Langsung ke konten utama

Bang Sahar: Tokoh Madura Idealis

bang sahar jadi penampungan orang madura
Bang Sahar, tokoh Madura yang suka berbagi kepada siapapun yang membutuhkan. [Foto: Yant Kaiy]

Catatan: Yant Kaiy

Orang Madura berasal dari Sumenep yang ada di Jakarta mayoritas kenal akan namanya. Kendati mereka tidak tahu sosoknya. Dialah Bang Sahar berasal dari Kecamatan Kalianget Kota Keris Sumenep. Selama bertahun-tahun Bang Sahar menjadi tujuan bagi kebanyakan orang Madura yang tidak punya sanak keluarga.

Sabtu malam (22/4/2023), saya bertemu Bang Sahar dikediaman salah seorang musisi dangdut di Pandian Sumenep. Saya baru tahu saat itu penampilannya.

Seperti kebanyakan orang, pada 1996 saya kali pertama menginjakkan kaki di bumi Jakarta, dan saya sudah mendengar namanya. Sekelumit identitasnya diceritakan oleh salah seorang teman.

Bang Sahar menjadi masyhur karena sikap sosialnya. Siapapun, berasal darimanapun orangnya yang datang ke rumahnya, sudah pasti Bang Sahar menjamin makan mereka. Bahkan rumahnya digratiskan bagi mereka yang ingin menggapai impiannya di Jakarta. Dia menampungnya seperti keluarga sendiri. Kendati dirinya bukan tergolong orang kaya.

Tidak pernah pamrih. Sudah banyak orang Madura sukses berlabuh dan tak pernah bersandar lagi. Namun Bang Sahar tak pernah mengingatnya lagi. Inilah sikap mulia darinya.

Bagaimana dengan orang bersuku lain? Ia tetap tidak pernah membeda-bedakan. Bang Sahar tetap menampungnya. Asalkan dia mau makan dan tidur apa adanya.[]

- Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p