Antologi Puisi Fragmen Nasib (8)



Karya: Yant Kaiy

Pulang Sekolah

1

tatapan itu menghujam tanpa batas

menusuk relung kalbuku,

wajah lembutnya berbibir ranum

bercerita tanah gunungnya kepada anganku

melepuh segalanya, terurai makna hidup

luaslah hati yang semula sumpek

terhibur diri bersihkan raga oleh senyumnya

 

lautan tak bertepi ialah otaku

keokkan tatapan curiganya

 

2

kubungkus segala lara menyiksa

dari perjuanganku menumbangkan waktu

berjalan dalam kehinaan, kemiskinan

ada kalanya tubuh letih tertusuk persaingan

 

3

banyak yang telah kudapat darí peredaran pagi hingga siang berudarakan panas menilkam batok kepalaku kian membara saja. sepotong kendaraan tak mempedulikanku dari dahaga mengopeni sisa-sisa tenaga memudar dipenantian panjang seakan sia-sia kuberdiri mematung di tepi jalan. aku memang terbiasa pulang sekolah dengan beribu kekecewaan tak terbeli barang sepeser pun meneguk air sawah mengalir di sekujur tubuh setiap asa menumbuhkan beníh-benih lelah perjalanan. bubuang jauh segala prasangka mengembangbíakkan kebencian serta kebusukan orang-orang di lingkungan tanah kelahiran. Kutak ingin diri ini terbelenggu terus-menerus mengakhiri perjuangan tanpa batas lagi. hanya animo membara prinsip juangku tak lapuk tersapu terik dan hujan serentang usia bangkitkan raga dari tidur melelahkan.

Sumenep, 01/08/1988



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

KB-PAUD Sabilul Rosyad Desa Pagagan Menerima Kunjungan Asesor Akreditasi

Kekecewaan Guru Honorer Pasongsongan: Lama Mengabdi tapi Tak Lolos PPPK

PB Elang Waru Jalin Persahabatan dengan PB Indoras Sumenep

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Mitos Uang Bernomer 999

Sekolah Hebat, SDN Padangdangan 2 Gelar Program Bersase Setiap Sabtu

KH Kamilul Himam Isi Tausiah Maulid Nabi Muhammad SAW di SDN Panaongan 3 Pasongsongan

498 Guru Honorer Sumenep Gagal Terjaring PPPK, Bagaimana Nasib Mereka?