berkelebat tanpa tedeng aling - aling sejuk terasa di benak tak mempan tombak - tombak cemooh ke pori raga keletihan bukanlah gemacam aral menerobos cita menganga   kuterus bekerja tanpa mengenal lelah barangkali suatu kemustahilan me

Minggu Kebimbangan

  Minggu Kebimbangan Puisi: Yant Kaiy   keinsyafan benar - benar menjadi milik kami yang kian senggara sisa tangis masih mengurung kegersangan melanda perkampungan kedukaan menjadi buah bibir tanpa batas penghalang bergetar batin merenungi nasib tak tentu rimbanya sesekali kumenguak suasana, berjalan tanpa tujuan apa benang persahabatan kutambatkan kepada asa tersisa tak kutemukan hakikat hidupku sejujurnya lantaran kebimbangan akan langkah kaki tergambar jelas di bola mata men yulam sisa gairah mentari pagi menyinari sepuasnya kutak kua s a menolak apa pun, namun sesekali kumenepisnya tak lebih dari sebuah arca berdiri kaku di persimpangan jalan   pagi ini kutak lebih dari manusia terpuruk do s a kar e na saban hari ku s elalu terlambat sembahyang meski kerja tak menghasilkan apa - apa penunjang hidup hati tidak pernah merasakan galau menelusuri lukisan hidup berliku hanya kuterus berjuang tumbangkan resah.   Madura, 06/12/ 19 92

Petir

  Petir Puisi: Yant Kaiy   s esekali kilat cahaya menampar ketenangan kami merokok kebimbangan berbaur kere s ahan menelanjangi suasana namun apa yang sudah terjadi tak usah di se s ali barangkali kita punya keping dosa mesti ditebus nyawa atau harta sebagai tumbal meredakan amarahnya   kududuk seorang diri dalam lingkup ketakutan mendera tak ada teman sebagai pelampi as an atau semacam tempat mengadu hanya merenungi maut kian tera s a dekat bersama derasnya hujan menggelegak berdetak keras jantungku mengarungi kebimbangan jati diri orang - orang sekitarku ramai membaca kalimat - kalimat suci penolak kutuk an tiada henti mulut mereka mengabarkan peristiwa buruk tak terkehendaki bagi kita semua di alam fana k ar e na semua orang tahu, maut adalah s egala - galanya memang semua orang tak mau mati sebab mereka masih menumpuk rencana di lemarinya   kuter s entak dari ketenangan mengarungi mendung halilintar diselingi tawa terbahak - bahak alam

Balada Perjuangan

  Balada Perjuanga n Puisi: Yant Kaiy   barangkali kita takkan pernah mendapatkan kasih sayang sepuas jiwa dari pelitnya mereka demi menjaga wibawanya mati - matian terlantar bukanlah masalah bagi kita mengkeokkan keteguhannya bertekad jalan satu - satunya nan pasti di alam fana berdebu jiwa memang seribu satu kemungkinan kita harapkan dari bengisnya dia biar kita tak dapat secuil pun asalkan tak jadi santapannya menyerahkan segala tekad kita semula? tidak … sampai titik darahku takkan mungkin terjadi, kecuali hanya T uhan berke hendak lain kita pantang menyerah dengan kebenaran tergenggam jelas taktik un tuk meruntuhkan mereka bukan satu cara mudah butuh segudang kegersangan alam biar kita s ama - sama mampus mustahil mendapat apa yang kita impi kan selama mentari masih ada   hidup kita terlalu sarat akan penderitaan, kawan... kita sama - sama ingin merasakan kasih sayang sejati di situ berulangkali kita terjungkal tiada artinya kemudian kita b

Sahabat Senasib

  Sahabat Senasib Puisi: Yant Kaiy   lewat gerimis senja nan gundah kutambatkan kekecewaanku padamu kar e na kurasa dikaulah sahabatku paling mengerti akan duniaku yang penuh tangis hati banjir darah selama kaki masih berayun pasti menapaki bebukitan jiwa bak tertusuk belati dari gencarnya persaingan sampai kita terlempar dari pergaulan kita sehari hari mungkinkah kita takkan pernah sukses menggapai cita? namun kau teguhkan juga hatiku lewat cerita - cerita pelepas lara sampai kita terlelap dari tidur mengarungi keletihan tubuh atau sesekali kita menghiasi kamar kalbu dengan gitarmu! kendati tak gepotong rembulan mau menyinari kebersemangatan kita tapi kau terus merangkak di kesunyian malam dengan suara gitarmu kita sama aku puas dengan keberanianmu, aku bangga dengan tekadmu meski kita sama - sama terlempar ke jurang tak begitu dalam ketabahannya tak mampu mengalahkan kebersemangatan kita lantaran kita   satu tekad menumbangkan bentuk keegoisan k

Di Ujung Jembatan

Di Ujung Jembatan Puisi: Yant Kaiy   riak air di bawahku mengundang selera menatapnya ada bayangan alam nan asri tergambar buram menakjubkan seketika anganku kembali dari pengembaraan jauh manakala angsa mengusik ketenangan lukisan alamku pedih mengiris membawa kesumpekan bertelanjang naluri segera kuberlalu menanti musim a kan berganti dalam derasnya hujan atau penyesalan menendang ketabahanku tanpa ampun serta maaf barangkali takkan mungkin jati diriku terpelosok ke lembah - lembah? hanya doa sebagai ragam penyesalan terlepas dari sangkarnya semacam mendekatkan diri di balik hujaman kata bukan - bukan dari mulut ke mulut sampai terlepas ke gunung berhutan lebat bathinku tak kurasakan melangkah di atas jalan setapak yang terasa hanya luapan bahagia, mungkin? aku tak dapat menguraikannya dengan kalimat indah   sahabat, yang pernah menemaniku dalam mengarungi duniaku ini barangkali hanya engkaulah tempatku menambatkan impian yang sekian lama te

Angin Musim

  Angin Musim Puisi: Yant Kaiy   kucoba menghindari terpaan angin mu s im di balik jiwa rapuh hembusan nya membisikkan nasihat membangun sejumput harapan pasang - surut se nantiasa terjadi pada setiap orang kita tak dapat mengeluh kecuali kepada T uhan penguasa alam fana sehingga kedukaan aus begitu saja terjilat sengat matahari pengembaraanku berisyarat pergantian kebimbangan tanpa mengundang asa berbalut duka. musim menggugurkan kekecewaan dari derasnya air mata menitik di pipi kesibukan kerja petani bagian panorama hidupku lukisan alam menghijau tergambar jelas di pelupuk mata tercengan g menatap semua alam perkampunganku terbawa arus sungai duduk seorang diri juga tak nyaman yang bertemankan gundah   kambing - kambingku terlihat jelas dalam resah berkepanjangan kulayangkan lamunanku mengopeni bebukitan di sebelah selatannya angin terengah- engah mengalir sepanjang jalan berbatu dengan nafas ter sengal bersinar keberanianku mengalunkan nya