Langsung ke konten utama

Dua Potensi Sumber Daya Alam Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy

Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep memiliki 10 desa. Sisi barat kecamatan ini berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Pamekasan. Ada dua potensi sumber daya alam menonjol yang tidak mendapat sentuhan atensi dan proyeksi dari Pemerintah Kabupaten Sumenep. Yakni hasil tangkap ikan nelayan dan tembakau rajang berkualitas super.

Dari dulu hingga kini, hasil tangkap ikan nelayan Desa Pasongsongan terbilang besar. Ikan-ikan segar itu dijual kebeberapa daerah di Pulau Madura dan Jawa. Tak ayal puluhan ribu tenaga kerja terserap, menggantungkan hidup dari hasil tangkap ikan.

Melihat realita ini sejatinya Pemkab Sumenep bisa memproyeksikan sebuah jurus jitu untuk lebih memakmurkan kehidupan para nelayan. Misalnya saat ini masyarakat nelayan membutuhkan cold storage dan pabrik pengemasan ikan siap konsumsi.

Begitu pula hasil panen tembakau di sisi selatan wilayah Kecamatan Pasongsongan. Kualitas super tembakau Pasongsongan sudah terkenal dan banyak diminati pabrik rokok raksasa. Semestinya Pemkab Sumenep tidak tutup mata terhadap potensi dua sumber daya alam ini.

Sesungguhnya Pemkab Sumenep bisa mengelola sebaik mungkin dua potensi tersebut. Pada akhirnya ada nilai jual cukup menjanjikan. Endingnya, kesejahteraan warga masyarakat akan terbangun dengan sendirinya.[]



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p