Langsung ke konten utama

Karnaval HUT Kemerdekaan RI di Pasongsongan: Antara Semarak dan Kemacetan Lalu Lintas

Agus Sugianto bersama salah seorang peserta pawai karnaval HUT Kemerdekaan RI ke+78 di Pasongsongan Kabupaten Sumenep. [Foto: Yant Kaiy]




apoymadura.com  - Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78, Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep menyelenggarakan pawai karnaval yang meriah. Selasa (29/8/2023). 

Namun, semarak perayaan ini sayangnya juga diiringi oleh kemacetan lalu lintas yang cukup signifikan di sepanjang jalan protokol.

"Salah satu faktor utama yang menyebabkan kemacetan tersebut yaitu kurangnya kesadaran pribadi pengendara kendaraan roda empat dan dua. Banyak dari mereka yang terlibat dalam perilaku main serobot di jalan, mencoba untuk memotong antrean dan mengabaikan aturan lalu lintas. Hal ini secara langsung berkontribusi pada penumpukan kendaraan dan lambatnya arus lalu lintas," terang Agus Sugianto. 

Sebagai ketua koordinator semua bidang lomba HUT Kemerdekaan, dirinya juga melihat adanya penyertaan Musik Tongtong dalam iring-iringan karnaval. 

"Kita tahu Musik Tongtong menggunakan chasis mobil sebagai penupangnya. Kanan-kiri ada hiasan. Ia memakan hampir satu jalan raya," imbuhnya. 

Meskipun memberikan hiburan kepada peserta dan penonton karnaval, penggunaan hampir satu jalan tersebut jelas menghambat ruang bagi kendaraan yang ingin melintas. 

Sebenarnya panitia penyelenggara festival karnaval telah mewanti-wanti kepada official para regu karnaval, bagi mereka yang tetap ngeyel akan diberikan sanksi tegas, akan didiskualifikasi.

Karnaval kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Dua Kategori

Penggabungan seluruh peserta karnaval menjadi satu hari pelaksanaan juga berdampak pada tingginya jumlah peserta yang ikut serta. 

Semestinya, penyelenggaraan karnaval dijadikan dua hari. Hari pertama untuk TK/RA dan SD/MI. Sedangkan hari kedua bagi SMP/MTs, SMA/MA, dan umum. 

"Meskipun hal ini menunjukkan semangat yang tinggi dalam memeriahkan perayaan kemerdekaan, jumlah peserta yang membludak membuat pawai karnaval semakin panjang dan memakan waktu lebih lama," ungkap Agus Sugianto. 

Dalam pelaksanaan karnaval Kecamatan Pasongsongan ini, panitia penyelenggara mendapat kecaman dari berbagai pihak. Karena pelaksanaannya berakhir hampir isya'. 

Kebanyakan dari peserta dan panitia festival karnaval telah melalaikan sholat wajib, yakni sholat ashar dan magrib. Ini jelas tidak dibenarkan dalam aspek religiositas. 

"Dalam sidang panitia jauh hari sebelum penyelenggaraan, saya dan beberapa teman mengusulkan, kalau penyelenggaraan pawai karnaval di Pasongsongan dijadikan dua hari," ungkit Agus Sugianto. 

Usulan Guru Penggerak satu-satunya di wilayah Kecamatan Pasongsongan ini mendapat sanggahan supaya pelaksanaan karnaval tetap dijadikan satu hari pelaksanaan. Seperti tahun-tahun sebelumnya. 

"Saya tidak berdaya. karena usulan saya tidak mendapat dukungan penuh dari para panitia yang lain," ucapnya. 

Andai saja para panitia sepakat dengan usulannya, mungkin dalam penyelengaraan tidak bakal terjadi kemacetan luar biasa mengular yang bikin frustrasi  pengendara. 

Memang untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya orientasi menyeluruh sebagai antisipasi supaya hal-hal yang menciderai penyelenggaraan HUT RI tidak bakal terjadi. 

Antisipasi

Kedepan perlu ada pemahaman antispatif antara panitia pawai karnaval, pihak berwenang lalu lintas, dan masyarakat umum. 

"Jangan lagi ada kalimat: Kalau tidak macet bukan karnaval namanya. Kami telah berupaya semaksimal mungkin agar penyelenggaraan karnaval berjalan sesuai rencana. Sebagai panitia penyelenggara harus memberikan jalan keluar agar semua pihak tidak dirugikan," tandas Agus Sugianto. 

Pawai karnaval HUT Kemerdekaan RI ke-78 di Kecamatan Pasongsongan menjadi gambaran bagaimana semarak perayaan dapat berdampingan dengan tantangan lalu lintas. 

Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan perayaan di masa mendatang dapat lebih meriah tanpa harus mengorbankan kelancaran arus lalu lintas yang penting bagi segenap warga masyarakat. 

Demikianlah gambaran mengenai pawai karnaval HUT Kemerdekaan RI ke-78 di Kecamatan Pasongsongan yang melewati jalan protokol dan dampaknya terhadap lalu lintas.

"Semoga ke depannya, perayaan semakin sukses dan dapat dijalankan dengan lebih baik dalam hal pengaturan lalu lintas," pungkas Agus Sugianto. [kaiy]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p