Macapat: Perspektif Kearifan Budaya Lokal Pasongsongan
Catatan: Yant Kaiy
Seiring industri musik
yang terus mengalami metamorfosis karena mengikuti kebutuhan pasar universal,
seni musik pun stabil keberadaannya. Tak goyah oleh terpaan badai seni lain, justru
ia bisa mengintimidasi dan menciptakan neo musik tersendiri serta fleksibel
mengadopsi sen lain. Tak ayal musik pun berkembang tanpa terkendali. Ditambah
para seniman musik yang senantiasa mengolaborasikan unsur-unsur budaya daerah
setempat. Ada musik beraliran Melayu, dangdut, pop rock, band, keroncong,
orkestra, dan lainnya.
Realita ini
mengakibatkan kearifan budaya lokal tergerus dengan sendirinya. Apalagi pakem
budaya tetap dipertahankan oleh generasi selanjutnya, sehingga pelan tapi pasti
budaya luhur peninggalan nenek moyang itu sedikit peminatnya.
Ketua Lesbumi (Lembaga
Seniman Budayawan Muslimin Indonesai) Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten
Sumenep, Akhmad Jasimul Ahyak akan mencoba membentuk perkumpulan macapat supaya
kembali bergairah. Paling tidak bisa menambah nuansa kebersamaan dengan tokoh
seniman macapat yang notabene mereka adalah warga nahdliyin.
Tujuan utama dari itu
semua agar eksistensi macapat tetap lestari. Apalagi nanti bisa mengangkat ke
altar dunia dengan performance lebih meniscaya.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang
apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.