Langsung ke konten utama

Pemerintah Beri BLT Rp. 600.000 untuk Petani Miskin

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

Apoy Madura, Nasional — Pemerintah bakal memberi Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada petani kategori miskin sebesar Rp. 600.000, dengan uraian Rp. 300.000 bantuan tunai, sedang Rp. 300.000 lagi adalah untuk sarana prasarana produksi pertanian.

Hal itu dinyatakan langsung oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pasca mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) pada Selasa (28/4).

“Pemerintah melihat bahwa saat ini untuk memberikan insentif kepada para petani yang jumlah petani kategori miskin sebanyak 2,44 juta agar memberikan insentif agar bisa menanam di periode berikutnya,” terang, Airlangga, dikutip dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomiaan Ekonomi Republik Indonesia.

Selain itu, Menko Perekonomian juga menjelaskan bahwa Pemerintah pada rapat minggu lalu, juga berencana akan memberi bantuan beras yang nantinya akan disampaikan oleh Perum Bulog sebesar 450.000 Ton.

Bantuan tersebuy akan dialokasikan utnuk daerah-daerah yang dikoordinasi oleh program Kementerian Sosial.

Bahkan, menurut Menko Perekonomian, Presiden sudah meminta kepada BUMN dan daerah serta Kementerian Pertanian untuk membuka lahan-lahan baru untuk persawahan.

Lahan tersbut adalah lahan basah ataupun lahan gambut yang ada di Kalimantan Tengah, dan diperkirakan lebih dari 900 ribu hektare.

“Nah itu yang sudah siap sebesar 300 ribu hektare, juga yang dikuasai oleh BUMN ada sekitar 200 ribu hektare,” tambah Menko Perekonomuan.

Hal itu, lanjut Menko Perekonomian, dibuat dalam rangka perencanaan supaya bisa ditanami padi, meskipun mungkin yield-nya lebih rendah daripada yang lain.

Akan tetapi, Pemerintah perlu juga mengantisipasi kekeringan yang akan melanda di beberapa negara, termasuk juga di Indonesia.

“Walaupun dari BMKG menyampaikan bahwa tidak akan ada cuaca kering ekstrem, namun kita juga memonitor apakah ada di semester kedua nanti tantangan alam, apakah itu bentuknya kekeringan ataupun hama 5 tahunan,” kata Menko Perekonomian, sembari mengakhiri keterangannya. (YK/MJ)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p