Sahabat Senasib
Sahabat Senasib
Puisi:
Yant Kaiy
lewat gerimis senja nan gundah kutambatkan kekecewaanku padamu
karena kurasa dikaulah sahabatku paling mengerti akan duniaku
yang penuh tangis hati banjir darah selama kaki masih berayun pasti
menapaki bebukitan jiwa bak tertusuk belati dari gencarnya persaingan
sampai kita terlempar dari pergaulan kita sehari hari
mungkinkah kita takkan pernah sukses menggapai cita?
namun kau teguhkan juga hatiku lewat cerita-cerita pelepas lara
sampai kita terlelap dari tidur mengarungi keletihan tubuh
atau sesekali kita menghiasi kamar kalbu dengan gitarmu!
kendati tak gepotong rembulan mau menyinari kebersemangatan kita
tapi kau terus merangkak di kesunyian malam dengan suara gitarmu
kita sama
aku puas dengan keberanianmu, aku bangga dengan tekadmu
meski kita sama-sama terlempar ke jurang tak begitu dalam
ketabahannya tak mampu mengalahkan kebersemangatan kita
lantaran kita satu tekad menumbangkan bentuk keegoisan
kemudian kita sama dengan budak tiada artinya bagi mereka
memamerkan kepiawaian kita di lorong-lorong penuh debu berterbangan
sampai kaki - kaki kita penat dan hampir copotnya
barulah kita pulang dengan kegundahan mulai mendera raga
kita tertidur di bawah terpaan halusinasi mengopeni halimun
tak pernah kita pulang rumah sebelum matahari muncul di ufuk timur
karena marah menghadang jalan kita masuk kamar tidur
belum lagi nasihat yang tak pernah masuk ke telinga kita
sama jenuh manatap masa depan kian suram.
Madura, 05/12/1992
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.