Langsung ke konten utama

Gandrung Bonsai: Antara Hobi dan Bisnis

Catatan: Yant Kaiy

Tanaman bonsai awal 2023 jadi sebuah hobi baru bagi sebagian besar masyarakat Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Tanaman kerdil nan cantik ini penggemarnya terus meningkat. Seiring itu pula harganya pun kian meroket. Tentu itu bergantung dari nilai seninya.

Pada tahun 80-an bonsai pernah melewati masa-masa keemasan. Masyarakat berlomba-lomba mengoleksinya. Tidak terbatas orang-orang berduit, warga masyarakat biasa juga banyak menyukainya. Koleksi pecinta bonsai tersebar luas dimana-mana di wilayah Madura.

Jenis tanaman ini memang butuh perawatan spesial untuk menjadikan terlihat artistik. Mulai dari teknik pemangkasan batang, penggunaan kawat pembentuk ranting, juga pemotongan daun sesuai selera. Memang ada orang tertentu yang ahli membentuk bonsai jadi terlihat cantik di mata. Namun di era digital saat ini, masyarakat gampang mencari referensi jenis bonsai berharga mahal di hape android. Sehingga siapa pun bisa merawatnya, membentuk bonsai cantik sesuai selera.

Kini bonsai tidak bergantung pada jenis tanaman tertentu. Saat ini banyak diantara masyarakat menyukai jenis bonsai dari pohon asam, cemara, beringin, bidara cina, polai, pelle atau golongan tanaman yang tumbuh di tanah gersang dan berbatu.

Bagi yang berduit, mereka rela merogoh kocek untuk mendapatkan jenis bonsai idamannya. Tapi bagi Anda yang tidak beruang bisa juga memilikinya, karena tanaman ini banyak tumbuh di sekitar kita. Lalu memindahkannya ke pot bunga.

Lewat media sosial, kita bisa memposting foto bonsai tersebut. Siapa tahu nasib lagi mujur, ada orang menyukainya.[]

- Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p