Langsung ke konten utama

Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Kolaborasi MWCNU Pasongsongan dan Puskesmas Pasongsongan

layanan kesehatan gratis bersama MWCNU Pasongsongan Kabupaten Sumenep dan Puskesmas Pasongsongan
Agus Sugianto (kiri) didampingi salah seorang pengurus MWCNU Pasongsongan. [Foto: Yant Kaiy]

apoymadura.com  - Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik, MWCNU Pasongsongan menjalin kerjasama dengan Puskesmas Pasongsongan Sumenep untuk menyelenggarakan layanan pemeriksaan kesehatan gratis. Ahad (28/1/2024).

Kegiatan sosial ini ditempatkan di Gedung KH Wahab Hasbullah Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan, dihadiri pula oleh beberapa orang pengurus badan otonom MWCNU Pasongsongan.

Gedung milik MWCNU ini merupakan tempat yang strategis dan mudah diakses oleh masyarakat Pasongsongan. Dengan lokasi yang nyaman, diharapkan lebih banyak warga yang dapat mengambil manfaat dari layanan ini.

“Kerjasama ini bertujuan untuk memberikan akses pemeriksaan kesehatan yang mudah dan terjangkau kepada masyarakat, dengan berbagai kegiatan yang mencakup aspek kesehatan fisik dan pencegahan penyakit,” terang Agus Sugianto, ketua panitia penyelenggara sekaligus koordinator layanan.

Sebelum dilangsungkan acara pelayanan kesehatan, semua hadirin melakukan senam massal yang dipimpin langsung salah seorang petugas dari Puskesmas Pasongsongan.

Senam sehat  tidak hanya memberikan manfaat untuk kebugaran fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental dan emosional.

Memasuki sesi penyuluhan kesehatan, petugas dari Puskesmas Pasongsongan terlebih dulu memberikan informasi tentang pentingnya gaya hidup sehat, pola makan yang baik, dan upaya pencegahan penyakit.

Tim ahli dari Puskesmas Pasongsongan juga memberikan pengetahuan yang berharga tentang cara menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.

Skrining PTM dan Sadanis

Lebih jauh Agus Sugianto menjelaskan tentang apa itu skrining PTM.

“Skrining PTM (Penyakit Tidak Menular) merupakan penilaian risiko faktor penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Ini akan memberikan gambaran komprehensif tentang kesehatan masyarakat setempat dan membantu dalam perencanaan tindakan pencegahan yang sesuai,” terang ketua Lakpesdam  (Lembaga Kajian Pengembangan Sumber  Daya Manusia) MWCNU Pasongsongan.

Agus Sugianto menegaskan, kalau kolaborasi ini berkomitmen untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

“Kami mengundang seluruh masyarakat Pasongsongan untuk bergabung dalam kegiatan ini dan menjaga kesehatan bersama-sama,” tegas Agus Sugianto.

Memang, Agus Sugianto bukanlah sosok yang baru dalam kepengurusan MWCNU Pasongsongan. Dengan latar belakang kaya akan pengalaman di bidangnya, Agus telah terbukti sebagai sosok yang visioner dan berorientasi pada hasil.

Keahliannya dalam mengorganisir kegiatan kesehatan masyarakat telah menjadikannya pilihan yang tepat untuk memimpin inisiatif pemeriksaan kesehatan gratis ini.

Sebagai Ketua Panitia, Agus bertanggung jawab untuk mengoordinasikan semua aspek pelaksanaan program, termasuk penjadwalan kegiatan, pengadaan fasilitas dan perlengkapan medis, serta penyebaran informasi kepada masyarakat.

Peran pentingnya sebagai koordinator layanan, ia juga melibatkan koordinasi dengan tim medis dari Puskesmas Pasongsongan untuk memastikan bahwa setiap aspek pemeriksaan kesehatan berjalan lancar dan efektif.

Agus Sugianto menyatakan, "Saya sangat bersemangat untuk berkontribusi dalam upaya mulya ini untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Kesehatan adalah hak bagi setiap individu, dan dengan adanya layanan pemeriksaan kesehatan gratis ini, kami berharap dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Pasongsongan."

Ada tambahan sedikit, bahwa kegiatan sosial ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan harlah NU ke-101 tahun. Harlah kali ini akan mengusung tema "Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia". [Yant Kaiy]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p