Langsung ke konten utama

Aneka Olahan Ketela Pohon: Sumber Pangan Alternatif Adalah

Ketela pohon atau singkong

Catatan: Yant Kaiy

Istri meminta saya untuk mengantarnya ke Pasar Pasongsongan guna membeli beras putih karena persediaan di rumah sudah habis. 

Tawar-menawar pun terjadi. Akhirnya harga beras 25 kilogram dibeli istri di harga Rp 325.000,- Kamis (31/8/2023). 

Kami membeli beras karena punya acara haul dan akan mengundang para tetangga. 

Saat ini harga beras putih melambung tinggi di pasar-pasar di Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, penting bagi masyarakat untuk mencari alternatif sumber makanan yang lebih terjangkau dan berkelanjutan. 

Ketela pohon atau singkong

Ketela Pohon

Salah satu solusi yang menarik adalah ketela pohon (Manihot esculenta), tanaman akar-akaran yang dapat menjadi bahan ketahanan pangan yang berharga.

Ketela pohon adalah tanaman yang tumbuh subur di berbagai jenis tanah dan iklim. 

Kecamatan Pasongsongan, dengan kondisi iklim tropisnya, memberikan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan ketela pohon. 

Tanaman ini memiliki potensi yang besar sebagai sumber karbohidrat alternatif yang dapat membantu mengatasi permasalahan kelangkaan beras putih.

Salah satu keunggulan ketela pohon adalah kemampuannya untuk tumbuh di lahan-lahan yang tidak cocok untuk tanaman padi. 

Singkong atau ketela pohon

Hal ini memungkinkan petani di Kecamatan Pasongsongan untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong atau kurang produktif untuk bercocok tanam ketela pohon. 

Dengan demikian, petani dapat meningkatkan produksi pangan lokal yang beragam dan lebih tahan terhadap fluktuasi harga beras.

Selain sebagai sumber karbohidrat, ketela pohon juga kaya akan nutrisi. Umbi ketela pohon mengandung vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang penting bagi kesehatan tubuh. 

Diversifikasi konsumsi pangan dengan memasukkan ketela pohon dalam pola makan sehari-hari dapat membantu masyarakat mendapatkan gizi yang seimbang meskipun harga beras sedang tinggi.

Pemerintah Kabupaten Sumenep dapat memainkan peran penting dalam mendorong pengembangan ketela pohon sebagai bahan ketahanan pangan. 

Ketela pohon atau singkong

Langkah-langkah seperti penyediaan bibit unggul, pelatihan teknik bercocok tanam, dan pengenalan resep masakan berbahan ketela pohon dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap tanaman ini. 

Selain itu, promosi dan edukasi mengenai manfaat ketela pohon dalam menghadapi fluktuasi harga beras juga perlu ditingkatkan.

Ketahanan Pangan

Dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan, diversifikasi sumber pangan lokal adalah kunci utama. 

Ketela pohon sebagai tanaman akar-akaran memiliki potensi yang besar untuk menjaga ketersediaan pangan di Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, terutama ketika harga beras putih melonjak. 

Dengan langkah yang tepat, ketela pohon dapat menjadi solusi yang berkelanjutan untuk menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Ketela pohon atau singkong

Resep Ketela Pohon

Berikut contoh menu hidangan dan cara mengolah ketela pohon sebagai sumber ketahanan pangan:

A. Sup Ketela Pohon

Bahan-bahan:

- 2 umbi ketela pohon, dikupas dan potong-potong. 

- 1 wortel, dikupas dan potong dadu. 

- 1 bawang bombay, cincang halus. 

- 2 siung bawang putih, cincang halus. 

- 1 liter kaldu sayuran. 

- Garam dan merica secukupnya. 

- Minyak sayur untuk menumis. 

Ketela pohon atau singkong

Cara mengolah:

Panaskan sedikit minyak sayur dalam panci.

Tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum dan kecokelatan.

Masukkan potongan ketela pohon dan wortel. Tumis sebentar hingga sedikit layu.

Tuangkan kaldu sayuran ke dalam panci. Biarkan mendidih.

Kecilkan api dan biarkan sup mendidih perlahan selama sekitar 20-25 menit, atau sampai ketela pohon dan wortel empuk.

Angkat panci dari api. Gunakan blender atau alat lainnya untuk menghaluskan sup sampai teksturnya lembut.

Kembalikan sup ke dalam panci. Panaskan lagi dengan api kecil.

Tambahkan garam dan merica secukupnya sesuai selera.

Saat menyajikan, Anda bisa menambahkan garnis seperti daun seledri cincang atau taburan biji wijen.

Ketela pohon atau singkong

B. Keripik Ketela Pohon

Bahan-bahan:

- 2-3 umbi ketela pohon, dikupas dan diiris tipis. 

- Minyak sayur untuk menggoreng. 

- Garam secukupnya.

Cara mengolah:

Panaskan minyak dalam penggorengan dengan api sedang.

Goreng irisan ketela pohon dalam minyak panas hingga kecokelatan dan renyah.

Angkat keripik dan tiriskan minyak berlebih.

Taburi garam secukupnya saat keripik masih hangat.

Biarkan keripik mendingin sebelum disajikan.

Ketela pohon atau singkong

Dengan mengolah ketela pohon menjadi hidangan seperti sup atau keripik, Anda tidak hanya memberikan variasi dalam pola makan sehari-hari, tetapi juga memanfaatkan potensi tanaman ini sebagai sumber pangan alternatif yang lezat dan bernutrisi. 

Semoga dua contoh menu ini dapat memberikan inspirasi dalam memanfaatkan ketela pohon sebagai bahan ketahanan pangan di Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep. [Kaiy]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p