Langsung ke konten utama

Pedagang dan Parkir Kendaraan di Pasar Pao Pasongsongan Picu Kemacetan

Suasana Pasar Pao Pasongsongan saat macet. (Foto: Yant Kaiy)

Sumenep – Sudah jamak berlaku dimanapun di bumi nusantara, apabila sebuah pasar posisinya berdekatan dengan jalan raya, maka kemacetan sudah pasti akan terjadi. Begitu pula yang berlaku di Pasar Pao Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep.

“Pasar Pao berada di lokasi yang tidak layak lantaran menempati sebuah pertigaan jalan raya. Ditambah lagi disitu jalannya menikung,” ujar H. Zainal Fatah, tokoh pemuda yang intens menyoroti keberadaan Desa Pasongsongan. Ahad (16/1/2022).

Butuh sebuah manuver kebijakan bagi pihak-pihak terkait yang bisa diterima akal sehat. Terutama bagi para pelaku usaha. Sebab permasalahan Pasar Pao begitu kompleks.

Terkait kemacetan arus lalu lintas, sumber penyebabnya karena tidak ada lahan parkir kendaraan. Otomatis parkir mobil dan sepeda motor menempati bahu jalan raya.

“Ditambah kesemrawutan menyangkut para pedagang yang sama-sama menempati bahu jalan raya. Terpaksa para pejalan kaki melintas di badan jalan walau itu sangat membahayakan keselamatan jiwanya,” timpal lelaki sebagai sekretaris LSM KPK Nusantara DPC Sumenep ini pada apoymadura.com.

Persoalan sampah juga memperburuk kondisi Pasar Pao menjadi tempat berbelanja yang tidak sehat dan tidak nyaman. Sejatinya ada fasilitas tempat sampah representatif disitu.

“Sebenarnya Pasar Pasongsongan yang disediakan Pemerintah Kabupaten Sumenep sudah ada. Lokasinya ada di Desa Panaongan. Tapi pasar itu hanya ditempati hari Selasa saja,” ucap Zainal.

Seolah ada keengganan dari para pembeli berbelanja di Pasar Pasongsongan. Sedangkan di Pasar Pao segala kebutuhan hidup sehari-hari tersedia lengkap disitu.

Ketika ditanya solusi terbaik agar Pasar Pao tidak macet, tidak kotor dan tidak semrawut.

“Semua pihak harus duduk bersama. Baik itu pelaku usaha, pemangku kebijakan, dan tokoh masyarakat yang ada di Pasongsongan. Dengan begitu akan menghasilkan solusi dan resolusi,” pungkas Zainal. (Yant Kaiy)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p