Langsung ke konten utama

Gerilya Kordes Pasongsongan bagi Kemenangan Pasangan 02

Viki Dedy Apriyanto, Kordes Pasongsongan
bagi kemenangan Fattah Jasin-Kiai Ali Fikri.
(Foto: Yant Kaiy)


Apoymadura, Sumenep – Ketua Kordes (Koordinator Desa) Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, Viki Dedy Apriyanto, dengan penuh rasa tanggung jawab terus melakukan pendekatan kepada pemilih untuk kemenangan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep (Fattah Jasin dan Kiai Ali Fikri). Salah satu wujud pendekatan itu lewat jalinan komunikasi dan konsolidasi kepada masyarakat.

Viki tidak bergerak seorang diri, beberapa unsur tokoh masyarakat ia ajak bersama-sama meyakinkan kepada para pemilih, bahwa Fattah Jasin dan Kiai Ali fikri adalah pasangan ideal untuk memimpin Kota Keris Sumenep lima tahun ke depan.

“Saya percaya kalau di wilayah Desa Pasongsongan 75 persen masyarakat akan memilih 02 (Fattah Jasin dan Kiai Ali Fikri). Alasan pertama karena di wilayah Pasongsongan banyak alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk. Yang kedua karena ada nama owner Goa Soekarno Hairul Anwar yang menjadi Tim Sukses 02,” ujar Viki kepada apoymadura.com bergairah. Sabtu (21/11/2020).

Hairul Anwar punya daya magnet cukup kuat bagi masyarakat di Kecamatan Pasongsongan karena terkenal kedermawanannya. Sebagai pengusaha muda, Hairul Anwar telah berbuat yang terbaik bagi kesejahteraan masyarakat di kecamatan ujung barat-utara Kota Sumenep.

“Dua unsur inilah yang saya yakini menjadi amunisi ampuh bagi kemenangan Fattah Jasin dan Kiai Ali Fikri. Kendati demikian, saya sebagai Kordes 02 tetap berikhtiar agar masyarakat tetap tidak mudah terhasut oleh iming-iming pihak sebelah,” tandas Viki seraya tersenyum. (Yant Kaiy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p