Antologi Puisi Fragmen Nasib (15)



Karya: Yant Kaiy

Duduk Merenung

tanpa ada kalimat mengurai beragam sengketa

kian meruah seiring keserakahan kita

kesengsaraan jadi bahan pembicaraan saja

air mata begitu setia. manusia tanpa cela, gumanku

terus melintas renungan di pembaringan pikiranku

angin bertiup di pengembaraan, kekecevaan ternatal

ulah tangan tak bertanggung jawab

meniti hari melelahkan, tenaga terkuras sia-sia

kutergesa membenahi kebencian mendera

ledakkan kemarahan tak terarah

hanya inginkan lenyapkan baris-baris kecewa

tak lebih. barangkali terlalu kerdil menurut banyak hati?

terserah mereka menilaiku apa! asal jangan binasakan asaku

menganga luka, menggerogoti jiwa tanpa ampun

 

kulabuhkan segala sengketa dari tak berharga diri

meski bukanlah tujuan dari segala luka hati

tak lebih sekadar dorongan keping nafsu

 

kusegera basuh muka dari tamparan debu iri

yang membuatku tersiksa serentang kebebasan

bersembunyi keterusteranganku fana belaka,

ada berjuta keheningan halimun mengurung langkah

merenung seorang diri tanpa sahabat menemani

 

bagaikan bahtera tanpa tujuan oleng...

kesahihan bukanlah hanya suatu gambaran maya

yang mengaburkan segala rupa tak terkecuali

sia-sialah perjuangan tanpa kegagalan

 

malam larut tempat merenungku seorang diri

entah kapan akan berakhir.

Sumenep, 05/08/1988



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

KB-PAUD Sabilul Rosyad Desa Pagagan Menerima Kunjungan Asesor Akreditasi

Kekecewaan Guru Honorer Pasongsongan: Lama Mengabdi tapi Tak Lolos PPPK

PB Elang Waru Jalin Persahabatan dengan PB Indoras Sumenep

Mitos Uang Bernomer 999

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Sekolah Hebat, SDN Padangdangan 2 Gelar Program Bersase Setiap Sabtu

KH Kamilul Himam Isi Tausiah Maulid Nabi Muhammad SAW di SDN Panaongan 3 Pasongsongan

498 Guru Honorer Sumenep Gagal Terjaring PPPK, Bagaimana Nasib Mereka?