Antologi Puisi “Bunga-bunga Kepedihan” (3)
Karya: Yant Kaiy
Diantara Debur Ombak
kepada rahman bahar
terlalu banyak
nyanyian malam kau suguhkan
halimun jatuh
pada pasir putih
tempat dimana kita menghitung
malam
bersama kekecewaan yang membentang
kau sibak juga kepribadian kita sesungguhrya
aku masih bisa
terbuai
walau kau masih bertahan
pada keteguhan
hatimu sebelumnya
haruskah aku lebih mengerti lagi
setelah tanyaku
tertahan di batu karangmu
haruskah kupaksakan?
sementara kesempatan kau sempitkan
diriku tak berkutik
sama sekali
sebab
nilai persahabatan amat utama
untuk kesekian kalinya kau
membelengguku
burung malam
mengejutkan sinar rembulan
dimana saat itu bersama kita menikmatinya
angin lembut tak
kita hiraukan
resah pun mulai
mencubitku
tiada yang lebih mengerikan
dari pada kemunafikan diri.
Pasongsongan, 09/07/91
Potret Masa Lampau
kisah lama
mengukir waktu
ada desah panjang meradang
ada penyesalan yang
tertahan
ade kekecewaan
menyesatkan
kendati tak menakutkan
bagi perjalanan
nasib diri
kuvignetkan lewat seruling asa
yang mengembara
pada pandangan nyata
melimpah tanpa
disadari
bagaimanapun tak kalah menarik kukaji
sebab masa lalu bagian terkecil
untuk dapat
dipelajari
walau ia tidak menuntut banyak
dari diri kita yang
seringkali gagal
menggapai sesuatu teramat
berharga
tak jarang
terkonsep rapi
biar sesuai impian.
Pasongsongan, 09/07/91
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.