Langsung ke konten utama

Carok Madura: Timbang Rasa Kemanusiaan

aksi tindak pidana keji dikecam banyak masyarakat internasional
Kejadian pembunuhan di Kota Bangkalan. [Foto: YK]


Catatan: Suriyanto

Selama April 2023, di Pulau Garam Madura telah terjadi dua kali tindak pidana pembunuhan di jalan raya. Peristiwa berdarah itu berlangsung pada siang hari di tengah keramaian arus lalu lintas. Semua pelakunya menggunakan senjata tajam.

Tragedi mengerikan pertama terjadi di Jalan Raya Halim Perdanakusuma Bangkalan. Rabu siang (5/4/2023). Karena persoalan dukung-mendukung Bakal Calon Kepala Desa akhirnya salah satu kelompok menyerang kelompok lawan. Tiga korban sekaligus jatuh bersimbah darah. Satu langsung meninggal dunia di tempat kejadian perkara. Dua lainnya kritis dan harus dilarikan ke rumah sakit. Di rumah sakit satu lagi korban menghembuskan nafasnya.

Sedangkan peristiwa pembunuhan kedua terjadi di Pamekasan. Segerombolan orang menggunakan senjata tajam mengeroyok seorang pemuda yang lagi membonceng ayahnya. Mereka tanpa babibu menghabisinya. Seketika sang pemuda tewas bersimbah darah di pangkuan ayah kandungnya sendiri. Tragis.

Kejadian nahas tersebut terjadi pada Sabtu (29/4/2023) di Dusun Bugatel Desa Tebul Barat Kecamatan Pagantenan Pamekasan sekitar pukul 07.00 WIB.

Atas kedua peristiwa berdarah itu, masyarakat luas sangat prihatin. Wawasan sempit dan ego lingkungan penyebab utama dari pelaku dalam menghabisi korban. Mereka menanggalkan filosofi luhur suku Madura: Je’ nobi’en oreng mon etobi’ dhibi’ sake’ (makna luasnya: Jangan suka menyakiti orang kalau dirinya merasa sakit jika diperlakukan sama.

Filosofi luhur ini sejatinya menjadi landasan ketika seseorang akan melakukan aksi nyata dalam kehidupan. Karena manusia tidak harus cari menang sendiri. Bukan seenak perutnya melampiaskan amarah tanpa mau melakukan perenungan.

Semoga kedepan tidak ada lagi korban jiwa. Masyarakat tidak boleh main hakim sendiri. Apa pun alasannya. Lantaran agama telah menegaskan, bahwa menghilangkan nyawa seseorang termasuk perbuatan dosa besar yang diancam hukuman neraka di hari pembalasan kelak.

Saya percaya, bahwa orang-orang yang telah melakukan tindak pidana tersebut mempunyai agama. Tidak cukupkah agama sebagai kajian perbandingan sebelum berbuat biadab. Ini tentu ada yang salah dari beberapa aspek pelajaran agama kepada umat.[]

- Suriyanto, Pimred apoymadura.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p