Langsung ke konten utama

Persahabatan Antara Penulis



Persahabatan Antara Penulis

Puisi: Yant Kaiy

 

banyak sudah kukorbankan demi keberlangsungan hobiku

acapkali tenagaku terkuras waktu percuma

bermenung-menung menanti jawaban tak ubahnya rindu

kutak dapat berbuat apa apa lagi

untuk mendobrak tradisi, sebab layar telah terbuka lebar

hanya sisa-sisa ilham masih melekat tak habis-habisnya

memanggang harapan serentang usia kian berkurang hidup 

rupanya, kebencian merekakah? hingga begitu tega…

hingga menelantarkan niat baikku penuh pengharapan

 

tak mengerti jadinya akan arah musim

pahit-manis hanya bisa dirasa

 

sebenarnya kuingin mereka berbagi

nuansa jiwa perjuangan hingga kita dapat menimba pengalaman

sebait demi sebait hingga kita menyadari akan beratnya

beban menggunung yang kita pikul

nafasnya terengah-engah, lapar bukan hal baru

lumrah teralami sepenuhnya, kita menerima dengan lapang dada

berjuta orang menderita, berjuta orang terluka

Tuhan telah menganjurkan bagi kita agar bersabar

menyadari akan nikmat yang dilimpahkan pada kita semua

sebagai hamba patutlah barsujud, patuh, tunduk menjalani kewajiban-Nya 

agar selamat, agar tak tersesat jalan suatu saat nanti

 

kuulangi lagi dengan berjuta pengharapan

sepenuh samudera kuserahkan pada Tuhan .

karena cukup tersiksa oleh gelombang di dunia ini

berharap seteguk nikmat tergenggam erat

 

Madura, 22/11/92

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p