Langsung ke konten utama

“Relawan Hairul Anwar” Mengepakkan Sayapnya


 Opini: Yant Kaiy 

Sudah ada sinyalemen kalau “Relawan Hairul Anwar” akan berlabuh ke Fattah Jasin. Sebab jauh hari sebelumnya, aliansi ini telah melakukan komunikasi dengan Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sumenep tersebut. Dan saat sekarang aliansi yang dikomandani Hairul Anwar sendiri sudah menyatakan sikapnya secara terbuka mendukung Fattah Jasin secara penuh dalam pesta demokrasi Pilkada Sumenep 2020.

Menurut banyak pengamat politik di Kota Keris Sumenep, aliansi “Relawan Hairul Anwar” akan menjadi magnet penghisap suara kalangan millenial lantaran figur Hairul Anwar lagi digandrungi oleh para tokoh pemuda. Tak pelak, dari beberapa kelompok organisasi kepemudaan ditiap-tiap kecamatan bergandengan tangan untuk bisa memenangkan Fattah Jasin. Bahkan ada diantara mereka yang siap mengawal agar penghitungan suara berlangsung jujur dan adil (jurdil) disetiap TPS (Tempat Pemungutan Suara).

Kesadaran pribadi dari mereka mendapat atensi luar biasa dari Hairul Anwar. Bahwa diantara mereka sangat mendambakan lahirnya seorang pemimpin amanah yang mampu membawa Sumenep kepada gerbang kemakmuran bagi seluruh rakyatnya. Mereka teramat merindukan perubahan terjadi pada tatanan hidup lebih baik lagi di Sumenep.

Hairul Anwar mengamini cita-cita mereka yang sudah barang tentu keluar dari hati sanubarinya. Hal ini pula yang membuatnya merasa terketuk hatinya, sehingga Hairul Anwar mewadahi aspirasi mereka lewat “Relawan Hairul Anwar” untuk bersama-sama memenangkan Fattah Jasin.

Kini hati Hairul Anwar semakin yakin kalau aliansinya bersama Fattah Jasin akan merengkuh kemenangan di Pilkada Sumenep 2020 nanti.[]


Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p