Antologi Puisi Fragmen Nasib (4)



Karya: Yant Kaiy

Madura Nafasku

bukit-bukit berjajar tandus berbatu kapur

gersang terhampar tanah kelahiranku,

meski banyak orang bilang tentang kampungku

panorama mengagumkan, bagi mereka

acapkali kuberkaca pada cemin retak

kubersolek sepuas hati berulangkali

kurias wajahku, tanah tumpah darahku

 

gersang milik persepsi orang tetangga

tak semudah menguoapkan; melimpah garamku

menghidupi insan, menerangi jalan pikiran

lentera itu takkan pernah padam diterpa angin kemarau

semasih kedzaliman tak menjamah, memang kumasih terbelakang

di lensa mata banyak orang tak pernah menyelami dasar kolamku.

biarlah jembatan Surabaya-Madura menyatukan harapan

agar mereka dapat menyaksikan, betapa ramah kami menyambutmu

 

jangan anggap kami keras kepala dalam kisahmu

penyelesaian kami lewat musyawarah dan mufakat,

bukan carok berdarah-darah titik penghabisan sikap kami

 

kau terlalu rendah merias wajahku,

bukankah nurani punyai kita

kubersyukur dibesarkan dari kegersangan polusi

bencana tak pernah meletus jadi misteri

 

bangkitlah Maduraku tercinta

songsong masa depan penuh ceria, impian disana

aku disini tetap menantang badai menerjang lamunan

barangkali bukan hanya diriku diperjuangan ini

dibelakang mengular mengadu peruntungan.

Sumenep, 26/07/1988



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

KB-PAUD Sabilul Rosyad Desa Pagagan Menerima Kunjungan Asesor Akreditasi

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Mitos Uang Bernomer 999

Sekolah Hebat, SDN Padangdangan 2 Gelar Program Bersase Setiap Sabtu

MWC NU Pasongsongan Hadirkan Kiai Said Aqil Siradj: Menyambut Hari Santri dengan Pencerahan untuk Umat

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Di SDN Padangdangan 1 Digelar Isco Pediyah, Ajang Asah Kecerdasan dan Spiritual Siswa

Dua Siswi SDN Padangdangan 2 Ikuti Ajang ISCO MIPA 2025 di SDN Pasongsongan 2

PB Elang Waru Jalin Persahabatan dengan PB Indoras Sumenep