Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Tak Kusadari

Tak Kusadari Puisi: Yant Kaiy   bergetar sekujur persendianku menatap langit berawan pertanda sebentar lagi hujan turun, setelah sejenak mengambil nafas untuk curahkan tenaga tumbuhkan bulu-bulu bumi menghijau lepas ingatanku, mengembara ke alam penuh kesusahan semata tak dapat berkata apa-apa mulut ini, selaksa terkunci keinsyafan buat apa berkokok membuang waktu kerja saja   kubiarkan benak mengaji kepalsuan tak pedulikan diri terbalut resah lantaran begitu terkutuknya sikap mereka sewenang-wenang, sebenarnya kudapat menghancurkannya, namun  bagaimana nanti akan keberadaan keluargaku   maka banyak mata liar menangkapku dengan titel pembangkang musuh-musuh pun akan bermunculan di sekitar mengancam ketentraman hidupku penuh teror mematikan kutandu beban kami menuruni jalan bebatuan barangkali dengan begini kudapat menyelamatkan jiwa dari terkamannya? tak pernah kuputuskan niat semula, kebulatan timbul sejak dari rumah tak mungkin kuruntuhkan

Persahabatan Antara Penulis

Persahabatan Antara Penulis Puisi: Yant Kaiy   banyak sudah kukorbankan demi keberlangsungan hobiku acapkali tenagaku terkuras waktu percuma bermenung-menung menanti jawaban tak ubahnya rindu kutak dapat berbuat apa apa lagi untuk mendobrak tradisi, sebab layar telah terbuka lebar hanya sisa-sisa ilham masih melekat tak habis-habisnya memanggang harapan serentang usia kian berkurang hidup  rupanya, kebencian merekakah? hingga begitu tega… hingga menelantarkan niat baikku penuh pengharapan   tak mengerti jadinya akan arah musim pahit-manis hanya bisa dirasa   sebenarnya kuingin mereka berbagi nuansa jiwa perjuangan hingga kita dapat menimba pengalaman sebait demi sebait hingga kita menyadari akan beratnya beban menggunung yang kita pikul nafasnya terengah-engah, lapar bukan hal baru lumrah teralami sepenuhnya, kita menerima dengan lapang dada berjuta orang menderita, berjuta orang terluka Tuhan telah menganjurkan bagi kita agar bersabar meny

Hujan Sehari

  Hujan Sehari Puisi: Yant Kaiy   sosok bocah berlari menembu hajan luapkan kegembiraannya tak mengusik dingin terguyur tubuh hijaunya, kian tertawa memecah suara hujan tak terpikirkan di baton kepalanya akan hari esok bercanda sesama temannya, berkejar-kejaran: menantang hujan diselingi gemuruh petir manyambar alam sesekali ditutup telinganya lalu berlari tak tentu rimbanya hingga kepenatan menjelang   kuterdiam seorang diri menyaksikan permainannya mengingatkan masa kecilku penuh ketabahan lupakan derita sembari bercanda, lupakan sengsara bermain dengan sebaya merawat hari-hari berpanorama kejenuhan, hidup sementara sesekali kuberkeluh lantaran kakiku terasa sakit akibat berlari di lingkup hujan, sepuas makan  tanpa kutahu dapatnya acapkali lapar, bukan  apa bagiku ketika sedang asyiknya bercanda   namun kini kusudah dewasa, masa remaja selalu ingin mencoba sesuatu yang tak pernah terjamah oleh raganya aka tak bisa kembali ke masa kanak-kan

Elegi Kebimbangan Pagi

Elegi Kebimbangan Pagi Puisi: Yant Kaiy   langkah-langkah tersaruk menerobos dinginnya embun basahi dedaunan hatiku mangembara serentang usia bermekaran bunga-bunga alam beraromakan asa berkobar  sealir darah telah kubentangkan jala di pematang nuranl, barangkali I ya, hanya satu kemungkinan kudapat lupakan  derita menggerogoti luka berulangkali kupaksakan menuntun jatidir ini ke slogan liberal  sekadar manjumput keping-keping harapan ang pernah merayu telingaku, acapkali terngiang sampai kutak dapat pejamkan mata menjelang kantuk di pembaringan  kepasrahan diri, terlebih kesombongan mencuat ke permukaan sikapku   telah kuhadang kalimat meninggikan diri sendiri dari mulut ludah kebencianku terpapar begitu saja timpakan raga sejenak auskan peluh bak sungai mengalir kuyub, lelah, terkulai layu menyakiti asaku berkelana   biarlah pagi berlalu bernyanyikan kebimbangan menggapai cita karena di sini banyak kutemukan, segala kesempatan bergelantunga di rantin

Asmara Terlontar

Asmara Terlontar Puisi: Yant Kaiy   kupaparkan sejujurnya berulangkali kudapatkan sepucuk asa yang layu terjilat mentari tak mampu embun menyegarkanku kambali tubuhku terkoyak luka menganga pedih… perih menyatu memuncak tak terkendali pikiranku berkeping, berhamburan terjatuh   dari balik matanya seolah tak percaya apa yang kukatakan sesungguhnya barangkali sikapku kurang serius? mungkin saja lantaran kubegitu takut cintaku tertolak mentah-mentah lebih baik kubersikap dimikian menerima segala apa yang dia pasrahkan   tapi tak mengapa lebih baik kumenderita begini mencintai duniaku kini karena suatu kehancuran cita terletak keteguhan hatinya menantang badai goda rayu bisa bangkitkan nafsu   hingga lenyaplah pijakan kaki semula tertelan terumbarnya gairah malam terpendam asmaraku meraih cita kuimpikan bersama derita entah hingga kapan kudapat menelorkannya ke buana fana tak bersudut.   Madura, 21/11/91  

Senja Tak Bergairah

  Senja Tak Bergairah Puisi: Yant Kaiy   semangat juang terpatri ke sekeliling ruang lingkup bola mataku segala yang tertangkap, segala yang terjebak mengisahkan kepedihan tertangkis di benak berkecamuk resah merenda perjalanan menendang kesombongan bergelut jadi milik pribadi, hingga kita pun terbiasa dengan adat tak sopan kendati secuil bias senja menua namun layar masih terkembang  mengarungi kebimbangan tiada hentinya menghantam diri menampar ke sekujur bulu-bulu bumi tanpa asa sampai peradaban selaksa asing bagi pori tubuh menelanjangi luka menganga, tiada orang tahu pasti menggerogoti ulat-ulat memangsa daging tubuhku tak berarti apa kubayangkan sebelumnya hanya tinggal penantian panjang menuruni terjal bukit jatidiri barangkali setelah picu kutekan nanti akan mendapatkan pelor  kepastian itu hanya halusinasi tak tentu rimba, yang terkadang melenceng jauh dari sasaran semula   tak bergairah senja ini perjuanganku seolah percuma saja keberha

Nuansa Kebimbangan

Nuansa Kebimbangan Puisi: Yant Kaiy   kabut tebal mengganggu langkahku menyibak pelangi hilang keteguhan diri menggapai citra-cita ketabahan mengibas debu permata, berterbangan di pikiranku… merayu telinga tak tuli   menggoda mata ini, tak pernah silau membujuk imanku terbawa arus nafsu hampir saja bugil persendianku menatap kelakuan sendiri lantaran terbius kalimat-kalimat penjual obat di pinggiran trotoar mereka beryel-yel menawarkan jasanya, meski harus meniup tipuan mengeruk keuntungan sebesar gunung tak menyadari akan muntahan lahar dosa, seakan terbiasa membudaya pada ruhnya   kutancapkan kaki ini pada pijakan semula biar kebimbangan tak muncul mendera tubuh letih tertatih, walau kuharus melangkah terseok karena jalan becek berbatu patah arang hanyalah aral menjerumuskan naluri hingga hujan noda milik diri tak berdaya meski menelan impian   hanya luapan nafsu? yah… hasratlah yang bangkitkan ceria tiada peduli hujan,

Kepasrahan

  Kepasrahan Puisi: Yant Kaiy   telah lama bumi bergelut kemarau mengelupasi mata manusia bulat-bulat naluri mengayak keinsyafan pasrah di doa menjelang lelap malam.   Madura, 21/11/92

Haruskah Aku Terus Mengalah

Haruskah Aku Terus Mengalah Puisi: Yant Kaiy   memang terbiasa kubersikap demikian mengalah dalam berbicara mengalah untuk dapatkan sesuatu karna persaingan terlalu bunuh-membunuh terhadap sesama   banyak diantara temanku katanya, diri ini banci terlalu merendah terlalu sering diinjak-injak bagai sampah saja   kudisuruh melawannya tapi kutidak terbiasa bertengkar terhadap sesama sejak kecil, kupenakut sering menangis banyak temanku bilang aku cengeng, bermental kerupuk   kumemang lebih suka dicap demikian tak tahu mengapa kuharus memiliki sifat demikian terlalu sering mengalah sebagian besar, banyak orang bijak memuji kemuliaan hatiku   namun di sisi lain ada yang menyalahkan sikapku selama ini manakah yang harus kupilih ?!   Madura, 20/11/92

Asa Berbunga Duka

Asa Berbunga Duka Puisi: Yant Kaiy   hanya Tuhan yang tahu aku sungguh mencintainya tapi dia lari   menjauh dariku.   Madura, 20/11/92

Kebencian Berselimut Dendam

Kebencian Berselimut Dendam Puisi: Yant Kaiy   tak ada kenangan manis yang dapat kureguk apalagi keberingasan fittnah mencincang raga hidup bidup tak puas, lalu mendaratkan tangannya yang haus darah tak berdaya apa aku. karena terlalu lemah kumelawan badai mengguncangkan seisi rumahku . kami hanya tunduk patuh, selebihnya diam, bergeming pertanda setuju-setuju saja meakl batinku terpukul   dendam masih menggelegak di sudut-sudut dada ini teringat penindasan begitu memerihkan jiwa bak teriris belati tajam lantas tersiram air cuka tergambar sakitnya, kami hanya diam menyabarkan diri ketimbang nanti prahara menimpa, menindi kehidupan kami? biarlah kusimpan erat-erat bersama luka menganga   takkan kuberikan pada siapa pun, biar tuhan yang tahu saja !   kucubit paha, terasa sakit jua kupikir lagi apa gunanya kuberusaha membalasnya karena karma takkan pernah lepas dari mereka yang tidak berbuat seenak  perutnya terhadap jiwa yang tak berdosa  

Nopember Berseri

Nopember Berseri Puisi: Yant Kaiy   di tengah penderitaanku ternyata pula hadir aroma bahagia membasahi penuh mesra hampir saja kumelupakan   masa yang telah lalu kubanting setir otakku menelusuri jalan semula meski harus tertatih melangkah tak hiraukan lagi   kuselami sepenuhnya memang ini duniaku tak ada siapa-siapa yang dapat merintangi semuanya ini karena jalan pikirku mengatakan kulebih baik begini   tahu apa orang sekitar kerjanya hanya memporak-porandakan keutuhan milik orang tak bersalah   mereka tak menyadari hakikat hidupnya sendiri bukankah berbuat kebajikan pada orang lain termasuk pahala besar ? camkanlah itu biar hidupmu tentram dunia-akhirat!   Madura, 19/11/92

Kerja Siang Malam

Kerja Siang Malam Puisi: Yant Kaiy   siang-malam tak ada beda menumpuk harta kebanggaan manusia tak terasa kujuga begitu mangambil sikap salah sampai hidup terkatung di pengembaraan tak berarti apa jika kupikir lebih rinci   semestinya kita selalu bercermin pandang kelemahan diri kekurangan yang termiliki bukankah kita dinatalkan serba kekurangan?   hakikat hidup patut kita telusuri hatta kita bersyukur ke hadirat Ilahi sebagai ucapan terima kasih karena kita tak punya persembahan yang tak berarti apa baginya kecuali sujud dan taat kepada-Nya.   Madura, 19/11/92

Bencana Pagi Buta

Bencana Pagi Buta Puisi: Yant Kaiy   Bintang kejora tak berkedip bola matanya menatap lurus ke bumi, biaskan cahaya permatanya terpatri keinsyafan akan kekuasaan Pencipta Semesta yang seringkali susut termakan goda setiap saat datang menghantam tebing hati ketabahan aus terjilat api fitnah sampai kutukan baru muncul ke permukaan malapetaka tak bisa ditangkal otaknya alam pikirnya hanya setetes di lautan   derita kian perih harta dan nyawa jadi tumbal merasa kehilangan sesal pun menumpuk diantara puing lara tak terbendung air mata membanjiri naluri menetes darah perjuangan   tembang lara doa pagi terbuang mungkin satu kemurkaan dari-Nya? tak ada lagi tempat berteduh panik membelenggu pohon batin menyelamatkan diri sendiri tanpa ampun   Kegarangan membelenggu pagi terpapar seonggok penyesalan tak berpantai mayapada berpanorama hanya di atas kanvas ketika indah tepotret mata, nyata bersahabat seolah bisa diajak kompromi namun n

Kesepian Diri

Kesepian Diri Puisi: Yant Kaiy tersiksa rasanya di kesendirian merenungi nasib terlunta dalam kondisi mengenaskan tergambar jelas di dinding kamarku menanti kepastian mencari sesuap makan penyambung hidup diam resah, melamun gundah, tak gampang ternyata menyetubuhi alam fana menumpuk harta keserakahan adalah pelor muncratkan darah pembungkam mulut kaum jelata untuk beryel-yel di persimpangan jalan bau busuknya takut torlontar dari mulut-mulut berbau deterjen lalu sogok sana, sogok sini biar tersumbat telinganya pusing kuhitung keburukan mereka di kesepian tak ada kerja   hidup tak cuma makan penyambung nafas berlagak kuasa agar dirinya terpampang di koran, majalah dari airmata berbaur derita terbalut dalam kejelataan lantas terkuras harta dan pengorbanan secara percuma menodong mereka yang tak berdaya apa-apa biar kekuasaan mereka tercekik, jadi sempit dunianya tanpa harus mengulur kesempatan meraih nafsu publikasikan di media massa menjurus

Kepada Sejuta Bintang

  Kepada Sejuta Bintang Puisi: Yant Kaiy   pesonamu gatarkan hati menepis malam gemerlapan terpantul di bola mata menyiksa, mendera tak berhenti meski kuselojorkan raga kimat rasanya malam bertabur bintang kecongkakan mongopeni kemakruhan di benak diri   kuauguhkan tumbal menentang badai menyeretnya jauh-jauh ke permukaan nafsu kepakkan angan kepakkan kutu-kutu melekat di kepala.   Madura, 16/11/92

Permataku Hilang

Permataku Hilang Puisi: Yant Kaiy   kususun kata-kata sebagai isi ragaku sepenuhnya nostalgia secuil itu begitu cepat berlalu jadikan aku penasaran dalam asmara telah berkali kupaparkan padamu namun begitu sulit untuk menembusnya lalu kau bilang aku egois, apatis terserahlah, asal jangan kau bunuh asmaraku padamu terlalu memang jika kurenungi kalimatmu memvonis penuh kesewenang-wenangan tapi kutak melambangkan bahwa dirimu wanita materialistis tidak, dan hatiku tak pernah berkata demikian, sungguh memang kekecewaan terlalu berat untuk kupaparkan pada bunga-bunga melati biarlah kuhanya mengelegikanmu di saat bulan purnama menerkam malam tak bersisa   kini kau menghilang dari dekapanku, tak tentu rimbanya menghina sepanjang jalan deritaku merobek-robek sutera yang telah kubentangkan terterpa angin musim akan kutabahkan meski bermandi darah, nanah… dan bukan berarti kumenerimamu yang hadir di saat kubegini bukan, sebelum kau menghiasiku de

Perasaan Hampa

Perasaan Hampa Puisi: Yant Kaiy   hampa kurasa semua terlihat mata walau kidung menghibur diri itu tak berarti apa bagiku, terus tersiksa sebait perjernih menggantungkan cita terbersit ala kerendahan mengguncang memukul batok kepala bagaikan pecah berkeping-keping tak tertolong jiwa kosong   barangkali perasaanku saja mendengarkan khotbah tak sejalan dengan langkah pikiranku menapaki jalan terjal berbatu setakir air mampu melepaskan dahaga tarpanggang di kulit bumi seorang diri mana kepercayaan yang aus di sekitarku jadi aral dalam pengembaraan tak jemu-jemunya kepastian kulepaskan keyakinan terus serta membimbing kegamangan lama tarpahat di dinding tak bersuara mengayuh langkah kaki   seandainya kumampu memandikan diri yang terjerumus ke lambah luka barangkali luapan sungai kegembiraan takkan dapat terurai dengan kalimat kemampuan yang kupunyai jua tak memadai untuk berantas duka karena kita takkan bisa memeluk gunung menga

Kembang Nafsu

Kembang Nafsu Puisi: Yant Kaiy   melamunkan tentang masa depan mengasyikkan kadang takut membina mahligai rumah tangga sekejap terlontar keinginan membelenggu otakku tak terbayangkan, bagaimana bentuknya? dengan rumah kecil berhalaman melati semerbak, dengan dua anak generasi mendatang, hidup serba kecukupan berbeda kini, hidup yang seolah percuma oleh pengorbanan   nafsu tak laik dituruti begitu saja kadang keserakahan menggoda iman membiarkannya berkembang jadi anak-cucu sanggupkah memperkecil jumlahnya atau lebih bengis membumihanguskannya jadi bara api   kembang-kembang nafsu menggodaku terus terang tanpa malu sedikit pun   kembang-kembang nafsu menanti korban seperti kita tanpa baju keimanan di tubuhnya yang sempurna.   Madura, 15/09/92

Patah Arang

Patah Arang Puisi: Yant Kaiy   berkali kuselalu mencoba bangkit dari tidur lelah menelanjangi terang-terangan bergelimang peluh menampar permukaan raga tanah kupijak tak berdaya menahan segala karier menancap di benak terpatri nuansa bening di kelopak bunga asmara, bermekaran kalah suatu kelumrahan dalam permainan menentang cita meski roda putarku di bawah garis kesederhanaan terperosok langkah-langkah pada kebisuan naluri tak bermakna bagi keberlangsungan asa memporak-porandakan semuanya yang berbau ikhtiar terhampar nasib siapa yang mengetahui?, kalau bukan di atas sana makanya jangan seenak perut menentukan langkahmu, kawan! pikirlah sebelum nyawa melayang ke angkasa raya,   tak sadarkah dirimu? sungguh bukanlah kumenakutimu jujur, naluri berucap ternatal gerak pasti   jadi tak bergairah diri menulis lagi beragam beban derita mencambuk menjungkir-balikkan raga ke slogan jati diri.   Madura, 14/11/92  

Sutoyo: Bapak Pembangunan Desa Pasongsongan

Sutoyo (kiri) bersama Yant Kaiy dari apoymadura.com. Apoymadura, Sumenep – Nama Sutoyo sudah tidak asing lagi bagi warga Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Bahkan sebagian masyarakat di luar Pasongsongan juga mengenalnya sebagai “Bapak Pembangunan Desa Pasongsongan”. Hal ini karena lelaki berusia lebih 50 tahun dan keluarganya berani menempati rumah yang jauh dari rumah warga sekitar.   “Jarak terdekat dari rumah warga dengan rumah saya kurang lebih 1 kilometer. Kalau dari rumah saya ke arah barat dan timur tidak ada rumah sama sekali. Saya tinggal di tempat ini sudah lebih 47 tahun. Sedangkan kedalaman sumur di sini 51 meter. Walau musim kemarau panjang airnya tidak kering,” terang Sutoyo di rumahnya, Dusun Sempong Barat. Rabu (23/9/2020). Ia menambahkan, dirinya tinggal bersama istri dan anaknya yang sudah menikahi gadis dari Desa Sodara Kecamatan Pasongsongan. “Alhamdulillah tahun kemarin ada rumah yang lebih dekat dari rumah saya dibangun. Jaraknya tidak ku

Selamat Datang Hujan

Selamat Datang Hujan Puisi: Yant Kaiy   sekian lama kumenantimu dahaga bumi adalah dahagaku jua tangis berkali tercipta saat kesabaran hampir pupus melanda semua yang bernyawa seolah tak ternilai harganya di segenap mata sesama   sudah, cukup jenuh penantianku ketabahan serta kesabaran ujung tombak segala-galanya seolah, bunga doa malam terlontar percuma barangkali dosa-dosaku yang menumpuk?   linangan air mata mengering jadi tumbal kegersangan kutak sampai hati menyaksikan sekitar betapa gembiranya kami menyambut hujan menetes kuyub semua yang bernaung di bawah langit.   Madura, 13/11/92

Kesombongan

Kesombongan Puisi: Yant Kaiy   keberadaan diri ingin berpamer meneriakkan kemenangan gapai kepuasan sejenak lupa daratan, tak mengapa lagi kebolehan unjuk gigi tak terbayangkan sebelumnya semua itu   kulebih suka berdiam ketimbang jalan pikiran kacau melamunkan sesuatu yang bukan bukan tentu banyak orang menyimbolkan gila puja-puji   sungguh kutak patut bersikap begitu meninggikan diri terpatri di dada kian membusung para orang tua berkata:tak baik begitu mengalah bukan berarti kalah, total adalah kemenangan yang tertunda waktunya   kukian terperosok tanpa tedeng aling aling lagi tak hiraukan kata-kata petuah melambung di bianglala dengan tawa berlebih kadang, kutak tahu barus bagaimana lantas kuselojorkan kepenatan sikapku barangkali secercah inayaf melanda benak tak terkendali.   Madura, 12/11/92 nak luapan hati songsong esok pagi lebih ceria nikmati hari hari keyakinanku tergambar di dinding kamar nan sepi sen

Setangkai Suka

Setangkai Suka Puisi: Yant Kaiy   berulangkali kebimbangan mendera meski kuharus bertumbal asa tak mengubah derita seorang diri di kesunyian kampung asri, terpuruk mengopeni kehambaran dalam kehidupan ini   berpacu menentang mentari untuk dendangkan lagu pengisi duka serentang usia, mengembang di embun pagi menempel pada dedaunan barangkali riang kutemukan dari dalam lumpur?   jawaban yang kupinta tak terdengar dari jejak menelusuri pagi hanya tariannya menggalaukan perasaanku tertindih onggokan batu tercipta suasana keriangan menua serasa membelenggu diri berulangkali kutengadahkan wajah ke langit membiru   kurasakan tangan Ilahi memasung nafsu serakah tak jemu kubertanya pada setiap langkah menuju mati berteriak-teriak seorang diri di mulut gua persis orang gila, bola mata tak lepas dari sangkar semula mematung tak lagi kudapatkan segala cita meski harus bergembira auskan duka di animo menggeletar tak terbendung lagi tumpahk

lngin Kucatat Samuanya

lngin Kucatat Samuanya Puisi: Yant Kaiy   kepahitan liku hidup terus menggelinding di sekujur tubuh mongerosi kebersemangatanku menumbangkan cita menggelora kepenatan tiada satu pun berhenti sejenak terus mengaliri kegamangan di nadi tanpa kuharus berontak atas nama nasib   kuingin mencatatnya semua yang tertangkap mata biar kujadikan bunga-bunga hidup biar kugantungkan di angan saban detak jantung takkan lepas dari bidikan hati   lama tak bergurau dengan sekitar pelenyap kesumpekan semata takkan kulari dari coba hidup karena kodrat memang menetapkan begitu tak terkecuali tua-muda begitu juga pria-wanita kita takkan dapat menghindar dari tamparan ketabahan serta kesabaran kuncinya bagi keberlangsungan hidup.   Madura, 11/11/92

Kuikhlaskan Kau Pergi

Kuikhlaskan Kau Pergi Puisi: Yant Kaiy   sosokmu masih melekat di kelopak mataku getarkan asmara tempo dulu dan nostalgia kita berdua telah pupus malam ini merenda kepekatan malam hanya berangan-angan tak tentu rimba sama sekali di hati menyaksikan dirimu termilik keserakahan belaka aku tak kuasa menantang badai kenyataan kendati asa mengopeni keterpesonaan   gebyar malam pelepasan semua masa lalu kita berdua seakan kau menikamku tanpa ampun hingga kuterjungkal mengingatmu dalam fikiran resah berkepanjangan yang mungkin bagimu tak berarti apa-apa, atau kau memang sengaja menari kebahagiaanmu di depanku yang merana?   kasihku, mendengarkah engkau tangisku? di sini kuseorang diri dalam ilusi pengembaraan kuharap kau tak menghinanya meski kubegini kutetap merelakanmu jauh dari sisiku   hingga kita sama sama melupakan semuanya tanpa bekas lagi.   Madura, 11/11/92  

Kaum Aborigin di Australia

Wanita Aborigin Australia (Foto: bbc.com) Artikel Budaya: Yant Kaiy Kehidupan kaum Aborigin di Australia ternyata telah ada sejak 40 ribu tahun lalu, terutama seni yang bersifat religi, erat kaitannya dengan Sang Pencipta. Lambat laun ungkapan seni tersebut beralih pada nilai-nilai rasional, sejalan dengan kebutuhan hidup, serta pelestariannya. Hadirnya kaum Aborigin pada awalnya berkelompok-kelompok kecil ketika jaman es. Penduduk pertama Australia tidak membentuk semacam satu kelompok. Setelah berabad-abad kemudian, barulah berkembang serta membentuk kelompok-kelompok sosial. Inilah awal yang menimbulkan beragam bahasa serta kebudayaan. Ketika pertama kali Bangsa Eropa tiba di Australia (1788), diperkirakan terdapat sekitar 200 ribu hingga 500 ribu penduduk Aborigin yang terbagi atas 200 kelompok bahasa dan terpecah lagi menjadi ratusan dialek. Berdasarkan berbagai bahasa serta dialek, akhirnya kaum Aborigin memiliki kemampuan dalam menulis, kesemuanya itu diturunkan melalui ko

Mengatasi Kemandulan

  Artikel Ramuan Tradisional: Yant Kaiy Seorang istri yang mengalami kemandulan umumnya merasakan batinnya tertekan dan selalu menyebut-nyebut bahwa nasibnya amat buruk lantaran tak dapat memperoleh keturunan. Kalau memang sudah jelas terbukti bahwa kemandulan dari pihak istri, di bawah ini ada beberapa resep tradisional peninggalan para leluhur. Semua itu sebagai wujud ikhtiar yang patut untuk dicoba. Ambillah kulit ranting dadap satu genggam dan bawang merah 10 butir. Bintik-bintik pada kulit ranting dadap dibersihkan dan setelah itu dikeringkan. Baru kemudian direbus bersama-sama dengan bawang merah yang telah dibakar. Bawang merah dibakar dengan menusukkan sepotong Iidi, seperti orang menusuk sate. Dan bawang merah dipanggang jangan sampai hangus. Selanjutnya air rebusan tersebut diminum. Jika setiap hari Anda melaksanakan perawatam seperti ini, insya Allah dalam jangka dua bulan niscaya kemandulan akan dapat teratasi. Ada kemungkinan besar bisa hamil. TeIapi jikalau gejala

Mendeteksi Gejolak Seksual pada Anak (Bagian IV (Habis))

Artikel Keluarga: Yant Kaiy Lazimnya anak perempuan selalu membandingkan lawan jenis teman main, dengan figur ayahnya sebagai pola pilihan, namun kegiatan ini lebih diarahkan pada perkawanan dengan kaumnya serta kadang dengan teman pria. Pada masa ini, orang tua belum tahu bahwa anaknya telah mengalami pertumbuhan tubuh yang amat pesat. Apabila orang tua tidak hati-hati selalu, maka pergaulan yang semula biasa saja akan berbalik pada hal-hal negatif yang tak bertanggung jawab. Nah, disinilah bagi orang tua yang mempunyai anak remaja laki-laki maupun wanita harus memiliki pengetahuan sejak dini, sebelum menentukan apakah anak tersebut telah pantas atau belum berkawan dengan porsi yang lebih liberal (bebas). Sebab biasanya, dalam masa liberal inilah putra-putri kita akan terlibat dalam pergaulan menyesatkan, dan akibatnya, masa depan mereka jugalah yang menjadi alas pijak langkahnya. Sebagai orang tua hanya akan menyesal berkepanjangan atas nasib mereka. Untuk itulah, sebelum ana

Mendeteksi Gejolak Seksual pada Anak (Bagian III dari 4 Tulisan)

Artikel Keluarga: Yant Kaiy Anak yang mengalami masa ini menurut dr. Carl Gustaf Jung disebuf kompleks elektra, idem analisis Sigmund Freud. ”Biasanya anak-anak berkecenderungan untuk mengarah keanekaragaman kelainan seksual. Artinya, secara normal mereka seperti orang dewasa, namun dari segi fisik, masih anak-anak.” Hal ini terbukti dengan kebiasaan anak yang mulai mencoba-coba merokok secara sembunyi-sembunyi. Tak lain tujuannya, agar orang lain mengakui kehadirannya untuk sekadar mendapat perhatian ekstra. Pada pertumbuhan anak yang berlangsung normal, kecenderungan seksual pada waktu kecil tetap baik. Sebenarnya, kegiatan tersebut untuk mendorong aktivitas seksual genital, yakni seks yang mengarah pada persetubuhan. Mereka memiliki kecenderungan banyak kawan misalnya, dan memilih di antara mereka yang serasi dengan aspirasinya. Kendatipun hanya jalan-jalan atau ngobrol ke sana ke mari. Pada masa demikian, anak mulai mempunyai rasa malu dan telah dapat membedakan mana yang b

Mendeteksi Gejolak Seksual pada Anak (Bagian II dari 4 Tulisan)

Artikel Keluarga: Yant Kaiy Dalam masa fase ini, lelaki maupun perempuan seksualitasnya belum berkembang secara normal. Tetapi bagi anak, sesudah melewati masa steoritisme, maka objek yang gandrung menjadi perhatiannya adalah sang ibunda. Periode ini disebut oedipus kompleks atau oedipus tyranos (bermula dari mitologi Yunani hingga kini terus berkembang). Konon, menurut dongeng Yunani kuno,Oedipus membunuh ayahnya yang ia anggap sebagai pesaing, lalu ia menikahi ibunya. Ringkasnya, gejolak seksual anak lelaki terhadap ibunya dan perempuan terhadap ayahnya, yang menganggap sebagai saingan dalam mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya. Pada periode inilah, antara anak lelaki dan perempuan terjadi persaingan tersembunyi perihal keberadaan alat kemaluan mereka. Fase ini disebut fase phalis . Pada masa ini, terjadi sikap permusuhan dari rasa kurang puas, biasanya disebut sebagai tahap katarsi . Meliputi fantasi berdasarkan perbedaan anatomis, lelaki maupun wanita. Bagi ana

Mendeteksi Gejolak Seksual pada Anak (Bagian I dari 4 Tulisan)

Artikel Keluarga: Yant Kaiy Umumnya orang tua belum memahami hasrat seksual anak mereka, laki-laki ataupun perempuan. Selama ini orang tua meyakini, gejolak seksual anak diawali saat memasuki usia remaja (pubertas). Namun, suatu penelitian dr. Sanford Bell, tentang emosi, cinta serta seks anak, menegaskan, ”Hal ini dimulai sejak usia balita”. Ia menunjuk pada temuan Bapak Psikoanalisa Sigmund Freund, yang menerangkan: “Pada setiap orang, seksualitas telah ada sejak lahir. Bermula dari fungsi-fungsi fisiologis, seperti halnya makan, minum, menyusui yang dikenal sebagai fase oral. Kendati, kecenderungan lain misalnya kebiasaan anak mengisap jemari tangan, atau sumber kenikmatan anak sampai tertidur lelap yang berupa elusan kulit, karena dilakukan dengan penuh perasaan. Serta daerah erogenis yang menimbulkan kenikmatan sekitar saluran kencing, anus, mulut dan permukaan kulit serta bagian tubuh yang dinilai peka. Rasa nikmat ini disebut fase steoritisme. [] 

Operasi Putus Jari dengan Lintah (Bagian IV (Habis))

Artikel Kesehatan: Yant Kaiy Seorang anggota tim bedah dan sebagai asisten profesor di Sekolah Kedokteran Universitas Negeri Wayne mengungkapkan, pada mulanya pasien jijik dengan cara pengobatan ini, namun ketika menyadari barulah mereka mengerti. Yang Tong dari Institut Biologi Wuhan menghubungkan keberhasilan tersebut dengan hirudin. Dia menerangkan, ketika lintah menghisap darah kemudian lintah tersebut mengeluarkan air liur yang mengeluarkan hirudin. Zat ini berfungsi tidak saja membersihkan kemacetan darah, namun juga mengembangkan pembuluh darah. Dr. Yang juga mengatakan, semua fungsi lintah sangat penting sebagai bertahan hidupnya jari-jemari yang disambung kembali dan sebagai pemindahan tutup kulit. Pada umumnya, di Inggris lintah-lintah digunakan membantu mengobati suatu penyakit yang biasa menyerang petinju dan pemain rugby yang disebut dengan penyakit telinga blumkol. Pada penyakit tersebut, telinga membengkak atau pun menjadi sakit akibat terpukul benda keras, se

Operasi Putus Jari dengan Lintah (Bagian III dari 4 Tulisan)

  Artikel Kesehatan: Yant Kaiy Namun dr. Peng mendapat gagasan dalam pemakaian lintah dengan membaca sejarah pengobatan Cina kuno. Selama beberapa waktu dia mempertimbangkan kemungkinan dalam mempraktekkan pemakaian lintah lagi. Dia tahu masalah yang harus dipecahkan adalah bakteri yang ada dalam laporan itu. Untunglah dia memdapat dukungan dari sejumlah rekannya. Dr. Peng dan rekan-rekanya mengadakan penelitian di laboratorium pada lintah yang diperoleh dari Institut Biologi Wuhan di bawah Akademi Sain Cina. Lembaga tersebut mengembangbiakkan lintah bagi program riset mendapatkan hidarin , suatu unsur anti pembekuan darah yang 20 persen lebih kuat dibanding heparin. Dan, kesimpulannya bakteri memang terdapat dalam perut lintah dan pada tubuhnya. Bakteri tersebut adalah Aeromonas hydrophila, Aeromonas Punctata dan Pseudomonasa Eruginsa, namun semua itu tidak ada yang membahayakan tubuh menusia. Dr. Steven Kushner, ahli bedah lengan dan pembuluh darah mikro di rumah sakit Ha

Operasi Putus Jari dengan Lintah (Bagian II dari 4 Tulisan)

Artikel Kesehatan: Yant Kaiy Dr. Peng Jinglang, ahli bedah tulang pada Rumah Sakit Nomer 2 yang berdampingan dengan Perguruan Tinggi Kedokteran Hubei, adalah orang pertama di Cina dalam menerapkan pemakaian lintah dalam operasi penyambungan kembali jari-jemari yang putus. Dia mengatakan, sejak tahun 1987 dia selalu berhasil menggunakan lintah dalam operasi putus jari. Menurut dia, tujuh rumah sakit lain telah mempraktekkan penggunaan lintah dan juga tidak ada laporan bahwa dalam operasinya mengalami kegagalan. Di Cina, pemakaian lintah bukanlah hal baru dalam perawatan kedokteran. Buku kuno terkenal tentang pengobatan jamu Cina, “Iktisar Zat Ramuan Obat”, yang diterbitkan pada Zaman Dinasti Ming (1368-1633), melaporkan, negeri itu mulai memakai lintah guna menghilangkan darah beku yang macet dan mengobati beberapa penyakit lain di zaman kuno. Bukan hanya di Cina, pemakaian lintah juga merupakan praktek umum di Eropa dan J epang. Pada abad ke-18 hingga permulaan abad ke-19. N

Operasi Putus Jari dengan Lintah (Bagian I dari 4 Tulisan)

Artikel Kesehatan: Yant Kaiy Apabila seseorang mengalami kecelakaan putus jari, maka akan teramat sulit dapat disambung kembali seperti sediakala. Karena pembuluh darah dalam jari-jari demikian tipis dan kecil sehingga tidak mungkin bagi dokter menemukan dan menjahitnya. Paling sering dalam proses ini akan mengakibatkan jari yang dipasang kembali kehilangan darah (necrosia). Pada umumnya apabila dalam operasi putus jari, maka seorang dokter akan memakai heparin (obat penghambat pembekuan darah) guna mencegah darah membeku dan harus membikin beberapa luka kecil pada jari-jari yang membengkak guna dapat mengeluarkan darah yang macet. Namun dalam praktek yang bertahun-tahun hasilnya menunjukkan, pengobatan seperti itu jauh dari memuaskan, karena heparin kadang-kadang mengakibatkan pendarahan atau lebih tragis lagi sebuah kematian. Di samping itu luka-luka kecil pada jari-jari yang dioperasi tersebut dapat berperan hanya sebagai tempat keluarnya bagi darah yang tidak dikehendaki s

Keputihan Derita Kaum Wanita (Bagian III (Habis))

  Artikel Kesehatan: Yant Kaiy Pada banyak kasus, apabila penyakit keputihan tersebut dapat sembuh dengan anti jamur, berarti penyakit yang diderita adalah Candida albicans. Sedangkan apabila tidak sembuh juga, tim dokter akan meneliti, apakah penderita itu telah berkeluarga atau belum. Sebab jika telah berkeluarga dapat juga tertular melalui hubungan intim dari partnernya. Namun setelah diperiksa ternyata bukan karena ketularan dari sang suami, maka dokter akan mencari faktor penyebab lainnya. Mungkin karena sedang meminum antibiotik, dan sebagainya. Jadi, pemeriksaan merupakan faktor yang sangat penting di dalam penyembuhan, karena pengobatan untuk gangguan ini harus tuntas. Adalah The Pfizer Institute yang berhasil menemukan obat anti jamur baru yang merupakan harapan baru didalam penyembuhan penyakit keputihan, yaitu Diflucan. Di Amerika Serikat serta Eropa jenis obat ini sering dipakai untuk infeksi jamur sistemik, misalnya karena virus HIV, karena transplantasi jaringan

Keputihan Derita Kaum Wanita (Bagian II dari 3 Tulisan)

   Artikel Kesehatan: Yant Kaiy Ada pula jenis keputihan yang disebabkan oleh bakteri. Jenisnya pun bermacam-macam. Ada yang disebut Streptococcus, Staphycoccus dan yang paling terkenal Gonococcus yang bentuknya seperti buah kopi serta berpasangan. Sedangkan kuman lain dan sering dilupakan orang tetapi dapat menyebabkan keputihan kronis ialah Chlamydia Trachomatis yang memberikan gejala sama. Kedua kuman yang disebut belakangan ini paling sering menular melalui hubungan seks dengan pria.   Menular Seperti yang telah disebutkan di atas, keputihan dapat menular melalui hubungan di atas ranjang, terutama Gonoccoccus dan Clamydia Trachomatis. Sedangkan bakteri lain pun dapat menular melalui hubungan intim dan gejalanya dapat dikatakan sama. Bedanya hanya kalau keputihan yang disebabkan Gonococcus penderita merasa sakit kencing. Karena kuman tersebut lebih cepat menular serta menyebar ke kandung kencing sehingga di sana terjadilah infeksi yang menimbulkan rasa sakit pada saat buan