Langsung ke konten utama

Baksos Therapy Banyu Urip 2022 di Pamekasan

MS Arifin, CEO Therapy Banyu Urip International (tengah) bersama mitra kerja. [Foto: Yant Kaiy]

PAMEKASAN, apoymadura.com - Bakti Sosial (Baksos) Therapy Banyu Urip kembali hadir di Pamekasan Madura. Baksos dipimpin langsung oleh CEO Therapy Banyu Urip International, MS Arifin. Rabu (30/11/2022). 

Safari Baksos Therapy Banyu Urip dimulai dari Malang-Jawa Timur selama 2 hari. 

"Saya bersama 5 terapis bertolak dari Yogyakarta menuju Kota Malang. Saat ini kami masih di Pamekasan menggelar Baksos di beberapa titik. Baksos kali ini atas permintaan beberapa organisasi kemasyarakatan dan beberapa tokoh penting di Pamekasan," terang MS Arifin. 

Baksos di Pamekasan akan berakhir besok. Puluhan orang dengan keluhan penyakit membanjiri pelaksanaan pengobatan gratis tersebut. 

Seperti halnya di Pamekasan, sukses Baksos di Malang tidak hanya lewat banyaknya pasien yang datang. Tapi juga banyak diantara mereka yang membeli Ramuan Banyu Urip.

"Selama pelaksanaan Baksos tidak ada transaksi Ramuan Banyu Urip. Ini sudah jadi ketetapan kami. Karena kami hanya membawa herbal Banyu Urip terbatas. Jadi kalau ada yang mau membeli biasanya kami data. Barang dikirim nanti dari Therapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta," tegas MS Arifin, menepis informasi salah kaprah. 

Menurutnya, kalau namanya Baksos berarti pengobatan cuma-cuma atau pemberian (sedekah) kepada mereka yang membutuhkan. 

Ada tambahan informasi. Baksos Therapy Banyu Urip 2022 kali ini akan berpindah ke Sumenep.

"Baksos di Sumenep mungkin akan lebih lama. Seiring banyaknya proposal yang masuk pada kami dari beberapa tokoh masyarakat," pungkas MS Arifin. [Kay]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p