Antologi Puisi “Keping Pengembaraan Khayal” (7)
Karya: Yant Kaiy
Di atas Pentas
seringkali
kupuisikan suara jiwa ini
kukupas habis tanpa
sisa sejumput
pun
biar lapang dada ini
tanpa beban
menghimpit raga
yang senantiasa
menyiksa
tak jarang juga membelenggu
di saat luka telah memporak-poranda
yang telah
menghabiskan berkol am-kolam
air mata
kendati tak terlalu
parah menurut mereka
tapi aku tak terbiasa membendung lara
selanjutnya kupuisikan lewat hentakan
kalimat
sebelum tercipta
garis sengsara
selalu begi tu aku melampiaskan sesuatunya
sebab disinilah jalan kebebasanku
berkaribkan impian-impian
kosong
tanpa ada orang
lain mengerti
dari berbagai nakna
yang kusimbolkan
aku tak pernah
berharap
orang lain tertarik
terhadap yang kusuarakan
jikalau hal itu
jadi beban pikiran
dan mengganggu
konsentrasi mereka
sekeping pun aku
tak pernah mengharapkannya.
Pasongsongan,
22/04/95
Menjelang Tidur
derita menjelma jadi pelangi
kilaunya menyilaukan pengemberaan
inspirasi
kutuangkan begitu rupa tanpa cela
satu, dua, tiga, empat....
menghambur kenangan di pembaringan
aku terjaga
seketika sebelun memudar
kueja kata demi
kata
seiring detak jarun jam
kian lirih di daun
telingaku terdengar
kucoba sekali lagi menerjemahkannya
barangkali kutemukan rintih dalam gelap
bukankah mendung sudah
mengabarkan rintik
pada panas hatiku
tercabik lara.
Pasongsongan,
25/04/95
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.