Langsung ke konten utama

Menyimak Pengalaman Pemakai Ramuan Banyu Urip

MS Arifin, CEO Therapy Banyu Urip International (kanan) bersama mitra kerja. (Foto: Yant Kaiy) 

Yogyakarta - Cabang Therapy Banyu Urip sudah tersebar di seluruh belahan bumi ini. Maka wajar kalau akhirnya banyak netizen yang memberikan pengalamannya selama menggunakan Ramuan Banyu Urip. Jumat (7/10/2022). 

Berikut ini kita akan menyimak ungkapan hati dari pengguna pengobatan herbal ini. 

1. Dara Mona

Surat terbuka untuk MS Arifin, CEO Therapy Banyu Urip International.

Alhamdulillah... Kami sekeluarga menghaturkan banyak terima kasih kepada Bapak MS Arifin yang terus tanpa absen menyumbangkan dana untuk yayasan yatim-piatu di wilayah Pasongsongan-Sumenep.

Perhatian beliau terhadap nasib warga di tanah kelahirannya sungguh luar biasa. Walaupun beliau ada di Yogyakarta sebagai pengusaha sukses, dia tetap punya kepedulian yang tinggi.

Sepengetahuan saya, jiwa dermawan Bapak MS Arifin sudah teruji waktu.

Terima kasih pula atas sumbangsih pemikiran untuk beberapa organisasi kemasyarakatan yang ada di Pasongsongan.

Semoga Therapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta dan cabang-cabangnya yang tersebar di seluruh dunia memperoleh rahmat-Nya. Amin!


2. Harun Roni

Therapy Banyu Urip merupakan pengobatan alternatif yang sudah mendapat pengakuan dunia. Cuma seringkali kita latah akan pengobatan dari luar negeri yang terlihat canggih. Padahal belum tentu bisa menyembuhkan satu penyakit dengan baik. Sedangkan Ramuan Banyu Urip mampu menyembuhkan satu penyakit tanpa efek samping.

Maka kami labih memilih pengobatan natural yang bahan-bahannya dari bumi nusantara.

Tapi kita tidak bijak menentukan sebuah pilihan dalam hal pengobatan. Padahal kemampuan Ramuan Banyu Urip menywmbuhkan penyakit sudah teruji oleh masyarakat dunia.

Aku sekeluarga memilih klinik penyembuhan Therapy Banyu Urip sejak 2017 hingga sekarang.


3. Mutmainnah Bindang

Bagi saya pribadi, operasi bukanlah suatu solusi. Saya bersaksi, bahwa Therapy Banyu Urip merupakan pengobatan murah dengan jaminan sembuh maksimal.

Apalagi yang saya tahu, Therapy Banyu Urip tidak sekadar mengobati seorang pasien yang terserang penyakit. Tapi pimpinan pusat Therapy Banyu Urip Dunia, Bapak MS Arifin suka membantu mereka yang tidak mampu membeli ramuan.

Acapkali beliau dengan tim menyelenggarakan pengobatan gratis di berbagai wilayah di tanah air.

Salah satunya saya yang kecipratan bantuan Ramuan Banyu Urip dari Bapak MS Arifin.

Terima kasih buat Bapak MS Arifin. Semoga Allah membalas kebaikan Bapak.

Ttd

Mutmainnah, Pasean-Pamekasan


4. Ilham Dasuk

Setelah melewati serangkaian tes di rumah sakit: Mulai tes urine, tes darah, dan foto Rontgen, akhirnya saya dinyatakan positif mengidap penyakit batu ginjal.

Rencana operasi pun mulai dibahas oleh kami bersama tim dokter.

Tapi permasalahannya saya takut operasi. Saya kemudian meminta pulang ke rumah dulu sebelum dioperasi.

Sampai di rumah saya melakukan pengobatan di Therapy Banyu Urip.

Empat hari kemudian saya kembali ke rumah sakit. Ternyata penyakit batu ginjal saya telah raib.


Begitulah pesan dan kesan terbaik para pengguna Ramuan Banyu Urip. (Kay) 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p