Mengubah Puisi Menjadi Sebuah Lagu

Artis jakarta akan menelorkan lagu baru
Saya (kiri) bersama Aji Lahaji dalam suatu kesempatan di kediamannya. [Foto: Yant Kaiy]

Catatan: Yant Kaiy

Seorang teman musisi berasal dari Kota Keris Sumenep, Aji Lahaji, via telepon meminta saya untuk membuatkan dua puisi. Nantinya kedua puisi saya tersebut masih akan diedit, disesuaikan dengan notasi lagu. 

Dia punya rencana besar membuat lagu yang akan dinyanyikannya sendiri. Iramanya dangdut. Jumat (1/9/2023). 

Aji Lahaji sendiri saat ini berdomisili di Semper, Jakarta Utara. Dulu pernah masuk dapur rekaman di Surabaya, tapi album lagunya dilarang pemerintah Orde Baru lantaran bernada satire tentang Marsinah, buruh pabrik terbunuh karena meminta kenaikan gaji. 

Setelah sekian lama berkutat pada kesibukan dan usianya sudah lebih dari kepala lima, Aji Lahaji kembali punya keinginan untuk berkarya di belantika musik tanah air. 

Ia berharap dari lagu karya bersama ini nanti bisa mengobati hasratnya yang sekian lama terpendam. 

"Saya akan menggandeng penata musik (music arranger) Sumenep. Promosinya kita akan publish di apoymadura.com atau channel Apoy Madura (Youtube) serta beberapa media online di Sumenep," terang Aji Lahaji via pesan singkat. 

Berikut ini puisi saya yang akan digubah menjadi lagu versi dangdut:

Jiwa Terhimpit Derita

jiwa terhimpit, terbelenggu dalam cinta kilat,

pada gadis yang misterius, tak kukenal dalam hati

buta aku terjebak dalam pesonanya yang memikat,

meski dia tak tahu, hidupku yang selalu kucari


pandangan pertama, seperti petir di malam gelap,

namun dia tak tahu cerita yang tersembunyi dalam diriku.

aku mencintainya dalam diam, tak berani bicara,

cinta buta, yang tak bisa kujelaskan padanya


dia adalah bintang yang bersinar dalam kegelapan,

mengisi hatiku dengan kerinduan yang mendalam

meski dia tak tahu, aku akan tetap mencintainya,

dalam diam, dalam doa, selamanya, setiap waktu.

       Pasongsongan, 2023


Hidup Sengsara

di balik topeng sengsara yang terpendam,

terhimpun rasa lelah, jiwa yang terluka,

berkilau cahaya perjuangan yang tersembunyi,

namun mata orang kadang tak melihatnya


setiap langkah berliku di jalan berbatu,

beban yang berat, kegelapan meliputi hati,

orang mungkin tak tahu, tak mengerti benar,

cerita perjuangan yang terpatri dalam diri


tapi teruslah berdiri, teruslah berjuang,

walau tak ada yang melihat, kau tahu kebenaran,

hidup ini sengsara, tapi dalam perjuanganmu,

kau temukan kekuatan, kau temukan cahaya.


biarkanlah dunia melihat atau tidak,

hidupmu adalah karya besar, sebuah perjalanan,

perjuanganmu berharga, nilai yang tak ternilai,

kau adalah pahlawan dalam cerita yang tak terdengar.

       Pasongsongan, 2023

Demikian kedua puisi karya saya yang nanti akan dijadikan lagu.[]

- Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Pertemuan KKG Gugus 02 Pasongsongan Dorong Branding Sekolah via Media Sosial

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Rapat Bulanan KKG Gugus 02 SD Kecamatan Pasongsongan: Workshop Pendidikan Inklusif di SDN Panaongan 3

Apa Itu Pendidikan Inklusif? Membangun Sekolah Dasar yang Menyambut Semua Anak

Berbagi Pesan Inspiratif Kepala SDN Padangdangan 2 di Acara Buka Puasa Bersama

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Therapy Banyu Urip: Kunci Sukses Ekspansi ke Luar Negeri

Membangun Mindset Masyarakat Indonesia tentang Keampuhan Ramuan Tradisional

Madu Herbal Banyu Urip: Terapi Alami untuk Kesehatan Reproduksi dan Pemulihan Tubuh