Riwayat Syekh Ali Akbar Pasongsongan (2)
Penulis: Yant Kaiy
Kenapa
penulis menganggap perlu untuk membukukan tentang sejarah Syekh Ali Akbar misalnya,
lantaran penulis tidak ingin sejarah beliau justru menimbulkan banyak versi
yang akan melahirkan beberapa polemik
berkepanjangan. Yang mana hal demikian bukanlah merupakan urgensi dalam
penulisan sejarah kehidupan dan
keagungan Syekh Ali Akbar. Memang
selama ini disinyalir sudah mulai tergerus keaslian sejarah Syekh Ali Akbar.
Dan mulai ada ketidakseragaman diantara beberapa keturunan Syekh Ali Akbar
dalam memberikan keterangan ketika penulis bertanya atau mewawancarai mereka.
Selanjutnya
penulis punya harapan besar, semoga ke depannya tulisan ini akan bisa menjadi
“prasasti”, supaya keturunan Syekh Ali Akbar dan masyarakat luas tidak
tergelincir pada sejarah salah kaprah. Apalagi sampai memutarbalikkan fakta
sejarah. Hal ini yang sangat penulis tidak inginkan dan sekuat tenaga untuk
dihindari. Kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi.
Sebab
berbeda orang tentu berbeda cara dan gaya dalam bertutur. Ini yang sering
menjadikan salah tafsir. Tak jarang pula ada penambahan-penambahan cerita
dengan maksud untuk mempermanis supaya yang mendengarnya semakin hanyut. Kita
tentu sangatlah mahfum, orang tua kita terdahulu dalam menyampaikan sejarah
yakni biasanya lewat cerita pengantar tidur.
Harapan
penulis, semoga tulisan ini akan bisa menginspirasi kita dalam banyak hal,
khususnya kaum generasi muda. Terutama kita bisa meneladani tohoh agama seperti
Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin dalam membangun peradaban Islam di bumi
Pasongsongan. Tidak usah muluk-muluk, walaupun mungkin kita tidak sama seperti
beliau, paling tidak kita sebisa mungkin untuk membuat karya sesuai dengan
skill atau bakat yang kita miliki. Senyampang kita masih berjalan di muka bumi
fana ini, mengisi lembaran hidup lebih bermakna itu akan lebih baik ketimbang
tidak sama sekali. Tidak ada kata terlambat.
Baik
tentang sejarah Syekh Ali Akbar yang mana penulis lebih menekankan pada riset
wawancara kepada para tokoh sejarah, warga peranakan China keturunan King, dan
orang-orang yang tahu tentang sejarah asal-usul nama Pasongsongan. Kenapa demikian? Itu karena pada era belakangan ini manusia
lebih sibuk dengan urusan dunia.
Penulis
menyadari betul, di dalam tulisan agak panjang ini masih jauh dari kata
sempurna, masih banyak kekurangan di sana-sini. Seperti kata pepatah lama
mengatakan, tak ada gading yang tidak retak. Dengan berkaca pada kenyataan
tersebut, maka saran dan masukan dari pembaca sangat penulis harapkan. Karena
hal yang demikian akan sangat membantu menjadikan buku ini mendekati sempurna.
Silakan layangkan lewat WA ke nomor 085230780919.
Sebelum
dan sesudahnya penulis menghaturkan banyak terima kasih atas semua atensinya.
Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk-Nya kepada kita sekalian. Amin!
Sumenep, Desember 2009
Penulis
Prolog
Tidak
banyak yang tahu kalau nama Pasongsongan memiliki sejarah cukup panjang dan
sangat mengesankan untuk disimak. Karena saking menariknya sehingga ada pepatah
lama yang mengatakan, tidak kenal maka
tidak sayang. Demikian pula dengan mengapa dinamakan Pasongsongan jelas ada
terselip kandungan makna yang mungkin cukup beragam orang menerjemahkannya.
Karena antara individu yang satu dengan lainnya punya perspektif berbeda. Maka cukup ironis kalau diantara kita sebagai
masyarakat yang pernah tinggal, lahir dan besar di Pasongsongan; makan, minum
dan menghirup udara di situ, bahkan sudah pasti buang air besar dan kecil di
atas tanah Pasongsongan tidak tahu menahu tentang sekelumit sejarah
Pasongsongan itu sendiri.
Atau
mungkin kita menganggap sejarah Pasongsongan cukup hanya menjadi milik sejarawan saja. Sikap yang
tidak mau kenal dengan sejarah suatu daerah yang buminya sudah didiami sekian
lama merupakan suatu sikap yang kurang bijak rasanya. Apalagi sampai anti pati terhadap
sejarah itu sendiri. Sikap yang demikian memang tidak berdosa dan tidak
dimurkai oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Namun
perlu diingat, bahwa sejarah hakikatnya adalah jatidiri kita. Jatidiri yang
sepantasnya kita kaji dan kita telaah serta cermati. Kalau bukan kita lalu siapa
lagi yang akan melestarikan warisan
budaya nenek moyang kita. Sebab manusia adalah bagian dari sejarah itu
sendiri yang tidak terpisahkan kendati raga sudah berkalang tanah. Leluhur kita
menyampaikan ungkapan bijak kalau gajah mati meninggalkan gading, harimau mati
meninggalkan belang, manusia meninggal meninggalkan sejarah yang selamanya akan
dikenang oleh anak-cucu kita paling tidak, atau lebih mantap kalau kita
meninggal dunia membuat masyarakat luas berduka cita atas kepergian kita, bukan
hanya sebatas keluarga kita yang meneteskan air mata.
Karena
memahami sejarah itu pula manusia bisa hidup lebih baik dari pada sebelumnya.
Dan dengan mengkaji sejarah seseorang akan mampu membedakan nuansa baik dan
buruk karena manusia memiliki akal untuk berpikir. Apabila seseorang lebih banyak bercermin dan bercermin terhadap
sejarah maka daya nalar berpikir orang tersebut akan jauh lebih arif dan bijaksana
dalam menyelesaikan problematika kehidupan ini. Ia akan lebih mandiri dalam
banyak hal. Ia akan lebih terhormat hidupnya apabila disejajarkan dengan daerah
lain yang juga tentunya mempunyai sejarah.
Para
ahli sejarah mengatakan, bahwa sejarah adalah segala sesuatu yang terjadi di
masa silam. Fungsi sejarah pun penting untuk media pembelajaran dan
pengetahuan. Jika dijabarkan lebih jauh lagi ada banyak manfaat belajar tentang
sejarah, salah satunya sebagai media rekreatif dan inspiratif. (Bersambung)
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.