Antologi Puisi “Bunga-bunga Kepedihan” (6)
Karya: Yant Kaiy
Gubuk Keheningan Jiwa
tak ada sejumput cinta
menemani sepiku
seorang diri
ketika kugapai bintang animo itu
justru hanyalah
kebusukan dan...
kemunafikan
bertopeng kehangatan semata
yang menyerang liar dari semua penjuru
diriku kemudian berusaha
tersenyum
berbaik hati tanpa merasa rugi
aku sadar akan kehidupan fana
tak ingin tinggi
hati
meski cemooh mereka keterlaluan
memang kuimpikan teladan
bagi perjalanan halusinasi.
Pasongsongan, 03/08/91
Mulut Pembunuh
tetap
saja dari dulu
nada bicaramu tak
terkontrol
bahkan sopanmu sengaja
dihilangkan
begitulah cara mengalahkan lawanmu
ringan kau tebar senyum
kemunafikan
serta sindiran
mengiris hati
aku hanya bisa mengacungkan jempol
menyoraki
sungai kepicikanmu
bukan sikapku tak menghormati sesama
anehnya, perasaan malumu sirna
kau kebal terhadap
cemooh kebenaran
kau masih mampu menepis semuanya
lalu kau lepaskan dalih berbelit-belit
tak memberikan kesempatan
sebagai
wujud pembuktian
paling tidak agar
jalan lurus
ditemukan
tetapi kau tak menghendakinya
malah kau
memutar-balikkan realita
kian tak kupahami
jalan hidupmu
sesungguhnya
suatu ketika
kau kutemukan tergeletak
mengurung kekecewaan
seorang diri
tak ada sehabat yang mau mendekatimu
kecuali hanya diriku
haruskah kubakar musnah ibaku padamu
meski kutahu kau akan
mengingkarinya.
Pasongsongan,
05/08/91
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.