Langsung ke konten utama

Mabes NGO Ngluruk Kantor Pemkab Pamekasan, Tuntut Tolak Fattah jasin

Massa pengunjuk rasa

Pamekasan – Lebih seratus orang  pengunjuk rasa menolak Fattah Jasin sebagai bakal calon Wakil Bupati Pamekasan. Senin (31/1/2022).

Sementara yang masuk daftar calon Pengganti Antar Waktu (PAW) Wakil Bupati Pamekasan ada dua, antara lain Fatah Yasin (mantan ASN Provinsi Jatim) dan Agus Mulyadi (mantan Kepala Dinas Perizinan Kabupaten Pamekasan).

Dua nama diatas tersebut sudah disepakati partai koalisi pasangan Berbaur yang terdiri dari PKB, PAN, PKS dan Gerindra.

Abdus Salam Marhaen dalam orasinya: Innalillahi wainnailaihi rojiun Telah mati hati nurani serta kecerdasan Bupati Pamekasan dan 45 ekor Anggota Dewan dalam memilih calon Wabub import seperti Fattah Jasin yang diduga tersandung kasus korupsi.”

Bupati dan DPRD diduga telah melacurkan dirinya hanya demi kepentingan uang dan mahar rekomendasi dari partai pengusung Berbaur,” ungkap Abdus Salam Marhaen dalam orasinya.

"Terkutuklah kalian wahai Bupati dan DPRD karena kalian telah mengkhianati Alm. Wabub (Rojei)  karena kalian telah abai dan tidak bisa menjaga marwah orang Pamekasan."

Sementara Korlap Aksi lainnya Ach Sujei menyampaikan, bahwa Fattah Jasin terindikasi tersandung kasus korupsi di Tulungangung. Dan entah kenapa Bupati masih mangusulkan calon Wabub import? Apakah di Pamekasan tidak ada yang layak untuk diusulkan menjadi calon Wabub? Jangan jadikan Pamekasan menjadi tempat pembuangan produk politisi “gagal? tegas Ach Sujei dalam orasinya.

Kami atas nama Markas Besar Lintas LSM Kabupaten Pamekasan (MABES NGO), menuntut kepada panitia pemilihan cabut dan batalkan calon Wabub Fattah Jasin,” timpalnya.

Sementara Ketua DPRD Pamekasan, Fathor Rohman, M.Si menyampaikan beberapa patah kata dihadapan para demonstran:

“Bahwasanya kami masih menunggu hasil verifikasi faktual dulu. Jadi itu yang perlu kami sampaikan kepada adik-adik sekalian,” tandasnya. (Sl/Yant Kaiy)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p