Langsung ke konten utama

Dua Siswa SDN Panaongan 3 Lolos OSN Provinsi

gambar dua siswa sdn panaongan 3 pasongsongan sumenep

SUMENEP – Prestasi luar biasa ditorehkan dua siswa SDN Panaongan 3 Pasongsongan Sumenep melenggang mulus ke OSN (Olimpiade Sain Nasional) Jawa Timur. Ini merupakan kali pertama sekolah yang berlokasi di pelosok desa tersebut meraih prestasi diajang bergengsi tingkat provinsi. Selasa (30/5/2023).

“Kedua siswa kami itu atas nama Muhammad Hasan Basri dan Siti Aisyah. Prestasi membanggakan ini menjadi cambuk bagi kami untuk terus berbenah menjadi lebih baik. Ini menjadi sebuah pembuktian, walau sekolah kami berada di zona pelosok tidak mau kalah dengan sekolah perkotaan,” ucap Agus Sugianto, Kepala SDN Panaongan 3.

gambar kepala sdn panaongan 3 pasongsongan sumenep
Agus Sugianto,S.Pd, Kepala SDN Panaongan 3 Kecamatan Pasongsongan Sumenep. [Foto:sur]

Dirinya senantiasa memotivasi seluruh siswanya untuk memacu harapan sesuai talenta yang dimilikinya.

“Ini merupakan pencapaian diluar ekspektasi kami. Jujur, saya pun tak pernah menyangka sebelumnya. Karena sekolah ini berada di posisi akreditasi C. Saya jadi Kepala SDN Panaongan 3 baru satu tahun. Dalam kurun waktu itu telah banyak prestasi terukir,” tegasnya.

Agus Sugianto terus melecut peserta didiknya dalam setiap kesempatan. Bahkan acapkali dia turun tangan mendidik mereka.

“Tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua guru yang telah bahu-membahu memompa semangat para murid untuk menjadi siswa terbaik,” timpalnya.

Salah satu kiat jitu yang diaplikasikan Agus Sugianto, khusus Sabtu intra kurikuler. Disini siswa dibebaskan memilih pembelajaran seiring minat. Konsekuensinya Senin hingga Jumat ada ekstra jam pembelajaran. [sur]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p