Langsung ke konten utama

Pasongsongan Meriahkan HUT RI ke-78 dengan Lomba Gerak Jalan antar TK/RA, SD/MI, dan SMP/MTs

Lomba gerak jalan antar pelajar di kecamatan Pasongsongan
Regu putri SDN Padangdangan 2 Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep penuh semangat dalam mengikuti Lomba Gerak Jalan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-78. [Foto: Yant Kaiy].

apoymadura.com  - Merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-78, panitia kegiatan 17 Agustus Kecamatan Pasongsongan menggelar Lomba Gerak Jalan yang diikuti oleh anak-anak dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari TK/RA, SD/MI, hingga SMP/MTs se-Kecamatan Pasongsongan Sumenep. Rabu (23/8/2023). 

Acara ini bertujuan untuk memupuk semangat nasionalisme dan kemerdekaan sejak usia dini, serta mempererat tali persaudaraan antar lembaga pendidikan.

Lomba grak jalan antar pelajar se-Kecamatan pasongsongan Kabupaten Sumenep

"Dengan semangat kemerdekaan yang berkobar, Lomba Gerak Jalan antar TK/RA, SD/MI, dan SMP/MTs di Pasongsongan menjadi perhatian utama dalam peringatan HUT RI tahun ini," terang Agus Sugianto, ketua koordinator panitia seluruh lomba 17 Agustus 2023 Pasongsongan. 

Acara ini diadakan di jalan utama Pasongsongan, dengan rute yang telah ditentukan sesuai dengan usia dan jarak yang sesuai bagi masing-masing peserta.

Peserta Lomba Gerak Jalan terdiri dari anak-anak usia dini dari TK/RA, pelajar SD/MI yang penuh semangat, serta remaja dari SMP/MTs yang berenergi. 

Mereka berbondong-bondong mengenakan pakaian merah-putih atau seragam sekolah lainnya dan berbagai atribut nasional sebagai wujud dukungan mereka terhadap perayaan kemerdekaan Indonesia.

"Lomba ini tidak hanya menampilkan semangat kompetisi, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan," imbuh Agus Sugianto. 

Para peserta diberikan kesempatan untuk menunjukkan kreativitas, kekompakan dan ketepatan waktu serta kerapian barisan kepada masyarakat yang hadir sebagai penonton. 

Lomba gerak jalan tingkat pelajar pasongsongan

Juri Lomba Gerak Jalan

Untuk 2023, para juri Lomba Gerak Jalan berasal dari Paguyuban Guru Olahraga (Paruga) Kecamatan Pasongsongan. 

Menurut surat edaran dari pihak panitia, kriteria penilaian meliputi kerapian, kreativitas, semangat, serta kekompakan peserta dalam membawakan gerak jalan yang ceria dan menghibur.

"Kami sangat bangga melihat semangat dan partisipasi anak-anak dalam merayakan HUT RI ke-78 melalui Lomba Gerak Jalan ini. Mereka adalah generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan perjuangan dan menghormati nilai-nilai luhur kemerdekaan," kata Ahmad Jazimul Ahyak, salah seorang guru lembaga pendidikan swasta yang anak didiknya juga ikut lomba. 

Acara Lomba Gerak Jalan ini tidak hanya membangkitkan semangat nasionalisme, tetapi juga menjadi ajang berkumpulnya para pelajar dan guru lembaga pendidikan di Pasongsongan dalam satu ikatan persaudaraan. 

Semoga semangat ini terus berkobar dan menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia.

Menurut Ahmad Jazimul Ahyak, dengan semangat yang tinggi, para pelajar Pasongsongan telah berhasil menciptakan momen yang penuh makna dalam peringatan HUT RI ke-78. 

Lomba Gerak Jalan antar TK/RA, SD/MI, dan SMP/MTs menjadi salah satu upaya konkret dalam membangun kesadaran akan pentingnya mempertahankan dan menghormati kemerdekaan yang telah dicapai oleh para pahlawan bangsa.

Selamat Hari Ulang Tahun yang ke-78, Indonesia! Merdeka! 

Juara Lomba Gerak Jalan
Berikut para pemenang Lomba Gerak Jalan pelajar Kecamatan Pasongsongan 2023:
[kay]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p