Langsung ke konten utama

Safari Baksos Therapy Banyu Urip Penghujung 2022

MS Arifin dalam poster. (Foto: Yant Kaiy) 

PAMEKASAN, apoymadura.com - Baksos (Bakti Sosial) adalah salah satu cara pendekatan diri dari hati ke hati terhadap orang lain. Diharapkan dengan interaksi sosial semacam ini bisa melahirkan rasa cinta. Ujung-ujungnya herbal Banyu Urip akan menjadi sahabat setia dalam kondisi apapun. Kamis (1/12/2022). 

"Biar yang tidak tahu tentang herbal Banyu Urip nantinya akan jadi kenal. Sedangkan yang telah kenal akan jadi sahabat terbaik seterusnya. Itulah prinsip safari Baksos kami dimanapun," ucap MS Arifin dalam kata sambutannya dipelaksanaan Baksos Therapy Banyu Urip Pamekasan 2022.

Baksos dipimpin langsung MS Arifin sebagai CEO Therapy Banyu Urip International. Dalam aksi sosial ini dirinya dibantu empat terapis berasal dari Yogyakarta, Jember dan Sumenep. 

Lokasi Baksos berada dibeberapa titik di wilayah Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan.

"Hari ini adalah hari kedua kami menyelenggarakan Baksos di Pamekasan. Dalam Baksos jelas tidak ada keuntungan finansial. Keuntungan yang kami dapat adalah bisa mengenalkan herbal Banyu Urip kepada masyarakat luas," ujar lelaki eks Polisi Militer ini apa adanya.

MS Arifin menegaskan, anggaran yang digelontorkan dalam Baksos ini tentu lebih besar dari pada beriklan di media cetak. Biaya yang dikeluarkan meliputi penginapan (hotel), konsumsi, dan transportasi. 

Ada tambahan sedikit. Sebelum Baksos Therapy Banyu Urip di Pamekasan, MS Arifin telah menggelar Baksos serupa di  Malang. [Kay]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p