Kidung Menjelang Tidur
Kidung Menjelang Tidur
Puisi: Yant Kaiy
malam begitu cerah menyinariku tanpa tedeng aling-aling ke alamku
entah mengapa langit cerah ini tak bermendung kebimbangan
meski tak sebulat bulan saat ini segala citaku menelusuri kebencian
hanyalah kebesaran tekadku tampak berseri sepanjang malam
bak rembulan mengajakku berpesta atas kemenangan
nyanyian merduku bukanlah pelipur segala telinga
nyatanya alam telah menelantarkanku jauh tanpa batas pandang
sampai kutak mungkin mengembalikan pandangan bola mataku
yang ada hanyalah betapa sucinya niatku pada sesama
walau di mata banyak kaum adam aku bukanlah sebaik raja nan adil
betapa tersinggungnya naluriku, malu pada sang
rembulan
ya, hanya barangkali anggapanku yang jauh melenceng
seakan tak ada kebaikan selama ini jadi perbuatanku
berulangkali kumencoba memahaminya, tersapu pandanganku
siapa tahu di sana dapat kugenggam setakir inspirasi buat puisi
lensa mataku tak terasa menemukan permata alam menakjubkan
segera kutulis dengan kalimat-kalimat sepuitis kata asmara
kuakui sejujurnya, memang aku takkan kuasa mencatat segalanya
hanyalah angan dan lamunan mampu ciptakan suasana menawah hati
betapa tersiksanya jiwa dalam kesulitan mencari sesuap makan
karena saban malam kuhanya melamun dan bermenung
siapa mau membeli, satu pun takkan ada berminat
lantaran mereka tidak kesemuanya memahami akan perjalananku
bukankah kenyataan lahir dari gairah diri sendiri?
tiba-tiba gairahku tinggi akan hasrat
musim pancaroba
hal ini memang tidak nyata, barangkali dari episode itu ternatal ide
aku tak dapat membencinya, semua kenyataan yang terjadi padaku
hanyalah nafsu cukup tinggi dapat mencapai rembulan
membidiknya pakai panah asa mengapuri kebimbangan serentang usia
sebab nyanyian malamku telah berganti musim
perjuangan hidup
sementara biarlah kuukir ragaku dengan tato angan
menjelang pagi yang seolah tiada arti.
Madura,
08/12/1992
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.