Langsung ke konten utama

Cerpen JANDA DI UJUNG RINDU MENUA

Karya: Yant Kaiy

Muak pada kenyataan hidup acapkali menghias alam pikirnya. Mita tak mampu menghalau prasangka buruk tentang Debur. Gadis sintal itu tak mau gagal untuk ketiga kalinya.

Terlalu kental pengorbanan Mita untuknya. Korban harga diri, materi, waktu dan rindu karena jarak telah memisahkan keduanya. Debur meninggalkan Mita karena satu pekerjaan. Itu demi masa depan rumah tangganya.

Mita menjanda dua kali tanpa anak. Lalu ia dinikahi Debur. Paras cantiknya, bentuk tubuhnya dan kulit mulusnya memikat kaum Adam untuk memilikinya. Tapi Mita punya kekurangan. Yakni Mudah cemburu buta.

Sedangkan Debur adalah pemain sepak bola. Walau bukan sebagai pemain bintang, namun ketampanannya memikat hati Mita. Keduanya saling jatuh cinta. Lalu mereka mengikat ikrar suci di depan penghulu.

Belum genap lima bulan pernikahannya, Debur ikut kerja temannya di luar kota. Awalnya biasa-biasa saja. Akan tetapi Mita tidak kuasa menahan gejolak asmara. Mita cukup tersiksa karena kebutuhan biologisnya tak terpenuhi.

Ketika rindu belai kasih sayang membuncah, lalu Mita mencari mangsa. Kebetulan Roni keponakan Debur ada disitu. Ia baru tamat SMP.

“Ron, tante minta tolong,” tukas Mita tanpa sungkan.

“Ya, Tante,” sahut Roni yang lagi bersosial media dengan hapenya. Ia bangkit mendekat, berdiri di samping Mita yang lagi tiduran sembari nonton televisi.

“Tolong pijitin tante, dong. Tubuh tante lagi pegal-pegal nih,” pinta Mita sambil membuka bajunya. Lalu ia tengkurap.

Roni agak gelagapan. Mita memberikan minyak urut. Roni menjalankan tugasnya dengan baik. Sejurus kemudian, Mita terlentang. Roni jadi kikuk demi melihat payudara Mita. Belum habis kaget Roni, Mita langsung menariknya.

“Jangan, Tante!... Tante tidak ubahnya ibu aku sendiri,” tolak Roni tanpa ragu.

“Justru itulah kamu harus menurut, Ron!” sahut Mita yang lagi dirasuki iblis.

Akhirnya Roni hanyut juga. Kemudian Roni membaui Mita berkali-kali dalam satu malam.[]

Medio Januari 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p