Langsung ke konten utama

Desa Pasongsongan, Dulu dan Kini



Catatan: Yant Kaiy

Pra era 2000-an, Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep merupakan sebuah desa yang terbilang maju ketimbang desa-desa tetangga. Ia melejit meninggalkan desa di luar kecamatan Pasongsongan. Segala kebutuhan masyarakat tersedia lengkap. Mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan papan. Hasil tangkap ikan nelayan melimpah, menambah power ekonomi masyarakat menguat. Ujungnya, kesejahteraan warga setempat kian meningkat.

Kita bisa saksikan sepanjang Jalan Raya Kiai Abubakar Sidik, toko-toko besar tempo dulu berjejer rapat yang kini beralih fungsi. Ini merupakan suatu bukti tak terbantahkan, kalau Pasongsongan menjadi pusat perbelanjaan lengkap dan murah.

Dari sisi kebudayaan, Desa Pasongsongan senantiasa menjadi kiblat bagi daerah lain. Dulu ada Zikir Samman, Macapat, Ludruk Madura, Macapat, Musik Tongtong kontemporer, gambus, kasidah, hadrah. Masyarakat setempat menyukainya dengan bangga hati, sehingga para seniman terus berkreasi.

Dari sisi transportasi, Pasongsongan memiliki armada bus antar kota dalam provinsi, yakni bus Pelita Mas. Bus ini melayani trayek Pasongsongan-Jember, Pasongsongan-Malang

Namun pada pasca 2000, Desa Pasongsongan mulai memudar seiring bermunculannya neo inspirasi dari masyarakat di luar Pasongsongan untuk juga mencicipi kemajuan yang sepadan. Budaya sok kaya dan bangga hati atas sukses yang pernah diraih orang tuanya menjadi faktor kuat Pasongsongan terpuruk. Generasi pemegang estafet kejayaan itu terlena, mereka tidak lagi bermental juara.

Dari kaca mata pemerhati kebijakan publik, Pasongsongan sebenarnya bisa bangkit asalkan si kaya mau merubah pola pikir ‘kaya sendiri’. Pola yang tak mau berbagi, tak mau memanfaatkan warga sekitar, tak ada keinginan tetangganya diberdayakan, semua itu menjadikan Desa Pasongsongan semakin tenggelam.

Padahal kemajuan suatu daerah itu bisa tercapai disebabkan adanya saling mengisi satu sama lain. Sinergi dari semua kekuatan akan menatalkan metamorfosa kemajuan berarti bagi daerah itu sendiri. Ayo bangkit, Pasongsongan!...[]

Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p