Sang Pecundang

 


Pentigraf: Yant Kaiy

Dimasa kecil: Berangkat-pulang sekolah, belajar, makan, mandi di sungai, mengaji di surau dan kami selalu main bersama. Bahkan dia sering tidur di rumah kami. Dia banyak dibantu oleh warga di kampung kami dalam banyak hal. Karena ibunya sudah meninggal dunia. Ayahnya menikah lagi di kota lain. Ia tinggal bersama neneknya di gubuk reot.

 

Mujur tak dapat ditolak. Meski ia tak terlalu pintar di sekolah, ia berhasil menjadi pegawai pemerintah. Sedangkan istrinya anak seorang pejabat politik. Tak ayal karier dia pun meroket berkat relasi yang dimiliki mertuanya. Tapi semua tidak gratis. Ia terpaksa jadi penjilat untuk bisa naik tangga jabatan.

 

Banyak orang di kampung kami kecewa. Bukan karena mengharap bantuan darinya. Melainkan ia telah hanyut oleh budaya korupsi, kolusi dan nepotisme yang tumbuh subur di negeri gemah ripah loh jinawi ini. Masyarakat berharap, ia menjadi orang jujur. Itu saja.[]

 

Pasongsongan, 15/10/2021



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Imanur Maulid Efendi dan Ahmad Buhari: Pendamping Setia Guru Honorer Kecamatan Pasongsongan dalam Rekrutmen PPPK 2024

Drumband Gita Al-Husna SDN Pakandangan Sangra Raih Prestasi Tingkat Jawa Timur

Kepala SDN Panaongan 3 Sumenep, Sibuk di Masa Libur Sekolah 2024

Teknik Pengobatan Guasha dan Barqun di Griya Sehat Alami Holistik (GSAH) Yogyakarta

Apresiasi Tim Penilai Kinerja terhadap Kepala SDN Panaongan 3 dalam Program Literasi dan Numerasi

Kepedulian Agus Sugianto dalam Membantu Guru Honorer pada Seleksi PPPK Tahap 2

Agus Sugianto: Kepala Sekolah yang Berdedikasi pada Pendidikan di Pasongsongan

Ramuan Banyu Urip Bawa Serda Arifin Go International

Therapy Banyu Urip Cabang Bekasi Gelar Pelatihan Offline dan Online Bersama Puji Suwok

MS Arifin Menerima Kunjungan Ahli Pengobatan Alternatif di Yogyakarta