Langsung ke konten utama

ISCo Pediyah di Pasongsongan, Kabupaten Sumenep: Membangun Masa Depan yang Cerah

Agus sugianto sebagai ketua koordinator isco diniyah kecamatan pasongsongan Kabupaten Sumenep
Agus Sugianto,S.Pd, ketua koordinator pelaksana ISCo Pediyah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. [Foto: Yant Kaiy]

apoymadura.com  - Pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun masa depan yang cerah. 

Di tengah dinamika perkembangan zaman, muncul berbagai inovasi pendidikan yang memberikan peluang kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. 

Salah satu inovasi yang patut dicatat yaitu tentang ISCo Pediyah (Intelligent Student Competition untuk Pendidikan Diniyah) yang diselenggarakam di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Sabtu (14/10/2023). 

"ISCo Pediyah adalah kompetisi yang dirancang untuk mengembangkan potensi intelektual, kreativitas, dan karakter peserta yang berasal dari lembaga pendidikan SDN se-Kecamatan Pasongsongan," terang Agus Sugianto sebagai ketua koordinator ISCo Pediyah Kecamatan Pasongsongan.

Daerah Pasongsongan yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Pamekasan memainkan peran penting dalam menjadikan pendidikan diniyah sebagai sebuah wadah pembelajaran yang holistik.

"Sesungguhnya ISCo Pediyah bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan diniyah di Pasongsongan. Ini mencakup peningkatan pemahaman agama, kemampuan berpikir kritis, serta kemampuan berkomunikasi siswa," tegas Agus Sugianto. 

Selain itu, kompetisi ini juga bertujuan untuk memupuk kebersamaan antar para peserta didik.

Isco pediyah pasongsongan kabupaten sumenep
Mahmud,M.Pd, Pengawas Pendidikan Kecamatan Pasongsongan Sumenep. [Foto: Yang Kaiy]

Partisipasi Siswa

Hadir dalam pelaksanaan ISCo Pediyah Mahmud,M.Pd sebagai Pengawas Pendidikan Pasongsongan tingkat SD. 

Dalam kata sambutannya sekaligus membuka acara pelaksanaan ISCo Pediyah, Mahmud,M.Pd menyampaikan, bahwa dirinya menghaturkan banyak terima kasih kepada semua elemen yang telah berpartisipasi dalam penyelenggaraan ISCo Pediyah. 

"Saya tegaskan bahwa penilaian dalam ISCo Pediyah ini dilakukan secara adil dan transparan. Tim penilai yang terdiri dari individu berkompeten menilai setiap kompetisi dengan cermat. Ini memastikan bahwa peserta dinilai dengan objektif," tambah Mahmud M.Pd.

Kompetisi ini tidak hanya tentang persaingan, tetapi juga penghargaan. Peserta yang berprestasi dihargai dan diakui atas usaha mereka. Ini mendorong motivasi dan semangat belajar.

Isco pediyah pasongsongan kabupaten sumenep
Haji Akhmad Busri, ketua KKKS Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. [Foto: Yant Kaiy]

Pemberdayaan Siswa

Hadir pula dalam penyelenggaraan ISCo Pediyah, Haji Akhmad Busri ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Pasongsongan. 

"ISCo Pediyah memberdayakan siswa untuk mengembangkan daya nalar siswa dan memupuk kreativitas,"  ungkap Haji Akhmad Busri. 

ISCo Pediyah juga mempromosikan nilai-nilai toleransi diantara siswa. 

"ISCo Pediyah di Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, adalah sebuah langkah positif dalam mengembangkan pendidikan diniyah di Indonesia. Ini membantu siswa mempersiapkan diri untuk masa depan yang cerah sambil mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya," ucap Haji Akhmad Busri. 

Dengan terus berinovasi dalam pendidikan, Pasongsongan memberikan contoh bagi daerah lain dalam menggabungkan kearifan lokal dengan pendidikan modern. 

Ada tambahan sedikit, bahwa peserta didik yang juara satu akan diikutkan dalam ISCo Pediyah tingkat kabupaten. [kaiy]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p