Langsung ke konten utama

Pesan Penting Haji Rusdi pada Lepas Pisah SDN Panaongan 3 Pasongsongan

haji+rusdi+pengawas+pendidikan+kecamatan+pasongsongan+sumenep
Haji Rusdi,M.Pd, Pengawas Pendidikan Kecamatan Pasongsongan Sumenep [Foto: Sur]

apoymadura.com – Haji Rusdi,M.Pd, Pengawas sekaligus Koordinator Pendidikan Kecamatan Pasongsongan mengapresiasi pelaksanaan Lepas Pisah Murid Kelas VI SDN Panaongan 3 Pasongsongan Sumenep. Ini kali pertama sekolah berlokasi agak ke pelosok desa itu menyelenggarakan acara Semarak Lepas Pisah. Kamis (22/6/2023).

“Hari ini saya menghadiri tiga acara Lepas Pisah. Barusan di SDN Pasongsongan 5, sekarang di Panaongan 3, setelah ini saya akan meluncur ke Desa Campaka. Mungkin saat ini hari baik,” canda Haji Rusdi dalam kata sambutannya.

Penyelenggaraan Semarak Lepas Pisah di Panaongan 3 dinilainya sangat spektakuler. Tidak lupa Haji Rusdi juga memaparkan aneka program kegiatan inspiratif, inovatif dan brilian sejak Agus Sugianto jadi kepala sekolah.

Torehan prestasi anak didiknya menggetarkan dunia pendidikan di Madura. Bagaimana tidak, dua siswa SDN Panaongan 5 berhasil jadi duta Sumenep melaju ke ajang OSN (Olimpiade Sains Nasional) tingkat provinsi.

Lebih jauh Haji Rusdi mengimbau kepada wali murid agar anak-anaknya yang sudah lulus untuk terus melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya.

“Terakhir saya berpesan, puaskan dulu anak-anak kita dalam menimba ilmu. Jangan dulu dinikahkan mereka. Sekolahkan mereka hingga perguruan tinggi,” ucap Haji Rusdi. [Sur]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p