Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Penampilan Macapat Lesbumi Pasongsongan

Akhmad Jasimul Ahyak (2 dari kiri) dan rombongan Macapat Lesbumi MWC NU Pasongsongan-Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Saya dan Akhmad Jasimul Ahyak (Ketua Lesbumi Pasongsongan) mendampingi rombongan Macapat Lesbumi MWC NU Pasongsongan ke Gedung Graha Adipoday Sumenep. Perkumpulan Macapat ini mendapat kesempatan unjuk kebolehannya di puncak acara peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat XVll dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-48. Ahad (31/10/2021).   Rombongan kesenian Macapat ini tampil di hadapan Gubernur Jawa Timur (Khofifah Indar Parawansa) dan Bupati Sumenep (Achmad Fauzi) serta beberapa pejabat penting lainnya, baik provinsi dan kabupaten.   Saya dan sebagian besar jajaran pengurus MWC NU Pasongsongan-Sumenep ikut bangga atas sukses penampilan group Macapat Lesbumi Pasongsongan. Apalagi ada kabar baik, kalau kesenian bertutur ini akan tampil di luar negeri pada 2022 nanti.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Aib Mengapuri Langit

Pentigraf: Yant Kaiy Kurang dua tahun jabatan Tonah berakhir. Sebagai Kepala Desa dirinya tegas kalau berbicara. Tapi desanya tidak mengalami kemajuan berarti. Ia selalu berkelit tatkala ada rakyatnya protes tentang ini-itu. Bahwa segala sesuatunya menunggu anggaran pemerintah.   Jika ada insan pers dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) ingin mengorek kebijakannya, Tonah menggunakan duit sebagai senjata untuk menghalau mereka. Kecerdikannya bersiasat rupanya tak mampu lepas dari jerat hukum. Ia mendekam di balik jeruji penjara.   Di depan hakim pengadilan ia berteriak, tidak hanya dirinya yang berbuat begitu. Banyak pemimpin desa lebih kotor dari dirinya. Ia memohon keadilan.[]   Pasongsongan, 30/10/2021

Mendamba di Negeri Orang

Pentigraf: Yant Kaiy Ada satu hal yang saat ini aku butuhkan. Dalam kesunyian hati tak berpantai, kata ‘setia’ menjadi harapan indah di tanah rantau. Kendati ada handphone android sebagai peretas batas jarak antara kami. Tapi tak menjamin kekhawatiran terbunuh begitu saja. Tidak sedikit godaan menghampiri saban waktu.   Menyadari akan keimanan diri juga mengalami pasang-surut tiap harinya. Aku terus membentengi cemburu agar tidak senantiasa membakar jiwa.   Banyak teman bilang, aku terlalu cengeng menghadapi persoalan ini. Semua yang ada di dunia adalah fana. Kalau jadi penyakit jiwa, harus dioperasi. Dienyahkan. Namun aku bukan wanita seperti itu.[]   Pasongsongan, 30/10/2021

BBM Premium dan Kesumba

Catatan: Yant Kaiy Pelan tapi pasti, BBM jenis premium dihapus dari beberapa SPBU di Sumenep dan Pamekasan. Padahal premium menjadi pilihan utama bagi sebagian besar pemilik kendaraan bermotor. Tidak terkecuali pengendara mobil tergolong lux pun diisi BBM termurah ini.   Begitu pula pedagang eceran BBM rela antri seharian untuk mendapatkannya. Yang Pasti, pengecer diuntungkan. Sedangkan konsumen bisa berhemat diantara kebutuhan pokok yang terus meroket harganya. Semua orang tahu, saat ini penghasilan rakyat mengecil lantaran pandemi Covid-19.   Masyarakat di kampung terpencil bertanya-tanya: Jangan-jangan premium dimix kesumba. Hanya merubah warna untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Berkorban

Pentigraf: Yant Kaiy Orang-orang kampung memandangnya sebelah mata. Tonah terima dengan lapang dada. Mau tidak mau. Percuma berontak. Setelah kekuasaannya lepas sebagai Kepala Desa.   Tonah Sebenarnya pemimpin bijak, jujur, dan berani. Tingkat kemajuan desanya lebih baik dari para Kepala Desa sebelumnya. Pembangunan jalan menjadi perhatian dirinya.   Nilai lebih yang dimiliki Tonah rupanya tidak berarti. Ia terbukti kalah dalam putaran pemungutan suara. Ia terjungkal karena tak cukup uang membeli suara mereka.[]   Pasongsongan, 29/10/2021

Pertemuan Ujung Senja

Pentigraf: Yant Kaiy Ingin berlama-lama bercerita tentang perjalanan hidup masing-masing. Sebuah itikad melepas kerinduan. Bukan berdasar cinta untuk saling memiliki. Diantara kami sudah punya ikatan perkawinan. Tapi istri dia telah meninggalkannya. Maut memisahkan mereka.   Aku terharu mendengar kisah rumah tangganya. Dia jatuh miskin. Lantaran istrinya menjadi sumber kesejahteraan mereka.   Lalu kami sering berkomunikasi via sosial media. Benih-benih keprihatinan menyeruak. Tanpa sadar aku jatuh kepelukannya di rumah mungil dia. Aku diterkamnya berkali-kali. Buas. Aku menggelepar di lingkaran dosa.[]   Pasongsongan, 28/10/2021

Dilematik Pilkades dan Money Politik

Catatan: Yant Kaiy Achmad Fauzi (Bupati Sumenep) menerbitkan Surat Keputusan Nomor: 188/437/KEP/435.013/2021 tertanggal 25/10/2021. Isinya tentang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Sumenep pada Kamis, 25 November 2021.   Kabar baik ini sudah lama ditunggu oleh seluruh lapisan warga masyarakat, dimana desanya masih belum melaksanakan Pilkades. Setelah sebelumnya sempat ditunda karena ada PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di seluruh tanah air.   So pasti, semua warga masyarakat di suatu desa mendambakan seorang pemimpin yang bisa membuat perubahan lebih baik dari sebelumnya. Namun tidak semudah mengedipkan mata. Masyarakat seringkali kecewa; disangka baik awalnya, tapi setelah menjadi Kepala Desa banyak rakyat kecewa.   Ujung-ujungnya masyarakat menjatuhkan pilihannya kepada kandidat Kepala Desa beruang. Siapa beruang, dia punya peluang menjadi pemimpin desa. Kira-kira itulah hukum “rimba” yang berlaku di tengah-tengah mayarakat kita

Tak Ingin

Pentigraf: Yant Kaiy Hati Tonah terus berontak tatkala bayang sosok dia ada di alam pikirannya. Semua kenangan indah bersamanya sengaja dilemparkan ke kawah gunung berlahar panas. Biar semuanya lebur tak tersisa lagi.   Secara hukum agama, ikatan perkawinan mereka masih sah karena suaminya masih belum menjatuhkan talak. Tonah hengkang darinya. Ia tidak kuat lagi menahan siksa. Dirinya selalu menjadi kambing hitam dalam tiap permasalahan rumah tangganya. Ia juga diposisikan jadi sapi perah bagi mahligai rumah tangganya.   Malam-malam Tonah diisi melihat video dan foto cowok muda berotot kekar di handphone androidnya. Semua bertujuan mengusir dia di benaknya.   Pasongsongan, 27/10/2021

Sang Malaikat

Catatan: Yant Kaiy Rakyat Indonesia saat sekarang sangat mendambakan para imam (pemimpin) yang jujur dari segala tingkatan. Kehadiran imam berakhlakul karimah barangkali akan menatalkan perubahan besar kearah lebih baik. Endingnya, keadilan dan kesejahteraan umat akan terpenuhi sesuai harapan.   Tidak sedikit tokoh berlatar belakang agama dan keturunan orang baik, saat menjadi pimpinan di jabatan tertentu akhirnya hanyut ke pusaran korupsi. Atau ada beberapa diantara mereka yang awalnya lantang bersuara kebenaran, ujung-ujungnya tumbang akibat mempermainkan hukum.   Tapi kita tetap harus optimis, pada saatnya nanti akan datang juru selamat bagi bangsa ini. Mereka adalah manusia berjiwa malaikat.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Pria Impian

Pentigraf: Yant Kaiy Melamunkan dia membuat malam-malam kesunyianku terasa indah. Seringkali lewat sosial media aku menggodanya. Dia menanggapinya walau hanya beberapa kata. Aku tidak kecewa karena dia sibuk kerja di salah satu bank swasta.   Bukan tak ada pria lain yang mendekatiku beberapa bulan terakhir ini. Tapi aku tak sanggup berpaling darinya. Rasanya nafas jadi sesak ketika aku tidak mendengar suaranya via sambungan telepon.   Ketika dia beranjangsana ke rumahku, dada ini berdebar-debar tak keruan. Walau kutahu dia ingin menemui adikku, tunangannya.[]   Pasongsongan, 25/10/2021

Bimbang Menghampiri

Pentigraf: Yant Kaiy Acapkali ternatal keinginan meninggalkannya. Membabibuta menyerangku. Kemunafikannya meruntuhkan impian masa silam. Pernik-pernik balutan kemesraan layaknya sepasang kekasih luntur seiring waktu. Aku mulai terkurung muak. Aku mulai berfantasi pada pria lain, menenggelamkan puing-puing berharga pada lumpur kecewa. Aku tak bisa lagi berpikir normal.   Menghormatinya tidaklah bermakna ingin memiliki seutuhnya. Salah satu penyebabnya lantaran dia tidak sejalan alam pikiran. Bahkan wawasannya terlalu kerdil dalam satu persoalan. Mau menang sendiri kendati dirinya tersudut.   Puncaknya, aku kembali ke pelukan tanah kelahiran. Aku tak kuasa membendung keputusan yang kuanggap benar.[]   Pasongsongan, 25/10/2021

Berkorban dan Selalu Mengalah

Pentigraf: Yant Kaiy Mereka selalu meminta lebih dari apa yang kupunyai. Terjatuh ke jurang pa ling dalam rasanya tatkala semua yang kukorbankan menguap ditelan malam. Memang, semua perbuatanku ikhlas adanya. Mereka melupakan hasrat orang lain. Mengedepankan kepentingan diri ketimbang cinta.   Tidak menghiraukannya merupakan jalan terbaik. Barangkali menjaga jarak, mengaburkan kebencian, menenggelamkan diri pada kesibukan kerja apa saja yang mesti kusikapkan.   “Untuk apa memikirkannya. Kau bisa sakit sendiri. Kendati dia orang terdekat sekalipun. Bukankah dia yang mengkhianati cintamu,” tegas sisi hatiku.[]   Pasongsongan, 24/10/2021

Maulid Nabi dan Natal 2021

Catatan: Yant Kaiy Kaum muslimin di Indonesia mulai ‘meriang’ dengan penundaan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tahun ini. Meskipun ada beberapa alasan pemerintah yang logis. Sudah pasti bergesernya Maulid Nabi melahirkan banyak opini, masyarakat mulai menerka-nerka. Tentu ada nilai politis pemerintah disembunyikan supaya tidak menimbulkan kegaduhan.   Untung-rugi keputusan tersebut jelas penguasa telah menakarnya. Bisa jadi keuntungan mutlak itu milik pemerintah yang berkuasa dalam banyak sisi. Bisa juga keuntungan itu milik segenap penduduk di bumi nusantara ini. Wallahu a’lam bishawab.   Wajar warga masyarakat curiga terhadap penguasa. Ada apa dengan kebijakan “aneh” pemerintah tersebut.   Saat ini masyarakat awam juga bertaruh sekaligus bertanya; “bernyalikah” penguasa mengalihkan Natal 2021 dan Tahun Baru Masehi nanti? Kalau kebijakan itu juga diberlakukan oleh penguasa, barangkali rasa ‘meriang’ kaum muslimin akan terobati. Episode ini tentu sangat ditunggu-tunggu ma

Ada yang Hilang

Pentigraf: Yant Kaiy Hatiku benar-benar merasakan, bahwa ada sesuatu yang hilang dari dirinya. Takut wibawaku menguap tersapu angin, lebih baik diam. Pura-pura tidak tahu. Sikap ini terus saja menjadi kebiasaanku selama tujuh belas tahun. Mengelabui dia dengan menyibukkan diri merupakan jurus jitu menangkal kemarahannya.   Namun kali ini senyum dan tegur-sapanya juga mulai luntur. Dari kilat matanya tersimpan kebencian. Situasi mulai tidak nyaman. Meski tidak mengkhawatirkan. Aku tahu, seperti kebiasaannya, dia akan kembali ke pangkuan cintaku tatkala bisik rayu menghampirinya.   Tapi kali ini prakiraanku meleset. Saban hari ada saja sikap benci terhadapku. Dia mulai berpindah ke lain hati. Aku kira tidak bermain cinta di ranjang malam takkan mempengaruhi ikatan rumah tangga kami.[]   Pasongsongan, 23/10/2021  

Koruptor Wajib Digantung

Catatan: Yant Kaiy Banyak kasus korupsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia tumbuh subur bak jamur di musim kemarau. Mulai dari tingkat pusat hingga daerah; dari tingkat kabupaten sampai desa. Mereka bermain-main data, mark up belanja/anggaran. Ketika ulahnya terendus, mereka cepat-cepat menyediakan angpao. Menangkalnya dengan sogok sana-sini.   Akhirnya, hukum pun bisa dipesan dan dibeli via negosiasi terselubung. Ujung tombak dari lingkaran setan ini adalah aparatur negara berlabel penegak keadilan. Seribu satu cara licik diaplikasikan supaya tersamarkan. Endingnya bebas dari jerat hukum.   Korbannya masyarakat akar rumput yang notabene penyuplai pajak terbesar bagi negara. Wong cilik terus mereka peras keringatnya hingga tak tersisa. Realita yang terjadi saat ini, pejabat negara bukan melayani, melainkan minta dilayani. Terbalik.   Jikalau Malaysia ada undang-undang Anti Corruption Act yang menjatuhi hukuman gantung bagi para pelaku korupsi. Tapi di Indonesia buka

HSN di Pasongsongan Lupakan Syekh Ali Akbar

Perayaan HSN 2021 di Kantor MWC NU Pasongsongan. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Tadi malam (Kamis, 21/10/2021), bertempat di Kantor MWC NU Pasongsongan-Sumenep berlangsung puncak Hari Santri Nasional (HSN) sekaligus Maulid Nabi Muhammad SAW. Menurut informasi dari Pengurus Cabang NU Sumenep, bahwa perayaan HSN dilaksanakan secara serempak di masing-masing kecamatan.   Mata rantai acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Ya Lal Wathan karya Wahab Chasbullah. Dilanjutkan istighosah, lantunan shalawat, kata sambutan PC NU Sumenep oleh Kiai Kurdi Khan, dan mauidzah hasanah disampaikan Kiai Haji Abdul Gaffar.   Puncak acara HSN tadi malam terbilang sukses. Namun dalam hati kecil saya masih ada sesuatu yang kurang. Sesuatu yang terlupakan. Seperti pepatah bilang; tak ada gading yang tak retak.   Apa itu? Tak ada kiriman Al-Fatihah khusus bagi Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin bin Syekh Kholid (Kiai Talang Takong), penyebar dan peletak dasar-dasar Islam di w

Roda Sepeda

Pentigraf: Yant Kaiy Merenda impian hidup nyaman tergambar dalam benak sejak kecil. Semenjak aku bisa membaca hitam-putih kehidupan. Meski acapkali Ayah meredam hasrat membuncah, kalau hidup manusia seperti roda sepeda berputar. Sebuah kalimat bijak; adanya perputaran siang-malam sehingga kehidupan ada di mayapada.   Kuacuhkan kata-katanya. Semangat juangku tetap berkobar-kobar. Apalagi setelah aku lulus SMA. Masa menganggur mengapuri dinding hati berwarna-warni. Mencari peluang kerja sesuai panggilan jiwa. Tapi semua tidak semudah mengedipkan.   Ayah meninggalkan aku di tengah jalan. Sebelum aku bisa merengkuh cita-cita.[]   Pasongsongan, 19/10/2021

Rindu Malam

Pentigraf: Yant Kaiy Tidak kutemukan lagi wajah malam masa lampau; ketika aku dininabobokan tembang-tembang Macapat; dikeloni Ibu lewat cerita raja-raja di Pulau Garam Madura. Atau suara jangkrik, lenguh sapi, bunyi burung hantu. Sekarang, semua berganti suara-suara mesin, menyelusup ke bawah bantal.   “Selera kampung!” Kurang-lebih selalu begitu kalimat terucap dari bibir anak-anakku. Mafhum. Mereka menapaki dewasa di kota besar. Terpapar polusi, terkontaminasi sikap kepalsuan, terseret arus hedonisme dan konsumerisme. Semua butuh proses untuk mengembalikan kesehatan jiwanya.   Rindu malam kian menindih habis kebebasanku. Uang tergenggam di tangan tak habis tujuh turunan. Kesuksesan karierku tak mampu mengobati luka rindu.[]   Pasongsongan, 18/10/2021

Tak Salah Pilih

Pentigraf: Yant Kaiy Kebenciannya terus mengejarku. Seperti api menyambar minyak bumi. Melenyapkan hasrat orang lain. Meski kau terjebak, tetap saja kau tidak mau mengakui kelemahan diri. Atau sengaja agar orang lain bisa meninggikan nama baikmu.   Maka kutinggalkan saja jejakmu. Tiada guna berlama-lama bercerita tentang musim. Tak bisa aku menampakkan gerak wajah, bahwa aku sosok yang mudah kau pengaruhi setiap saat.   Sebelum kau jadi orang hebat kata banyak orang, hampir saja aku jatuh hati kepadamu. Beruntung rekam jejakmu terbaca diantara tumpukan berjuta nama.[]   Pasongsongan, 18/10/2021

Kiai M Faizi di HSN 2021 Pasongsongan

Kiai M Faizi (kiri) dan saya Catatan: Yant Kaiy Tadi malam (Sabtu, 16/10/2021) saya menjadi pembawa acara di Hari Santri Nasional (HSN). Seumur-umur baru pertama kalinya saya berdiri di depan kalangan seniman, kaum intelektual dan para kiai serta beberapa awak media online. Karena penyelenggara HSN yang bertempat di Dusun Benteng Selatan Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep adalah Lesbumi MWC NU Pasongsongan.   Jujur, saya lebih senang berada di belakang layar setiap ada acara penting apa pun. Kendati acara tadi malam yang menjadi motor adalah saya. Mulai dari pengumpulan dana, mengundang tokoh NU, merancang beberapa pementasan, hingga mengundang Kiai M Faizi sebagai pembicara dalam sarasehan budaya.   Saya bersyukur acara HSN 2021 tadi malam bisa berlangsung sesuai keinginan banyak pihak. Walaupun acara digelar lesehan, tapi tetap semarak.   Acara diawali kumandang lagu Indonesia Raya, Ya Lal Wathan, penyajian tembang Macapat Madura oleh perkumpulan

Aku Bukan Nabi

Pentigraf: Yant Kaiy Aku bukan manusia super yang bisa memenuhi segala dahagamu. Kamu harus sadar itu. Aku memiliki banyak sisi kelemahan. Tuhan telah menutupinya oleh kelebihan yang kadang orang lain tidak memilikinya.   Kau mengharapkan lebih dari apa yang kau persembahkan padaku selama beratus-ratus hari. Berjuta impian telah kita renda menapaki langit mendung. Ikrar pun lenyap seiring hasrat membuncah untuk menumbangkan persaingan di lingkungan kita. Kau tiba-tiba kagum oleh gemerlap dunia. Tidak seperti saat kita mengawali alunan tembang cinta dan kerinduan.   Aku manusia biasa penikmat kopi penuh kedamaian bersama sebatang rokok. Kau sebenarnya bisa menghidangkan secangkir senyum. Aku tak ingin memaksa yang kau tak bisa.[]   Pasongsongan, 17/10/2021

Fatamorgana

Pentigraf: Yant Kaiy Semua orang pasti akan menyalahkan keputusanku. Sebab aku memilih jalan berbeda dengannya. Tidak satu atap lagi. Terlebih kedua orang tua kami. Aku tersudut diantara caci-maki mereka. Bergeming adalah sikap bijak agar nama dia tidak terperosok di lembah nista. Suatu saat nanti akan tercium puing-puing kebusukan sebenarnya. Tinggal menunggu waktu saja.   Dulu sebelum menikah, banyak pria menghampiriku. Karier baikku di pemerintahan menjadi bahan pertimbangan. Aku pun tidak boleh gegabah menentukan pilihan.   Aku pun memilih dia sebagai imam melalui proses panjang. Agama merupakan tolak ukur. Tapi dia berkhianat setelah aku melahirkan anak pertama. Dia tidur dengan adikku. Tak mungkin aku menceritakan sebenarnya pada semua orang. Termasuk pada kedua orang tuaku.[]   Pasongsongan, 16/10/2021

Sang Pecundang

  Pentigraf: Yant Kaiy Dimasa kecil: Berangkat-pulang sekolah, belajar, makan, mandi di sungai, mengaji di surau dan kami selalu main bersama. Bahkan dia sering tidur di rumah kami. Dia banyak dibantu oleh warga di kampung kami dalam banyak hal. Karena ibunya sudah meninggal dunia. Ayahnya menikah lagi di kota lain. Ia tinggal bersama neneknya di gubuk reot.   Mujur tak dapat ditolak. Meski ia tak terlalu pintar di sekolah, ia berhasil menjadi pegawai pemerintah. Sedangkan istrinya anak seorang pejabat politik. Tak ayal karier dia pun meroket berkat relasi yang dimiliki mertuanya. Tapi semua tidak gratis. Ia terpaksa jadi penjilat untuk bisa naik tangga jabatan.   Banyak orang di kampung kami kecewa. Bukan karena mengharap bantuan darinya. Melainkan ia telah hanyut oleh budaya korupsi, kolusi dan nepotisme yang tumbuh subur di negeri gemah ripah loh jinawi ini. Masyarakat berharap, ia menjadi orang jujur. Itu saja.[]   Pasongsongan, 15/10/2021

Elegi Bergeming

Pentigraf: Yant Kaiy Tiba-tiba aku sulit memejamkan mata di pembaringan. Tatkala jiwa terguncang oleh kebencian terhadapnya. Bukan aku yang menyulut perseteruan kami. Tapi dia sengaja mau bertahta pada warisan leluhur kami. Segala upaya ia buat untuk menggertak kami. Mulai teror dan sebar benih kebencian terhadap para tetangga agar kami tersudut.   Sengaja aku terus bertahan. Sebab tiada guna menanggapinya. Biarlah warga yang menilai semuanya. Aku tak mau mengotori hati terus-terusan. Banyak hikmah kutimba dari berjuta keinginan, bergelayut pada ranting harapan masa depan.   Rupanya dia semakin kebakaran jenggot lantaran aku bergeming terhadap serangan kebenciannya.[]   Pasongsongan, 15/10/2021

Salah Berlabuh

Pentigraf: Yant Kaiy Tak terbayangkan hidupku bakal seperti ini. Bergelimang derita. Semua manusia tak mau sepertiku. Nasib telah menyeret jiwa lemah ke lembah berbatu tajam. Bukan tidak bisa mengambil jalan pintas. Peluang tetap terbuka lebar. Tapi aku tak menghendaki mereka terluka. Mereka yang satu suara.   Bersilat lidah dan bermanis-manis bahasa acap berkumandang. Bahwa orang sabar kekasih Tuhan. Semua orang menganjurkan demikian. Aku memang harus bisa melampauinya.   Segala cara telah kulakukan untuk senantiasa bisa bertahan. Walau prahara terus mengguncang. Inilah hidup, teriak penarik becak sebelah rumahku. Nyatanya, ia lebih paham kemana tiupan angin berhembus ketimbang aku.[]   Pasongsongan, 14/10/2021

Teraniaya

Pentigraf: Yant Kaiy Sungguh, aku tak ingin lagi bicara padamu. Kebencian itu menyeruak di dada. Meski acapkali aku membuangnya di tong sampah. Bayang wajahmu, suara bernada tinggimu membekas kuat di benak rapuh ini. Aku terkapar di lingkaran siksa. Muak ternatal spontan diantara dendam.   Hijrah jalan terbaik yang wajib kutempuh. Walau aku di posisi tak bersalah. Orang bijak berkata; mengalah bukan berarti kalah. Kenapa aku harus memusuhimu. Sejatinya, aku bisa mengendalikan diri. Tidak menantangmu. Dunia tidak selebar daun kelor.   Kesadaran itu memantapkan langkah diri. Menyusuri atmosfer lain. Orang-orang baru di kota berbeda. Selamat tinggal kenangan silam. Mungkin aku bisa menguburnya sementara waktu.[]   Pasongsongan, 14/10/2021

Sembako dan Vaksinasi

Catatan: Yant Kaiy Beberapa Kepala Desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep menerapkan jurus bagi-bagi sembako. Jurus ini ternyata efektif meruntuhkan keperkasaan warga masyarakat yang tak mau divaksin. Cukup brilian juga para pemangku desa itu.   Atas dasar tak terpenuhi target vaksinasi, para Kades memutar otak. Pemimpin desa memahami betul, kalau masyarakatnya gampang luluh, mudah hanyut oleh label ‘bantuan’. Contoh nyata ketika perhelatan Pilpres, Pilkada dan Pilbup.   Ada dua keuntungan dari jurus yang tak menyalahi aturan ini bagi Kepala Desa. Satu sisi terpenuhi kuota vaksinasi. Sisinya lagi pencitraan.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Gaji Guru Honorer Vs Es Mambo

Catatan: Yant Kaiy Saya memiliki teman, seorang guru honorer. Ia bersama istrinya mengajar pada salah satu SD Negeri di wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Bayaran mereka berdua tidak lebih Rp 600.000,- per bulan.   Pekan lalu ia beranjangsana ke rumah. Dengan berkaca-kaca matanya bercerita jujur pada saya. Nadanya sedih. Kalau gaji menjadi guru honorer kalah dengan hasil berjualan es mambo.   Bagaimana ia tidak sedih. Anaknya yang masih duduk di bangku kelas 5 SD, mampu mengumpulkan duit diatas 1,5 juta rupiah tiap bulan. Pagi menjual es mambo di SD dan sore hari menjual di Madrasah Diniyah, tempat dimana anaknya menimba ilmu.   Jadi, sahabat saya tersebut dapat uang belanja dari anaknya yang berjualan es mambo. Mengharukan.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Menyoal BUMDes Prancak

Catatan: Yant Kaiy Desa Prancak Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep merupakan penghasil tembakau berkualitas super. Banyak perusahaan rokok raksasa memburu hasil panen tembakau rajang di desa ini.   Tapi sayang, kehidupan para petani di Desa Prancak tidak begitu baik. Setiap tahun mereka selalu menelan pil pahit. Lebih besar pasak dari tiang: Biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada pendapatan panen tembakau.   Para tokoh pemuda yang saya jumpai di Kebun Assalam Desa Prancak satu suara, bahwa pemangku kebijakan desa sejatinya bisa berinovasi untuk kepentingan hajat hidup orang banyak. Yakni memanfaatkan BUMDes untuk kesejahteraan warganya.   Bukankah dana BUMDes lumayan besar yang diambilkan dari Dana Desa? Para tokoh pemuda Desa Prancak tahu masalah tersebut.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com  

Kiai M Faizi, Peduli Tembakau Prancak

Kiai M Faizi (kiri) bersama Akhmad Jasimul Ahyak. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Tadi malam, Sabtu (9/10/2021) saya bersama Ketua Lesbumi MWC NU Pasongsongan (Akhmad Jasimul Ahyak), sowan pada Kiai M Faizi di Guluk-Guluk Sumenep. Tujuan kami mengundang beliau diacara Hari Santri Nasional 2021 yang akan dihelat di Balai Desa Pasongsongan-Sumenep.   Sebagai budayawan Madura sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, Kiai Faizi amat bersahaja dan komunikatif. Tidak ada ewuh-pakewuh diantara kami.   Perbincangan kami akhirnya mengarah pada persoalan nasib petani tembakau Madura. Khususnya petani tembakau Desa Prancak Kecamatan Pasongsongan.   Kita tahu kalau Desa Prancak merupakan penghasil tembakau terbaik di wilayah Kota Keris Sumenep. Solusinya kata Kiai Faizi, di daerah itu harus ada koperasi yang menyerap hasil panen tembakau secara keseluruhan. Jadi penentuan harga tembakau rajang adalah koperasi yang mengatur. Bukan pabrikan rokok.[]   Yant

Warga Pasongsongan Geger oleh Penemuan Mayat

Posisi mayat Hanafi ketika pertamakali ditemukan. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Pagi tadi, Jumat (8/10/2021), di sisi barat pesisir pantai Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep telah ditemukan mayat laki-laki. Dia adalah Hanafi (41), warga Dusun Pakotan Desa/Kecamatan Pasongsongan.   Menurut beberapa keterangan warga setempat, Hanafi ternyata punya gangguan kejiwaan (gila). Pihak Kepolisian dan aparatur Desa Pasongsongan serta warga setempat langsung menuju tempat dimana mayat berada. Mayat ketika ditemukan pertamakali dalam posisi telungkup.   Sampai berita ini diturunkan, masih belum jelas kronologi kejadiannya. (Yant Kaiy)

Tertipu Dunia

Pentigraf: Yant Kaiy Debur menjadi motor dari segala kegiatan masjid di desanya. Mulai dari acara pengajian hari-hari besar Islam dan acara kecil lainnya.  Lelaki beranak dua itu juga rutin tiap pagi menyapu halaman dan lantai masjid. Tiap pekan, Debur mengepel kamar mandi dan mencuci sajadah. Tanpa pamrih.   Bahkan, kalau siang hari Debur menjadi muadzin merangkap imam shalat. Orang-orang sibuk mencari nafkah. Ia sendiri menjadi petani jagung dan singkong. Beruntung istrinya sabar, mau menerima Debur apa adanya.   Suatu ketika Debur bekerja jadi kuli bangunan selama dua puluh satu hari di desa lain. Di masjid ada rehab bangunan. Debur disudutkan karena menyumbang uang sedikit dan tidak melaksanakan pekerjaan rutin di masjid.[]   Pasongsongan, 8/10/2021

Koperasi Tembakau di Prancak

Catatan: Yant Kaiy Prancak merupakan sebuah desa yang masuk Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Dari dulu hingga sekarang, harga tembakau rajang di desa ini selalu lebih tinggi ketimbang di daerah lain. Itu semua karena persoalan taste (cita rasa) lebih baik. Tak berlebihan kalau pabrikan rokok raksasa berebut membelinya.   Meski demikian, permainan harga dari gudang pabrikan rokok tidak membuat hidup para petani tembakau sejahtera. Banyak diantara mereka merugi, hasil panen seringkali dibawah biaya yang mereka gelontorkan.   Modal para petani di Desa Prancak jadi besar karena mereka harus membeli air untuk menyiram tembakaunya. Kita tahu, belakangan ini hujan selalu tidak bersahabat. Saat hujan diharapkan turun pramusim tanam, justru turun pascapanen.   Tak belebihan kalau akhirnya para tokoh pemuda di Prancak menggagas berdirinya koperasi. Itu semata-mata ingin mengangkat kesejahteraan para petani tembakau. Tahun depan, bersiaplah gudang pabrikan rokok tidak men

Ungkapan Jiwa Kerontang

Pentigraf: Yant Kaiy Lama menjanda ternyata tidak tenang. Perasaan gelisah menyeruak di dada. Seiring penyesalan tak berpantai. Kini, aku mengutuk diri sendiri. Nasi sudah jadi bubur. Suami penyayang telah di pangkuan wanita lain. Aku tak mungkin merebutnya lagi. Istrinya hamil tujuh bulan.   Penyebab percerain kami lantaran aku menganggap sepele hubungan badan. Aku sering menolaknya. Alasannya macam-macam. Mulai capek mengurus anak-anak. Seharian tidak tidur siang karena memasak, mencuci, menyapu, menyetrika, dan lain sebagainya.   Keseringan menolak itulah, suamiku pulang ke rumah orang tuanya. Sepekan kemudian kami bercerai.[]   Pasongsongan, 7/10/2021