Di Ujung Jembatan
Di Ujung Jembatan
Puisi:
Yant Kaiy
riak air di bawahku mengundang selera menatapnya
ada bayangan alam nan asri tergambar buram menakjubkan
seketika anganku kembali dari pengembaraan jauh
manakala angsa mengusik ketenangan lukisan alamku
pedih mengiris membawa kesumpekan bertelanjang naluri
segera kuberlalu menanti musim akan berganti dalam derasnya hujan
atau penyesalan menendang ketabahanku tanpa ampun serta maaf
barangkali takkan mungkin jati diriku terpelosok ke lembah-lembah?
hanya doa sebagai ragam penyesalan terlepas dari sangkarnya
semacam mendekatkan diri di balik hujaman kata bukan-bukan
dari mulut ke mulut sampai terlepas ke gunung berhutan lebat
bathinku tak kurasakan melangkah di atas jalan setapak
yang terasa hanya luapan bahagia, mungkin?
aku tak dapat menguraikannya dengan kalimat indah
sahabat, yang pernah menemaniku dalam mengarungi duniaku ini
barangkali hanya engkaulah tempatku menambatkan impian
yang sekian lama terpendam di bumi yang kian hampa udara
terjilati knalpot pemerih mata makhluk bernyawa
tak terbayangkan betapa terharunya hati ketika kampungku berpolusi
tradisi modernisasi menembus dinding tanpa takut dan was- was
sesekali mata tak dapat memungkiri peristiwa apa yang bakal terjadi
akankah burung-burung kesayangan kita mati?
akankah anak cucu kita satu demi satu terkapar tak berdaya?
aku akan tetap menanti kepastian ini hingga akhir hayat
di atas jembatan kudapat mengawasi wujud kecomberan.
Madura, 05/12/92
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.