Catatan: Yant Kaiy
Banyak
kasus korupsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia tumbuh subur bak jamur di
musim kemarau. Mulai dari tingkat pusat hingga daerah; dari tingkat kabupaten
sampai desa. Mereka bermain-main data, mark up belanja/anggaran. Ketika ulahnya
terendus, mereka cepat-cepat menyediakan angpao. Menangkalnya dengan sogok
sana-sini.
Akhirnya,
hukum pun bisa dipesan dan dibeli via negosiasi terselubung. Ujung tombak dari
lingkaran setan ini adalah aparatur negara berlabel penegak keadilan. Seribu
satu cara licik diaplikasikan supaya tersamarkan. Endingnya bebas dari jerat
hukum.
Korbannya
masyarakat akar rumput yang notabene penyuplai pajak terbesar bagi negara. Wong
cilik terus mereka peras keringatnya hingga tak tersisa. Realita yang terjadi
saat ini, pejabat negara bukan melayani, melainkan minta dilayani. Terbalik.
Jikalau
Malaysia ada undang-undang Anti
Corruption Act yang menjatuhi hukuman gantung bagi para pelaku korupsi.
Tapi di Indonesia bukan koruptornya yang digantung, melainkan kasusnya.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar