Langsung ke konten utama

Sunatan Massal Gratis SDN Panaongan 3 dan Puskesmas Pasongsongan

gambar kepala puskesmas pasongsongan dan kepala sdn panaongan 3 pasongsongan

apoymadura.com – Dalam mengisi masa liburan peserta didiknya, SDN Panaongan 3 bekerja sama dengan Puskesmas Pasongsongan akan menyelengarakan Sunatan Massal Gratis 2023. Tentu pelaksanaan khitan gratis itu akan ditempatkan di halaman sekolah tersebut.

“Sekolah kami berada di lingkungan pelosok desa yang mayoritas warganya adalah petani. Menyadari hal itu, kami kemudian mengambil inisiatif meringankan beban orang tua peserta didik dengan menyelenggarakan khitan massal. Kita tahu berapa tarif sunat saat ini. Tentu tidak murah untuk ukuran ekonomi seorang petani,” terang Agus Sugianto. Sabtu (10/6/2023).

Kepala SDN Panaongan 3 Pasongsongan Sumenep ini juga menambahkan, untuk sementara peserta didiknya yang belum sunat ada 10 orang.

“Kami tidak menutup mata, bagi orang tua yang punya anak belum sunat dipersilakan mendaftar jika mau ikut program sosial ini. Syarat utamanya harus berada di lingkungan SDN Panaongan 3,” ucap Guru Penggerak satu-satunya di wilayah Kecamatan Pasongsongan ini cukup terbuka.

Niat tulus ini ternyata mendapat apresiasi luar biasa dari warga masyarakat sekitar. Terlebih lagi Kepala Desa Panaongan akan siap menyukseskan bakti sosial ini.

“Kades Panaongan merespons baik akan niat kami. Beliau bersedia memberikan bantuan sarung bagi mereka yang ikut khitan massal. Kades Panaongan juga akan membantu kami dalam banyak hal agar kegiatan sosial ini sukses," pungkas Agus Sugianto. [Sur]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p