Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2023

Torehan Prestasi SDN Panaongan 3 Pasongsongan di Dunia Pendidikan

Haji Rusdi menyerahkan uang pembinaan terhadap salah satu murid SDN Panaongan 3 Pasongsongan Sumenep. [Foto: Yant Kaiy] apoymadura.com  - Dua Murid SDN Panaongan 3 Kecamatan Pasongsongan Sumenep Madura atas nama Siti Aisyah dan Moh Hasan Basri lolos dalam ajang OSN (Olimpiade Sains Nasional) Tingkat Kabupaten. Mereka berhasil menenggelamkan impian sekolah favorit yang berada di perkotaan. Keduanya melenggang ke OSN Jawa Timur beberapa bulan lalu. Torehan prestasi kedua murid tersebut menjadi kado terindah bagi keluarga besar sekolah yang berada di pelosok desa ini. Walau lokasinya agak terpencil, tapi semangat belajar para muridnya patut diapresiasi. Sebagai bentuk penghargaan sekolah terhadap mereka berdua, Kepala SDN Panaongan 3 mengundang kedua wali muridnya untuk hadir diacara rutin upaca bendera. Senin pagi (31/7/2023). “Selesai upacara bendera, kami menyerahkan uang pembinaan kepada kedua murid tersebut. Uang pembinaan itu berasal dari Dinas Pendidikan Kabupa

Dirgahayu RI ke 78

Seperti biasa, tiap HUT RI selalu dimeriahkan berbagai kegiatan lomba. Lomba dimaksud untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa besar dalam kemajemukan suku dan budaya. Kemeriahan lomba sebagai wujud gerakan mengikis perpecahan diantara sekian banyak perbedaan. Demikian juga yang berlaku di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Pada Hari Kemerdekaan RI 2023 kali ini, kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pamekasan tersebut juga akan menggelar beraneka lomba. Mulai dari lomba serius yang membutuhkan skill khusus hingga lomba partisipatif atau sekadar lomba hiburan. Rapat persiapan lomba digelar medio Juli kemarin. Koordinator dan anggota panitia bidang olah raga dan kesenian segera dibentuk. Susunan pengurusnya dipilih dari mereka yang punya kompetensi dan dedikasi terpercaya. Tujuannya agar peringatan HUT RI tidak ternodai oleh perilaku najis oknum tertentu. Kenapa begitu? Kita tahu anggaran Agustusan ini dananya sebagian diambil d

Budaya Gila Indonesia

Catatan: Yant Kaiy Sungguh keterlaluan. Budaya gila telah menjadi tradisi di Indon esia. Demi memperkaya diri sendiri, ia menceburkan harga dirinya ke lembah nista. Menghalalkan segala cara karena cinta dunia. Saat ini jual beli jabatan di lingkungan instansi pemerintah dan swasta sudah bukan rahasia lagi. Sistem titip, sogok sana-sini, potong gaji beberapa bulan setelah bekerja, nepotisme dan entah apalagi sinonimnya, semua telah mewarnai negeri ini. Uang jadi raja, membudaya disegala aspek kehidupan kita. Lebih miris, memilih sekolah favorit bagi seorang siswa wajib pakai duit bila otaknya lemot. Kalau tidak, pasti terdepak. Benar-benar gila. Beasiswa hanya sebagai upaya gerakan pembersihan diri. Sekadar menutupi aib. Sedangkan jalur prestasi diisi mereka yang punya talenta nomor wahid. Tujuan akhir, lembaga pendidikan tersebut nanti turut terangkis dari degadrasi pencetak siswa terbaik. Peringatan keras dari penegak hukum dan kebenaran tak mampu memberangus buday

Sumur Bor dan Mitigasi Bencana Dampak Kekeringan

Catatan: Yant Kaiy Awal Juli 2023 kemarin memang sempat turun hujan dua kali berturut-turut di sebagian besar Kota Keris Sumenep. Tapi beberapa dusun bagian selatan Desa/Kecamatan Pasongsongan Sumenep hanya gerimis. Tak ayal kekeringan pun melanda. Sumur milik masyarakat hanya cukup untuk minum, cuci dan kakus. Di dusun ini mayoritas warga masyarakatnya petani tembakau. Air menjadi barang paling berharga sebagai penentu memperoleh pundi-pundi cuan. Saat ini elegi petani tembakau terdengar pilu. Mengiris relung kalbu. Namun semua adalah kehendak-Nya. Manusia hanya bisa memanjatkan doa. Sementara sumur bor bantuan pemerintah yang menghabiskan dana puluhan bahkan ratusan juta rupiah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Mangkrak. Hanya jadi bukti kisah fiksi belaka, bahwa pemerintah memang punya atensi besar terhadap dampak kekeringan saat musim kemarau. Padahal jika dikelola dengan bijak, sumur bor bisa dipastikan akan memberikan manfaat luar biasa. Petani akan berjaya

Rokok Ilegal dan Polisi Brengsek

Oleh: Sulaisi Abdurrazaq Ketua DPW APSI Jatim & Direktur LKBH IAIN Madura Rokok Ilegal Bagi saya, revolusi rokok ilegal di Madura adalah simbol perlawanan terhadap monopoli kapitalisme yang menyengsarakan petani tembakau. Yang membuat pemerintah dihajar setiap tahun karena dinilai tidak berpihak pada petani, akibat _standart_ kualitas dan harga tembakau yang tak pasti. Rakyat kerja keras, setan-setan kapitalis sewenang-wenang menentukan harga. Cukai rokok naik dari tahun ke tahun. Tujuannya mengurangi jumlah perokok dan meningkatkan penerimaan negara. Tujuan negara baik, tapi juga menghisap rakyat kecil atau petani tembakau yang hidupnya bergantung pada musim panas dengan keterampilan terbatas. Bagi pemodal raksasa, cukai naik tak terlalu jadi soal. Tapi bagi pemodal kecil dan bagi petani, itu masalah gawat. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Lalu mati. Begitu cukai beranjak naik, harga rokok ikut naik, lalu muncul pabrik-pabrik kecil  produksi rokok.  Peta

Kenapa Birokrasi Indonesia Ribet

Catatan: Yant Kaiy Pekan ketiga Juli 2023, saya bersama teman bertemu Hairul Anwar di kantornya, CV Madura Energy Sumenep. Ia salah seorang pengusaha sukses yang lahir dan besar di Pasongsongan Sumenep. Ada kalimatnya menyentil telinga tatkala perbincangan kami berlangsung. “Indonesia negara besar dan bermartabat tinggi. Banyak negara besar sungkan terhadap bangsa ini. Tapi itu dulu. Sekarang kondisinya berbeda. Uang bertakhta di semua sendi birokrasi kita.” Petikan kalimat itu membuka lebar mata kita. Saban hari kita selalu disuguhkan berita tindak kejahatan yang dilakukan pejabat penting di negeri ini. Sirna rasa malu di jiwanya. Prinsipnya, mungkin, dosa urusan akhirat. Sumpah jabatan hanyalah formalitas belaka. Sebagai legitimasi diri berlaku sewenang-wenang nanti. Kongkalikong menyingkirkan rival. Suap, korupsi, pungli merajalela. Tak ada kamus sungkan pada dirinya. Bahasa politik jadi bodyguard. Membeli hukum untuk membersihkan nama besarnya. Janji palsu d

PT Garam Sumenep dan Kecemburuan Sosial

Catatan: Yant Kaiy Dari dulu hingga kini, persoalan kepemilikan lahan PT Garam (Persero) Kalianget Sumenep selalu mengemuka. Menghias langit Madura sebagai Pulau Garam. Tidak tahu siapa yang benar dan salah. Namun bisa dipastikan, takkan ada asap kalau tidak ada api. Saya sendiri sebagai warga Kota Keris Sumenep selalu mengikuti pemberitaan tidak sedap itu lewat media online. Terakhir ada aksi unjuk rasa di depan kantor PT Garam Kalianget Sumenep pada Kamis (8/6/2023). Adalah Himpunan eks-Pemilik Lahan Garam yang melakukan aksi demonstrasi dengan membentangkan sejumlah poster bernada kecaman, kritikan dan gugatan. Mereka menyampaikan aspirasi; menuntut haknya sebagai pemilik lahan garam. Sebagai BUMN, PT Garam di Sumenep ini memiliki lahan paling luas. Otomatis aktivitas produksinya juga paling besar. Walau begitu dalam sejarahnya pada 1998 tidak lagi jadi kantor pusat, tapi dialihkan ke Surabaya sebagai kantor pusatnya.   Warga setempat jadi kuli Pernak-pernik

Keajaiban Toko Kelontong Orang Madura di Tanah Rantau

Catatan: Yant Kaiy Minimnya lapangan pekerjaan di Pulau Garam Madura mengharuskan warganya merantau memperbaiki perekonomian rumah tangganya. Normal. Tiap individu sudah pasti ingin sejahtera. Ingin memperbaiki nasib. Ya, mereka ingin anak-anaknya hidup lebih baik dari dirinya. Mereka punya harapan besar, pendidikan keturunannya hingga ke perguruan tinggi. Kita tahu bumi di Madura gersang dan tandus. Hasil pertanian hanya cukup untuk makan. Tidak lebih. Wajar kalau akhirnya banyak warga Madura meninggalkan tanah kelahirannya. Memaksa mereka mempertaruhkan impiannya di tanah rantau. Sedangkan warga Madura yang bergelimang harta mayoritas hanya memperkaya dirinya sendiri. Ia bergeming terhadap nasib saudaranya. Ia stagnan pada fase egosentris. Sebagian besar dari mereka tidak punya inisiatif menciptakan lapangan kerja. Ia adem-ayem di zona nyaman. Saking enaknya, ia tertidur pulas di singgasana kekayaannya. Sementara pemangku kebijakan di kabupaten juga tidak memiliki inspira

Bagaimana Nasib Guru Honorer Tahun 2023 di Sumenep

Catatan: Yant Kaiy Impian menjadi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) memang masih belum pupus. Harapan masih terbentang luas. Kesempatan tetap terbuka lebar. Namun faktor usia mencapai kepala lima membuat guru honorer untuk meraih mimpinya dibuat ketar-ketir. Terutama guru honorer Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kabupaten Sumenep Madura. Bagaimana tidak. Beberapakali rekrutmen PPPK di Kota Keris Sumenep, formasi guru PAI belum pernah ada. Tentu ini menatalkan kecemburuan sosial diantara sesama guru honorer. Dikotomi ini menunjukkan rasa ketidakadilan sangat tajam. Kebijakan tidak populis penguasa membuka ruang kecewa para guru honorer berusia uzur. Mereka tersudut di lembah derita berkepanjangan. Kendati ada wacana akan ada rekrutmen PPPK 2023, namun perasaan waswas terus menyelimuti aktivitas mengajar mereka. Wajar, para guru honorer khawatir. Karena kebijakan pemerintah selalu berubah-ubah. Manakala kebijakan yang diambil tidak sesuai amanat penderitaan rak

Budaya Salah Kaprah: Miskin dan Kaya Terbagi

Catatan: Yant Kaiy Salah seorang kakak sepupu saya jadi orang sukses disalah sebuah desa di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Hidupnya bergelimang harta. Penuh kemewahan. Tiap tahun berqurban sapi. Ia juga sudah belasan kali bersama keluarganya umroh ke Tanah Suci Mekah. Sementara ketiga anaknya dibangunkan rumah bak istana. Lengkap dengan perabotan lux didalamnya. Mereka juga dibelikan kendaraan roda empat dan roda dua. Tak lupa mereka dibuatkan kerajaan bisnis supaya hidupnya bisa lebih kaya darinya. Dasar ilmu agama kakak saya cukup baik. Ia suka berbagi kepada siapa saja. Saya tidak tahu pasti, apakah sikap berbaginya itu tulus dari hati atau hanya fatamorgana. Yang jelas sikap kemurahannya mengemuka. Tidak pelit. Kemana-mana ia selalu bawa rokok, walau dirinya bukan perokok. Rokok itu menjadi media kebersamaan ketika ia berjumpa dengan orang-orang yang dikenalnya. Setiap ada permohonan dana dari panitia pembangunan masjid atau musholla, ia selalu menyumba

Mengenal Ragam Seserahan Lamaran Adat di Madura Tempo Dulu

Catatan: Yant Kaiy Melamar gadis merupakan sebuah tahapan proses menuju jenjang perkawinan. Tradisi ini jamak berlaku di tengah-tengah masyarakat di sebagian besar Pulau Madura. Sebelumnya telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, bahwa mereka akan mengikat tali kekeluargaan dengan istilah bertunangan. Dalam acara lamaran ini pihak keluarga calon mempelai pria dan sanak familinya datang ke rumah sang gadis. Biasanya mereka mempercayakan pada seorang perempuan yang ditokohkan menjadi pembicara; menyampaikan maksud dan tujuan kehadirannya. Pembicara disini adalah orang mampu menguasai bahasa halus, penuh makna kias cukup dalam. Bahkan acapkali pembicara melontarkan kalimat-kalimat personifikasi atau perumpamaan-perumpamaan yang lazim digunakan dalam percakapan orang-orang penting. Dari keluarga besar si gadis juga menghadirkan tokoh perempuan sepuh sebagai pihak tuan rumah. Ia tergolong orang yang cakap menerjemahkan kalimat-kalimat majas dari pihak calon mempel

Suka Duka Pangadek di Sumenep

Catatan: Yant Kaiy Menyatukan dua insan berlainan jenis ke pintu gerbang pernikahan merupakan amal ibadah yang pahalanya sangat tinggi di mata Tuhan. Biasanya butuh seseorang untuk menyampaikan maksud baik tersebut. Pihak keluarga pria menunjuk seorang tokoh terpercaya dan memiliki kapasitas jadi perantara. Orang yang jadi perantara/mediator tersebut oleh warga masyarakat Sumenep Madura disebut pangade’. Orang inilah yang merancang agar keluarga pihak si gadis tertarik kepada lelaki dimaksud. Setelah kedua belah pihak mau sama mau, biasanya pihak keluarga pria langsung melamarnya. Pihak pria membawa beraneka kue dan seserahan lainnya. Ini dimaksudkan memberitahukan ke khalayak ramai, bahwa keduanya telah diikat oleh sebuah janji suci. Sebuah ikatan pertunangan. Memang tidak semua bisa bersatu di pelaminan. Kadang kandas di tengah jalan. Entah itu karena adanya fitnah atau kedua belah pihak melihat salah satu dari mereka diketahui dekat dengan seseorang. Biasanya sal

Hakim Robot Aplikasi di Android

Catatan: Yant Kaiy Kebenaran di dunia maya semakin langka dengan menempatkan robot pada setiap aplikasi media sosial. Maka tidak berlebihan kalau kejahatan pun kian marak terjadi. Karena robot sendiri adalah mesin yang tidak memiliki jiwa. Aksi kejahatan para hacker senantiasa mengintai titik lemah dari aplikasi tersebut. Lantaran hacker adalah manusia ahli dan mampu melakukan pemrograman komputer atau aplikasi sesuai nafsunya. Pemilik aplikasi tidak mau menempatkan karyawan yang bekerja secara manual. Karena hal itu membuat pengeluaran perusahaannya membesar, menguras keuntungan finansial. Solusinya menempatkan robot untuk mengatasi keamanan; melindungi aplikasi media sosial dari tindak kejahatan hacker. Demikian pula berlaku terhadap aplikasi media sosial pemberi cuan terhadap para penggunanya. Disamping sebagai proteksi, robot juga dijadikan hakim penentu pada setiap pengambilan keputusan. Simpel dan instan. Sejalan dengan itu semua, robot memiliki banyak sisi le

Cuan Dunia Maya Menggiurkan

Catatan: Yant Kaiy Tertarik keberhasilan para Youtuber dikalangan pesohor tanah air, saya coba-coba mengadu peruntungan. Belajar otodidak. Menyimak tutorial dan membaca petunjuk dari telaah perspektif logis dari mereka. Lalu saya mulai mempraktikkannya. Berdasar tutorial mereka, saya mendownload aplikasi pendukung agar performa video tersaji menarik. Mulai editing video, editing gambar, keyword tool, teknik SEO, termasuk bagaimana cara mendatangkan banyak pengunjung ke channel sendiri. Bulan pertama saya upload video setiap hari. Tak lupa saya share link keberbagai media sosial. Tapi jumlah pengunjung hanya satu-dua. Tak sesuai harapan. Ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ternatal bosan di jiwa karena tidak ada peningkatan jumlah pengunjung. Saya kembali mengobrak-abrik tutorial dari banyak pakar Youtuber. Pada akhirnya saya menemukan trik jitu dalam memperoleh jumlah pengunjung, yakni lewat aplikasi modifikasi gratis. Terbukti berhasil. Sesuai arahan

Bersama Membangun Desa dengan Lapangan Kerja

Catatan: Yant Kaiy Dari dulu hingga kini, Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep masyarakatnya banyak yang merantau, mengumpulkan cuan agar keluarganya sejahtera. Sebagian dari mereka mencari sesuap nasi di Malaysia. Tidak adanya perusahaan di daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pamekasan, memaksa mereka hengkang dari tanah kelahirannya. Sebuah ikhtiar mulia untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Di negeri jiran itu mereka jadi tenaga kerja kasar, yakni kuli bangunan. Jiwa mereka sebenarnya berontak, tapi apa boleh buat. Semua memaksa dirinya menempuh risiko besar berpisah dari keluarga tercinta. Pertanyaannya. Kemana pengusaha atau orang berduit selama ini? Mereka bergeming. Mereka tidak punya ide menciptakan lapangan kerja. Mereka kaya seorang diri, tanpa punya rasa sosial terhadap lingkungannya. Jalan pikirannya buntu. Mereka tak mampu mewarnai tanah kelahirannya dengan karya nyata. Menempatkan dirinya pada sebuah posisi sebagai manusia seutuhnya.

Cara Penulis Blog Dapat Duit

Catatan: Yant Kaiy Bermunculannya aplikasi android di smart phone telah memudahkan pekerjaan orang-orang diseluruh dunia mencapai keinginannya. Lewat aplikasi itu pula manusia saat ini bisa mendapatkan pundi-pundi penghasilan. Bahkan besarannya bisa jadi lebih dari pekerjaan konvensional. Bakat seseorang menjadi bagian terkecil ketimbang kemampuan mengoperasikan sebuah aplikasi dalam mengeruk finansial. Siapa mampu meluangkan waktunya sebentar menimba ilmu dari tutorial sebuah aplikasi, maka ia akan mampu menembus dan meraih mimpinya. Jaman telah berganti. Demikian pula ketika kita mau menjadi penulis di blog pribadi atau di platform lain, maka kita tinggal mengetikkan sebuah keinginan di aplikasi penyedia layanan artikel. Dalam hitungan detik artikel yang diinginkan akan tersaji otomatis. Lalu kita tinggal copy paste. Aplikasi penyedia layanan artikel itu bernama Chat GPT. Sedangkan untuk mempercantik tulisan, kita bisa menambahkan foto atau gambar gratis dari aplikasi sep

Dualisme Kepemimpinan, IPNU Sumenep Terlantarkan

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) bukan organisasi remeh-temeh yang keberadaannya gampang kita usik. Dengan basis pelajar yang meliputi siswa dan santri serta mahasiswa mampu menjadi organ of power diantara organisasi lain. Ledakan kekuatan yang sangat dahsyat itu tidak akan mungkin bergetar tanpa adanya lokomotif yang bertugas mengawal jalannya ledakan agar tidak merembet kemana mana, yang dalam hal ini posisi Ketua sangat diharapkan mengambil peran tersebut.  Namun apa jadinya jika Ketua yang telah dimandati kepercayaan dari ribuan kader di Permusyawaratan tertinggi tingkat Cabang IPNU (KONFERCAB) posisinya sudah mulai tidak jelas, maka betapa kecewanya kader yang telah dikhianati padahal mereka masih ingin melanjutkan prosesnya di organisasi dibawah komando seorang pemimpin yang jelas, tegas dan punya cita-cita besar. Visi-Misi yang dibuat olehnya hari ini cuma menjadi omong kosong yang keluar dari mulutnya yang bau uang haram, pasalnya hal tersebut tidak ada kejelasan atau tind

Apa Kabar Guru Honorer Indonesia

  Catatan: Yant Kaiy Guru honorer sekolah negeri dengan masa kerja diatas 10 tahun lebih, membentuk komunitas dengan nama GHN10+. Tujuannya menuntut pemerintah agar mereka bisa diangkat jadi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) tanpa tes. Alasannya, beberapakali rekrutmen PPPK tidak selaras dengan aspirasi para guru yang hanya menerima gaji tidak lebih Rp 300 ribu per bulan. Ada semacam ketidakadilan. Ada guru yang lebih 10 tahun lebih mengabdi tidak terjaring PPPK. Kalah dengan mereka yang hanya mengajar kurang dari 5 tahun. Bentuk ketidakadilan ini luput dari cita-cita awal, bahwa rekrutmen PPPK guru diprioritaskan bagi mereka yang masa kerjanya lebih lama. Apalagi sebelumnya telah tercetus, bahwa pemerintah akan menuntaskan pengangkatan PPPK bagi semua guru honorer. Wajar kalau akhirnya mereka membentuk GHN10+ sebagai kendaraan baginya menagih janji pemerintah. Belakangan ini perasaan para guru honorer tetap ketar-ketir. Tidak ada kepastian. Tapi perjuangan

Makna Raja Kecil

Catatan: Yant Kaiy Seorang teman ditakdirkan memangku jabatan sebagai kepala desa. Bangga sekaligus terharu karena saya tahu persis perjuangannya sungguh luar biasa. Pengorbanan waktu bersosialisasi hampir satu tahun lebih telah menguras tenaga dan pikirannya. Beruntung dalam kompetisi Pilkades (Pemilihan Kepala Desa) ia meraup suara terbanyak dari keempat kandidatnya. Kendati tidak terpaut banyak, menang kurang dari 100 suara. Acara syukuran kemenangan dirayakan luar bisa bersama para pendukungnya. Kediamannya ramai dikunjungi para tokoh dan orang-orang penting dari beberapa daerah diluar desanya. Saya pun hadir memberikan ucapan kata selamat.        Setelah dilantik jadi kepala desa, sikapnya terhadap saya mulai berubah. Saya tanya kepada teman lain dan orang-orang terdekatnya, mereka membenarkan perubahan itu. Ia mulai membatasi diri bergaul dengan mereka yang pernah akrab dalam kehidupan masa lalunya. Takhta telah membutakan mata hatinya. Ia lupa kalau jabatannya hanya

Maksud Nasionalisme Sesungguhnya

Catatan: Yant Kaiy Maraknya isu negatif di berbagai media sosial tentang tenaga kerja Cina di Indonesia menggelinding bebas ke penjuru lapisan masyarakat di tanah air. Tak ada yang bisa membendung. Bahkan pemerintah pun seolah bergeming. Tidak ada klarifikasi pasti menyikapi persoalan akar rumput. Ternatal opini miring bahwa mereka akan menjadi ‘tuan’ di bumi nusantara. Lebih tepatnya, mereka akan mengambil alih kekuasaan di berbagai sektor vital. Info tak jelas itu beredar liar di berbagai media sosial. Kalau memang itu benar dan penguasa tidak mengambil action, risiko sejarah kelam akan melekat kuat pada sosoknya hingga keturunannya kelak. Dosa sejarah sebagai anak bangsa tak terlupa sepanjang masa. Ditinjau dari kekhawatiran masyarakat memang cenderung fluktuatif dan sifatnya kontemporer. Wajar mereka dibombardir beragam isu lain yang tak kelar-kelar. Kasus korupsi, jual beli jabatan, peredaran narkoba dan lain sebagainya. Penegakan hukum terkesan jalan di sirkuit berbat

Kiat Sekolah Maju Perbanyak Murid Baru

Catatan: Yant Kaiy Pisah kenang merupakan momen baik berkampanye kepada wali murid dan khalayak luas. Yang lagi ngetren sekarang pisah kenang dirayakan seperti layaknya haflatul imtihan di lingkungan sekolah Dasar Negeri (SDN) Kabupaten Sumenep. Didalamnya para guru menyelenggarakan lomba-lomba kreatif intra sekolah. Tentu kompetisi itu terkait erat dengan bidang studi. Sebelumnya pisah kenang digelar dalam bentuk rekreasi ke beberapa destinasi wisata di Pulau Jawa. Ada pula sekolah yang mengunjungi tempat-tempat bersejarah agar anak didik lebih banyak punya wawasan ilmu pengetahuan. Namun program rekreasi saat ini rupanya kurang signifikan dalam menarik minat calon wali murid. Maka sebagian besar kiblat mengarah pada acara perpisahan. Gerakan menjaring siswa dengan menggelar acara semacam perpisahan sekarang sudah membudaya pada tiap SDN di wilayah Kota Keris Sumenep. Nuansa persaingan lewat beraneka cara ini mendapat atensi positif dari para pengamat pendidikan. Karena dewa

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Pasar Pao Pasongsongan Langganan Macet

Aipda Sugeng Hariadi tampak melaksanakan tugas pagi di Pasar Pao Pasongsongan. [Foto: Sur] Catatan: Yant Kaiy Di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep ada dua titik pasar rakyat. Pertama di sepanjang Jalan Kiai Abubakar Sidik, tepatnya dekat BRI. Disini masyarakat menjual hasil pertaniannya. Puncak keramaian dari subuh hingga pukul 07.00 WIB. Pasar rakyat kedua adalah Pasar Pao. Di pasar ini mau membeli apa saja ada. Tak ayal kalau saban hari lokasi perbelanjaan masyarakat ini jadi biang kerok kemacetan. Apalagi posisinya pas di tikungan. Pedagang menempati bibir jalan. Otomatis para pembeli melintas di bahu jalan provinsi. Parkir kendaraan roda dua di sisi jalan raya atau kendaraan roda empat jadi sumbangsih terbesar kemacetan arus lalu lintas. Kesadaran individual dari pengendara memicu perang mental diantara mereka. Sedangkan Pasar Pasongsongan berlokasi di Desa Panaongan. Di pasar ini masyarakat menjual kebutuhan seperti baju, sandal, songkok dan lain sebagainya.