Langsung ke konten utama

Musyawarah Haflatul Imtihan Ponpes Annidhamiyah Bindang Pasean

ponpes annidhamiyah bindang pasean pamekasan madura
Ustadz Maimun Marzuki (kiri) bersama pengurus Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Annidhamiyah. [Foto: sur]


PAMEKASAN -  Menandai selesainya ujian bagi para peserta didik di lingkungan Yayasan Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Anndidhamiyah, pengasuh dan pengurus mengundang para wali santri dan wali siswa membicarakan Haflatul Imtihan. Kegiatan akhir tahun ini merupakan salah satu bentuk rasa syukur para peserta didik atas ilmu yang didapatkan dari para gurunya. Rabu malam (17/5/2023).

“Haflatul Imtihan di Yayasan Pendidikan Annidhamiyah akan digelar tanggal 17 sampai 30 Juni. Pada pembukaannya nanti diprogram acara pawai santri. Kenapa pawai santri diletakkan diawal. Itu karena pada 29 Juni bertepatan Hari Raya Idul Adha,” terang Ustadz Maimun Marzuki yang bertindak sebagai pengasuh yayasan.

Dalam musyawarah itu juga disepakati sumbangan gotong royong yang tak memberatkan wali santri dan wali siswa.

“Bahkan bagi wali siswa yang mempunyai anak lebih dari satu yang mengenyam pendidikan disini, kami tetap mewajibkan sumbangan satu siswa saja. Perkara wali santri mau menyumbang lebih dari satu, itu keikhlasan mereka,” tambah Ustadz Maimun Marzuki.

Diinformasikan pula, bahwa pada akhir Haflatul Imtihan seperti biasa ada acara pengajian umum. Yang akan memberikan siraman rohani adalah KH Musleh Adnan dari Pamekasan.

Ada tambahan sedikit, Yayasan Pendidikan Annidhamiyah berlokasi di Dusun Jepon Desa Bindang Kecamatan Pasean. Selain pondok pesantren, dalam yayasan ini ada juga PAUD, RA, MD, MI, SMP dan SMA. Lebih dari tiga ratus santri dan siswa yang mengenyam ilmu di Yayasan Annidhamiyah ini. [sur]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p