Tandus
Get Google Pentigraf: Yant Kaiy Dedaunan berhamburan tatkala sepeda motor yang dikendarai gadis berusia dua puluh satu lewat. Tonah tak mempedulikannya. Ia terus berjalan menyusuri jalan dusun menuju kediamannya. Hatinya begitu kacau. Ketika ada di kamarnya, ia langsung membaringkan tubuhnya sembari memejamkan mata. Napasnya terasa sesak. Sungguh tak menyangka kalau dirinya tidak lolos seleksi, padahal nilai tesnya cukup tinggi. Ia marah seorang diri. Ada yang salah ini, pikir Tonah. Keesokan hari, pagi-pagi sekali Tonah mendatangi sekretariat penerimaan mahasiswa. Ia menanyakan keabsahan pengumuman di papan informasi. Seorang lelaki tersenyum padanya sambil berkata, “Kalau bumi tandus harus disiram pakai air, Mbak. Panitia di sini bukan malaikat yang tidak suka duit.” Pasongsongan, 31/3/2020