Permataku Hilang
Permataku Hilang
Puisi: Yant Kaiy
kususun kata-kata
sebagai isi ragaku sepenuhnya
nostalgia secuil itu begitu cepat berlalu
jadikan aku penasaran dalam asmara
telah berkali kupaparkan padamu
namun begitu sulit untuk menembusnya
lalu kau bilang aku egois, apatis
terserahlah, asal jangan kau bunuh asmaraku padamu
terlalu memang jika kurenungi kalimatmu
memvonis penuh kesewenang-wenangan
tapi kutak melambangkan bahwa dirimu wanita materialistis
tidak, dan hatiku tak pernah berkata demikian, sungguh
memang kekecewaan terlalu berat
untuk kupaparkan pada bunga-bunga melati
biarlah kuhanya mengelegikanmu
di saat bulan purnama menerkam malam tak bersisa
kini kau menghilang dari dekapanku, tak tentu rimbanya
menghina sepanjang jalan deritaku
merobek-robek sutera yang telah kubentangkan terterpa angin musim
akan kutabahkan meski bermandi darah, nanah…
dan bukan berarti kumenerimamu yang hadir di saat kubegini
bukan, sebelum kau menghiasiku dengan bunga-bunga asmara
kupinta sujudmu… tobat, menyesalkan tingkahmu
selamanya pintu hati tertutup
sebelum kemarahanku buyar tersiram hujan
meski teman-temanku menabuh genderang kebersemangatanku
kutetap pada pijakan kakiku semula
takkan berubah satu jengkal pun, itu tekadku
pernah kau bilang apa padaku?
sumpah-serapah seburuk kata-kata bangkai
tak mengapa, aku tak merasa terhina
kau memang terlalu biasa
merendahkan hati seseorang.
Madura, 15/11/92
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.