Langsung ke konten utama

Cuan Dunia Maya Menggiurkan

Catatan: Yant Kaiy

Tertarik keberhasilan para Youtuber dikalangan pesohor tanah air, saya coba-coba mengadu peruntungan. Belajar otodidak. Menyimak tutorial dan membaca petunjuk dari telaah perspektif logis dari mereka. Lalu saya mulai mempraktikkannya.

Berdasar tutorial mereka, saya mendownload aplikasi pendukung agar performa video tersaji menarik. Mulai editing video, editing gambar, keyword tool, teknik SEO, termasuk bagaimana cara mendatangkan banyak pengunjung ke channel sendiri.

Bulan pertama saya upload video setiap hari. Tak lupa saya share link keberbagai media sosial. Tapi jumlah pengunjung hanya satu-dua. Tak sesuai harapan. Ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Ternatal bosan di jiwa karena tidak ada peningkatan jumlah pengunjung. Saya kembali mengobrak-abrik tutorial dari banyak pakar Youtuber. Pada akhirnya saya menemukan trik jitu dalam memperoleh jumlah pengunjung, yakni lewat aplikasi modifikasi gratis. Terbukti berhasil.

Sesuai arahan dari mereka, saya jeda sepekan sebelum mengajukan monetisasi.

Lewat bantuan teman, akhirnya kanal video saya diterima. Senang bukan kepalang. Harapan terhampar luas untuk menghasilkan pundi-pundi uang.

Namun apa lacur, cuan yang diharapkan tidak datang. Semua hanya mimpi belaka. Padahal sudah tiga tahun saya menggelutinya.

Memang ada dari beberapa Youtuber tidak sampai satu tahun sudah memperoleh cuan. Tapi semua itu bergantung nasib. Rambut boleh sama, rejeki jelas berbeda.[]

- Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p