Amazing Goa Soekarno Pasongsongan (8)



Penulis: Yant Kaiy

Ada pula kalangan awam yang menganggap, bahwa bertapa adalah pekerjaan orang-orang yang menganut ajaran hitam dan sesat adanya. Jadi seolah ada nilai ketidakpatutan berlaku di tengah-tengah masyarakat saat sekarang. Atau bahkan seolah syirik, bagi seorang tokoh ulama besar seperti para tokoh alim di Pasongsongan mencari ilham di gua.

Tetapi perlu diingat, Baginda Nabi Muhammad SAW juga pernah berada di Gua Hira. Semua kaum muslim tahu, kalau Gua Hira merupakan salah satu situs yang sangat penting bagi sejarah Islam.

Pasalnya di gua ini Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama yaitu  Surat Al-Alaq dari ayat 1 sampai 5. Tepatnya, pada Senin 17 Ramadhan, ketika Nabi Muhammad tengah khusyuk bertafakur. Wahyu itu disampaikan oleh Malaikat Jibril.

Saat itu juga Nabi Muhammad resmi dilantik sebagai  nabi dan rasul dalam usia 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut kalender Qamariah.

Nabi Muhammad berdiam diri di Gua Hira sepanjang Ramadhan. Beliau menghabiskan waktu untuk berkontemplasi dan memikirkan fenomena alam yang terjadi di sekelilingnya.

Demikian pula dengan Raden Said atau banyak orang mengenalnya dengan nama Sunan Kalijaga, ia juga pernah bertapa di Gua Langsih di Bukit Surowiti, Desa Surowiti, Kecamatan Panceng, Gresik. Kini tempat pertapaan Sunan Kalijaga tersebut masih tetap terjaga dan menjadi tempat destinasi wisata religi yang sangat banyak dikunjungi wisatawan.

Di Kabupaten Sumenep ada deretan gua yang pernah dijadikan sebagai tempat untuk menjalani riyadah (laku batin) bagi tokoh penting dan berpengaruh di jamannya:

1. Di Kecamatan Guluk-guluk ada Gua Payudan yang dijadikan tempat bertapa Raden Ayu Potre Koneng. Kita tahu Potre Koneng adalah ibunda dari Pangeran Jokotole (Raja Sumenep yang ke-13).

Pangeran Jokotole adalah seorang raja yang sakti ketika mendirikan pintu gerbang raksasa Kerajaan Majapahit atas kehendak Raja Brawijaya VII.

2. Gua Kahuripan yang terletak di Pulau Giligenting Kabupaten Sumenep merupakan tempat bertapa bagi Ario Danurwendo (Raja Sumenep ketiga).

Sampai sekarang Gua Kahuripan ini dipercaya masih dijaga oleh kedua piaraan/pengawal Raja Ario Danurwendo, yakni macan putih dan ular putih.

3. Gua Jeruk yang terletak di dataran tinggi di luar Asta Tinggi di Desa Kebun Agung Kabupaten Sumenep merupakan tempat Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I (Raja Sumenep ke-32) menjalani riyadah.

Sultan Abdurrahman bernama asli Notonegoro Putra Raja Sumenep yaitu Panembahan Notokusumo I. Beliau mendapat gelar Doktor Kesusasteraan dari pemerintah Inggris karena ia pernah membantu Letnan Gubernur Jenderal Rafles untuk menerjemahkan tulisan-tulisan kuno di batu kedalam bahasa Melayu.

Barangkali dengan melakukan tirakat atau riyadah di mana saja boleh dikerjakan. Asal tidak menyimpang dari syariat Islam itu sendiri. Akan tetapi kalau sekiranya bisa membahayakan bagi keselamatan jiwanya, lebih baik mengerjakan riyadah di mesjid saja.

Jadi tidak salah mengerjakan ritual (bertafakkur) di sebuah gua untuk mencapai bentuk ketenangan jiwa menyatu dengan Sang Khalik. (Bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Salurkan Sedekah di SDN Panaongan 3

Abu Supyan: Kepala SD yang Memiliki TK Satu Atap Diminta Segera Urus Izin Operasional

Anak Yatim di SDN Panaongan 3 Terima Santunan dari BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Saran Agus Sugianto dalam Rapat KKG SD Gugus 02 Pasongsongan

Agus Sugianto Sependapat dengan Pengawas Bina SD, Dorong Pengurusan Izin Operasional TK Satu Atap

Notulen Rapat KKG PAI Kecamatan Pasongsongan Awal 2025

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

KKG SD Gugus 02 Pasongsongan Gelar Rapat Penyegaran dan Konsolidasi

Program Guru Tamu SDN Panaongan 3, Meningkatkan Kesadaran Perlindungan Perempuan dan Anak

Rapat KKG PAI Kecamatan Pasongsongan, Serah Terima Jabatan dan Permintaan Maaf