Langsung ke konten utama

Therapy Banyu Urip International Membuka Cabang di Sumenep

MS.Arifin (kiri) bersama Akhmad Jasimul Ahyak dari apoymadura.com


Apoymadura, Sumenep – CEO Therapy Banyu Urip (TBU) International, MS. Arifin lagi pulang kampung. Banyak teman-teman dari SMPN 1 Pasongsongan-Sumenep angkatan 1988 beranjangsana ke kediamannya, di kawasan Jalan Kiai Abubakar Sidik Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Karena MS. Arifin termasuk alumni juga.

“Terima kasih atas kunjungan Anda semua,” MS. Arifin menyambut para rekan-rekannya seraya berjabat tangan. Kamis (25/6/2020).

Lalu acara ramah-tamah pun berlangsung sangat akrab. Tidak ada yang berubah dari sosok MS. Arifin sebagai pengusaha sukses dalam bidang pengobatan alternatif. Sikapnya selalu merendah yang merupakan ciri khasnya sejak kecil.

Ketika apoymadura.com menanyakan tentang perkembangan bisnisnya di tengah pandemi Covid-19, sehubungan banyak pengusaha di tanah air menjerit akibat perusahaannya ditutup sementara waktu.

“Saya juga menginstruksikan pada semua cabang Therapy Banyu Urip International untuk mentaati protokol kesehatan. Tujuannya mencegah penyebaran virus corona. Namun sebagian cabang kami ada yang buka, terutama di luar negeri yang menyesuaikan situasi dan kondisi di negara masing-masing,” terang MS.Arifin.

Sedangkan kepulangannya ke tanah kelahirannya kali ini akan membuka lagi cabang Therapy Banyu Urip  International. Bertempat di rumah yang diperkirakan dibangun pada abad XVII, MS. Arifin sudah mulai merenovasi bagian depan rumahnya untuk dijadikan tempat praktek.


“Untuk cabang di Pasongsongan ini ada yang special. Sedangkan pengobatan Jum’at, Sabtu dan Minggu akan kami gratiskan. Ini cara Therapy Banyu Urip dalam berbagi terhadap sesama,” papar MS. Arifin lebih lanjut. (Yant Kaiy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p