Langsung ke konten utama

Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka MI An Najah Pasongsongan: Transformasi Pendidikan untuk Masa Depan

Bintek kurikulum merdeka
Para peserta Bintek Kurikulum Merdeka di Gedung KH Wahab Hasbullah. [Foto: Yant Kaiy]

apoymadura.com  - Dalam upaya terus meningkatkan kualitas pendidikan, MI An Najah Pasongsongan telah menggelar Bimbingan Teknis (Bintek) Kurikulum Merdeka selama dua hari berturut-turut, yakni pada 26 dan 27 Oktober 2023. 

Kegiatan ini berlangsung di Gedung KH Wahab Hasbullah, MWC NU Pasongsongan, dan berhasil menjadi wahana penting bagi para pendidik dalam memahami dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

"Kurikulum Merdeka merupakan salah satu langkah revolusioner dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dengan konsep pendidikan yang lebih terbuka, inklusif, dan berorientasi pada pembelajaran yang aktif, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan untuk masa depan," terang R Amin Faruk,S.Pd.I, salah satu pemateri dengan tema Peningkatan Mutu Implementasi Kurikulum Merdeka.

Bintek ini dihadiri oleh seluruh guru MI An Najah Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. 

Dalam Bintek ini, mereka diberikan pemahaman mendalam tentang esensi Kurikulum Merdeka, mulai dari prinsip-prinsip dasarnya hingga strategi pengajarannya yang inovatif.

R Amin Faruk,S.Pd.I adalah seorang ahli pendidikan yang memiliki pengalaman panjang dalam mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi. 

Dalam sesi pelatihan, ia menguraikan bahwa Kurikulum Merdeka bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, kemampuan berpikir kritis, serta pemahaman yang mendalam pada siswa.

Kurikulum Operasional Madrasah

Selain itu, Bintek ini juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran. 

Sedangkan pemateri Kurikulum Operasional Madrasah (KOM) yang menyajikan adalah Abu Talib,M,Pd.

"Semua guru diberikan wawasan tentang berbagai alat dan metode pembelajaran berbasis teknologi yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa dan mempersiapkan mereka untuk tantangan dunia modern," terang Abu Talib,M.Pd.

Ia juga menjabarkan tentang pembahasan peningkatan mutu implementasi kurikulum merdeka yang meliputi: Kurikulum Operasional Madrasah, perangkat pembelajaran (CP, TP, ATP), dan modul ajar dan asesmen. 

Harapan

Sedangkan Kepala MI An Najah Syamsi,S.Pd.I menyampaikan kalau dirinya yakin, bahwa peserta Bintek akan merasa terinspirasi dan siap untuk menerapkan pendekatan Kurikulum Merdeka di MI An Najah Pasongsongan. 

"Mereka percaya bahwa perubahan dalam pendidikan adalah kunci untuk menciptakan generasi yang tangguh dan siap menghadapi masa depan," ucap Syamsi,S.Pd.I penuh keyakinan. 

Dengan semangat baru yang mereka bawa, para pendidik di MI An Najah Pasongsongan siap untuk melanjutkan perjalanan mereka dalam mengubah pendidikan menjadi lebih relevan dan bermakna bagi anak-anak Indonesia. 

"Kurikulum Merdeka adalah langkah besar menuju visi tersebut, dan Bintek ini adalah langkah penting dalam mewujudkannya," lintas Syamsi,S.Pd.I lebih jauh. 

MI An Najah Pasongsongan, melalui Bintek Kurikulum Merdeka ini, telah menunjukkan komitmen mereka untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik dan relevan untuk anak-anak Indonesia. 

"Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya dalam mempersiapkan generasi masa depan yang lebih unggul," pungkasnya. [kaiy/mol]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p