Langsung ke konten utama

Therapy Banyu Urip Pusat Madura Berbagi

Yant Kaiy dari apoymadura.com (kiri) dan MS.Arifin

Apoymadura, Sumenep – CEO Therapy Banyu Urip International, MS. Arifin pulang kampung halaman dalam rangka mau berkurban sapi di Hari Raya Idul Adha. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kurban sapi dilaksanakan di dua tempat, yakni di Yogyakarta dan Sumenep Madura.

“Bagi saya, menyembelih hewan kurban wajib hukumnya untuk seorang muslim yang berkecukupan. Ini saya lakukan dalam rangka berbagi terhadap sesama,” ujar MS. Arifin tidak terkesan menyombongkan diri.

Dijumpai di rumahnya yang asri, Jalan Kiai Abubakar Sidik, Depan Bank Jatim Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, MS. Arifin mengatakan kalau kedatangannya selain berkurban, dia juga akan merenovasi rumah yang baru dibelinya.

“Nantinya rumah ini selain menjadi tempat tinggal bagi kami, juga akan dijadikan rumah sehat. Tempat therapy bagi pasien. Tidak harus menunggu grand opening, mulai saat ini bila ada orang sakit, langsung saja datang ke sini. Atau bisa juga menghubungi kami terlebih dulu di nomer WA 087755074249,” terang MS. Arifin pada apoymadura.com. Jum’at (24/7/2020).


MS. Arifin akan ada di Pasongsongan hingga sampai 3 Agustus 2020. Ini kesempatan terbaik bagi siapa saja yang mau berobat, khususnya bagi warga Pasongsongan dan sekitarnya. Karena langsung ditangani ahlinya. (Yant Kaiy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p